Bisakah Semuanya Terpenuhi?

118 8 0
                                    

Entah berapa lama aku tertidur, aku merasakan tubuhku begitu mati rasa, saat mengerjapkan mata yang kusadari pertama kali, aku sudah berada di kamar rawatku yang biasanya, hanya saja kabel-kabel yang tersambung ke monitor itu masih tertempel ditub...

К сожалению, это изображение не соответствует нашим правилам. Чтобы продолжить публикацию, пожалуйста, удалите изображение или загрузите другое.


Entah berapa lama aku tertidur, aku merasakan tubuhku begitu mati rasa, saat mengerjapkan mata yang kusadari pertama kali, aku sudah berada di kamar rawatku yang biasanya, hanya saja kabel-kabel yang tersambung ke monitor itu masih tertempel ditubuhku. Aku mengalihkan pandanganku pada langit-langit di atas. Pikiranku melayang padanya, dia  pasti marah aku tidak mengabarinya. Aku kembali mengingkarinya, meski aku tidak pernah mengiyakan janji yang dia minta padaku.

"Bintang, akhirnya kamu bangun juga." kata bunda yang baru saja masuk ke ruanganku.

"Bunda, aku tidur berapa hari?" tanyaku cukup penasaran.

"Kamu tidur tiga hari." jawab bunda.

Aku mengangguk paham, tidak kaget mendengar jawaban dari bunda. Karena aku pernah tidur jauh lebih lama dari itu dan aku nggak ingin merasakannya lagi. Berada di ambang kematian memang begitu menakutkan, aku tahu seperti apa yang dia rasakan saat ini. Karena aku pun sama sekaratnya, lucu sekali.

Setelah selama beberapa hari tidak membuka ponselku, aku pun akhirnya memutuskan untuk menyalakannya dan melihat apakah dia mengirimiku ribuan chat atau misscall? Dan benar saja seperti tebakanku, aku tersenyum melihat isi chat darinya. Dasar bodoh, bisa-bisanya dia mencemaskan orang lain saat dirinya sendiri begitu mencemaskan. Tanganku tanpa sadar mengetikkan sesuatu dan mengirimkan ke nomornya.

Bintang :

Hai!

Aku membaca chat yang baru kukirimkan, dan menepuk jidatku pelan. Bisa-bisanya aku mengirimkan pesa seperti itu. Sungguh bukan gayaku sekali.

TING, satu notifikasi pesan masuk ke ponselku. Aku segera membukanya dan benar saja itu balasan darinya.

Bulan :

Hai?
Gue kirim ratusan chat tapi lu cuman balas 'hai!'?
Are you kidding me?
Kemana aja sih?
Kenapa nggak bales chat gue?
Lu nggak nepatin janji lu?
Katanya mau datang lagi?
Kapan?
Gue marah sama lu?
Masih banyak daftar yang harus kita lakuin!
Ingat itu!
Reynald
Maaf! Oke, lusa kita lanjutin. ✔️✔️

Aku sudah menduga kalau dia akan menghujaniku dengan pertanyaan. Entah kenapa aku merasa senang setelah beberapa hari tidak menghubunginya. Aku sempat melupakan daftar konyolnya itu, tapi kini sudah kembali ingat. Rasanya aku sudah tidak sabar untuk pergi bersamanya lagi, sekian lama terjebak dalam batasan. Akhirnya aku bisa kembali merasakan sebuah kebebasan. Meski aku enggan mengakuinya tapi aku cukup berterima kasih atas kehadirannya.
Kami kembali bertukar pesan dan sesekali dia meneleponku, tidak banyak yang kami bicarakan,tapi entah kenapa rasanya begitu menyenangkan.

°°°

Namun, rasanya kondisiku sendiri tidak begitu bagus, karena aku masih tidak bisa keluar dari rumah sakit. Terpaksa aku pun meminta maaf padanya. Karena tidak bisa datang sesuai dengan hari yang kami sepakati.

Memories With You ✔Место, где живут истории. Откройте их для себя