06 > Dia, lagi

3K 274 4
                                    

Jaemin berjalan santai menuju kelasnya. Dia kali ini berjalan sendiri tanpa teman-temannya. Teman-temannya mengikuti kelas siang dan dirinya kelas pagi.

Jaemin memasuki kelasnya dengan tatapan datar dan tanpa ekspresi membuat dirinya menjadi pusat perhatian karna aura yang ia keluarkan sangatlah tidak ramah dan membuat semua mahasiswa tidak nyaman.

Sepatu kets dengan coretan-coretan spidol, jaket hitam jeans dengan tulisan-tulisan berupa umpatan, rambut sedikit basah, kaos hitam polos, dan jeans sobek. Sangat- errr, nakal.

Jaemin mengambil langkah menuju ke kursi belakang. Ingin jauh dari semua perhatian, tapi malah menjadi pusat perhatian.

Pemuda berambut coklat itu mengotak-atik ponselnya untuk membalas Renjun. Tapi dirinya malah tak menemukan chat dari Renjun kecuali chat kemarin saat dirinya pulang terlambat.

Kelas akhirnya dimulai dan Jaemin memilih tidur di kursi belakang mengabaikan kelasnya dan dosen yang masuk.

Dua jam dosen menerangkan dan menjelaskan, selama itu juga Jaemin tertidur dengan lelap bahkan tidak terganggu sedikitpun.

Salahkan dirinya sendiri yang bermain game hingga subuh tanpa henti. Mulai dari PlayStation miliknya maupun game online di handphone nya bersama Hyunjin.

Hyunjin tentu saja santai karna dia kelas siang yang dimulai setelah jam makan siang. Mereka juga bertaruh uang tapi tentu saja Jaemin yang memenangkan hampir semua game nya.

Hyunjin memang noob, hehe.

"Jaem." Pemuda itu belum terbangun.

"Jaemin." Belum ada respon.

"Na Jaemin."

Hinga panggilan ketiga, Jaemin merasa terusik. Dia membuka matanya perlahan lalu mengerjapkan matanya beberapa kali hingga merasa jernih.

Dia mulai duduk, menatap sekelilingnya yang sudah sepi dan hanya ada dirinya dan sang dosen.

Jaemin menguap dan mengucek matanya lalu mengambil tasnya dan hendak berdiri. Tapi dirinya justru menangkap sosok yang kemarin menggebrak mejanya saat Jaemin beristirahat bersama geng nya.

"Tidur di kelas saya hng?" Tanya si dosen dengan wajah datar, sama seperti Jaemin.

Jaemin mendengus kesal lalu berdiri menghadap sosok tersebut. Sama sekali tak mengubah raut wajahnya menjadi takut ataupun khawatir. Bagaimanapun, dirinya tidak takut dengan apapun meskipun presiden sekalipun. Jika presiden atau polisi dia tak takut, apalagi dengan dosen yang bahkan jauh lebih rendah derajatnya dibanding para pejabat?

"Ya emang kenapa? Masalah buat lo? Lagian ya gue capek main game sampe jam lima subuh." Terang Jaemin yang membuat dosen bername tag 'Mark Lee' itu menaikkan alisnya.

"Jika kamu tau ada kelas pagi, kenapa tidak tidur lebih cepat Na Jaemin?" Mark menyebutkan nama lengkapnya yang berarti dia sudah malas meladeni dan sangat marah.

Padahal ini baru hari ke dua Jaemin berkuliah, tapi malah melanggar semua aturan dan tidak peduli dengan peringatan yang diberikan.

"Males, udah ah gue mau balik." Katanya lalu mendorong tubuh sang dosen agar menyingkir dari depan jalannya.

Mark hanya berdecak malas melihat tingkah Jaemin. Mudah saja, dia cukup memberikan skors padanya dan menulis angka C di laporan kelulusan.

Meninggalkan kelasnya, Jaemin hendak menuju fakultas hukum dimana teman-temannya berkumpul. Tapi dirinya justru terhalang dosen baik sekaligus sialan yang dia temui kemarin.

"Saya dapat laporan dari Mark, kamu tidur di kelasnya benar?" Tanyanya yang masih berada di koridor kampus dan menjadi pusat perhatian karna mendengar pertanyaan Jeno pada Jaemin.

Bagaimanapun Mark Lee adalah dosen killer yang ditakuti semua mahasiswa. Ketampanannya itu hanya cover dan sangat berbeda dari aslinya yang tegas dan tidak suka berbasa-basi.

Jaemin mengangguk malas menanggapi Jeno. Jeno melirik Jaemin, melihat raut malas Jaemin membuat Jeno memicingkan matanya.

"Ikuti saya." Perintahnya yang merupakan hal mutlak bagi Jaemin. Sedangkan si mahasiswa hanya mendengus malas dan mengikuti dosen tampan yang berambut sama dengannya itu.

Jeno dan Jaemin berjalan menuju ruangan yang menjadi saksi dihukumnya Jaemin kemarin. Ya, ruangan Jeno yang sangat bersih dan mengkilap.

"Saya sudah mendengarnya dari Mark, saya menghukum kamu untuk mendatangi rumah saya dan mengikuti pelajaran saya disana. Selama tiga jam." Jaemin melotot mendengar penuturan si dosen.

"APA?!" Teriaknya spontan dan membuat Jeno sempat memejamkan matanya.

"Saya ulangi, kamu ke rumah saya mulai dari jam enam sore sampai jam delapan malam untuk belajar." Katanya yang membuat Jaemin ingin memukul si dosen.

"Ringanin dikit lah kak!"

"Baik, kita akan melakukannya selama sebulan penuh." Tekan Jeno yang membuat Jaemin kembali memelototinya.

"Ta-

"Protes artinya tambah satu bulan."

Jaemin akhirnya diam tak berani membantah perintahnya.

Selamat menikmati penjara, Jaemin.

No, Sir [Nomin]✓Where stories live. Discover now