05. AJAKAN YANG DITOLAK

653 62 2
                                    

HAI SEMUANYA! SELAMAT MEMBACA DAN SEMOGA SUKA, AAMIIN!

TETAP KAWAL CERITA INI SAMPAI AKHIR❤️❤️

•••

05. AJAKAN YANG DITOLAK

"Siang ini panas banget, ya." Starla mengembuskan napas dan mengusap peluh yang membasahi keningnya.

"Bisa di ganti aja nggak sih jam olahraganyaaa!" Alena yang berjalan di samping Starla merangkul lengan sahabatnya itu dan bersandar di pundak Starla.

"Tapi ada untungnya juga sih olahraga di jam terakhir. Selesai kelas bisa langsung pulang. Nggak belajar lagi di kelas dengan bau asem keringat dan sepet anak-anak habis olahraga."

Alena langsung tegelak mendengar penuturan jujur Starla. "Bener juga sih."

"Eh, Balqis kok lama di toiletnya?" Starla baru mengingat keberadaan Balqis yang tadi selesai jam olahraga saat bel pulang berbunyi, sahabatnya itu bergegas ke toilet dan meminta Starla untuk membawakan tasnya saat keluar kelas. Tapi sudah lebih dari sepuluh menit Starla dan Alena duduk di kursi depan kelas, Balqis tidak juga menampakkan batang hidungnya.

"Boker kali?" Alena mengedikkan bahu.

"Langsung ke gerbang aja yuk."

Alena mengangguk. "Yuk."

Keduanya pun berdiri dan berjalan di lorong yang sudah sepi. Samar-samar mereka mendengar suara yang begitu heboh dari arah lapangan outdoor. Karena penasaran dengan apa yang terjadi di sana, Starla dan Alena memutuskan untuk mendekat.

"Pantes sekolah langsung sepi. Semuanya di sini lagi nonton anak-anak Grixen main basket?" Alena berdecak beberapa kali melihat banyaknya murid terutama cewek-cewek yang sudah memenuhi kursi tribun di pinggir lapangan dan berseru sangat heboh.

"Kalau Grixen alasannya sih nggak perlu diragukan lagi kehebohan mereka," ujar Starla sudah tidak asing dengan suasana seperti saat ini. Karena apapun yang berhubungan dengan Grixen akan selalu menjadi pusat perhatian dan kehebohan orang-orang yang begitu mengagumi perkumpulan geng motor tersebut.

"Eh, Star. Menurut lo... Alaska sama Kak Althair sebelas dua belas nggak sih?" Alena berbisik pelan pada Starla.

"Sebelas dua belas kayanya? Iya sih." Starla mengangguk-angguk.

"Ck," Alena berdecak pelan. "Bukan cuma kaya, tapi juga gantengnya, pinternya, auranya, karismanya, yaa... itu semua lah."

"Alena, sesempurna apapun mereka di mata semua orang di sini, yang paling the best buat gue cuma Kak Queen seorang." Starla mengatakan itu dengan dagu terangkat dan juga tatapan kebanggaan pada salah satu seniornya yang sangat dia idolakan yaitu Queenzhinia Chalystha.

Bukan tanpa alasan kenapa Starla begitu mengagumi sosok Queen. Starla masih sangat ingat saat pertama kali dia bertemu dengan Queen. Queen membantu Starla yang saat itu masih SMP yang di tuduh mencuri parfum di sebuah toko di mall dan hampir di bawa ke kantor polisi. Namun, ada Queen yang menjadi saksi serta ada bukti rekaman teman-teman Starla yang sengaja memasukkan parfum tersebut ke dalam tas Starla tanpa cewek itu ketahui.

"Buktinya udah jelas. Sekarang kalian ingin memberikan alasan apa lagi?"

Kedua teman Starla itu menunduk, tidak bisa menjawab pertanyaan dari anak SMA yang kini menatap mereka tajam dan penuh intimidasi. Starla juga hanya diam berdiri di belakang Queen dengan kepala menunduk. Starla tidak menyangka jika kedua teman yang bahkan sudah dia anggap sebagai sahabatnya itu tega melakukan hal seperti ini padanya. Menjebaknya dan memfitnahnya.

ALASTARWhere stories live. Discover now