[27] the truth

53 13 0
                                    

Riki membaringkan tubuhnya sendiri di atas kasur miliknya.

Ia mendengus sebal karena Ona tadi tidak pulang dengannya dan malahan pulang bersama Juan.

Kampret emang pengen dibetot itu anak.

Mana ga izin dlu.

Riki pun melirik ke arah jam tangannya yang menunjukan pukul setengah empat sore.

"Tumben gue jam segini dirumah, biasanya pasti jalan mulu" gumam Riki.

Riki pun bangun dari tempat duduknya dan duduk di meja belajar miliknya.

Ia pun menyalakan laptopnya dan sibuk mengutak atik sesuatu disana.

Riki pun merenung sejenak.

Ia pun menyenderkan punggungnya ke kursi yang ia duduki.

Ia meminum air putih dalam gelas yang ada di kamarnya.

Ia pun bangun dari tempat duduknya dan membaringkan dirinya di kasur sembari meniup niupi tangannya.

"Kok panas ya, perasaan belakangan ini udah jarang kejadian dah" gumam Riki.

Biasanya tangan Riki panas jika akan ada sesuatu yang terjadi padanya atau orang disekitarnya, namun tidak terlalu parah biasanya seperti dia ketiban cicak, kesemutan, atau sebagainya.

Riki pun keluar dari kamarnya dan menuju ke arah tangga.

Tinggal dua anak tangga lagi yang harus dilewati Riki untuk pergi ke lantai dasar langkahnya terhenti setelah mendengar percakapan dari kedua orang tuanya.

"Kan udah aku bilang, aku gabisa ngelakuin semua ini" ucap Mama Riki dengan nada yang sedikit membentak.

"Kita harus jelasin ke dia sekarang, kamu ngerti ga sih, kamu mau kalo dia tau ini dari orang lain?" Sahut ayah Riki.

"Kenapa nih tumben berantem"-batin Riki.

"Kita gausah jelasin ini ke dia, dia juga fine fine aja kan selama ini ama kita, aku gamau hal ini semua malahan nge buat dia jadi jauh dan ngerasa canggung ama kita"

"Tapi kita harus tetep jelasin ini ke dia"

"Jelasin apa lagi, Gaada yang perlu dijelasin"

"Kamu itu harus jelasin ke Riki sayang kalo sebenernya dia itu bukan anak kita sebelum semuanya terlambat, aku tau kalo kamu takut Riki nanti down atau segala macem tapi aku yakin Riki ga se lemah itu dan pacarnya dia pasti bakalan bikin dia kuat kok"

Setelah mendengar kata tersebut Riki pun meneguk salvianya kasar sembari membelalakkan matanya.

Tangannya pun menggenggam pegangan tangga yang ada di sampingnya.

Ia pun berfikir sejenak apa yang dadynya katakan tadi.

"Huh whatever kita bahas lain kali aja aku males bahas beginian sayang" ucap Mama Riki sembari berbalik ingin melangkah menuju kamarnya.

Namun langkah sang mama terhenti setelah melihat Riki yang ada di tangga dengan posisi kepala yang tertunduk seperti sedang menahan tangisannya agar tidak keluar saat itu juga.

Pada waktu yang sama dady Riki juga melihat hal tersebut dan langsung membeku di tempat karena sepertinya anaknya itu mendengar pembicaraannya dengan istrinya.

Riki pun menegakkan kepalanya dan berjalan menuju kotak obat yang ada di ruang tamu ia pun mengambil alkohol dan juga kapas disana.

Setelah itu Riki kembali melangkah menuju tangga untuk kembali ke kamarnya tanpa mengatakan sepatah kata pun.

THE TRUTH || Ni-Ki [END]Where stories live. Discover now