Mogok

772 32 0
                                    

Happy Reading 🐻

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Happy Reading 🐻

Gelak tawa dari ruang tamu membuat seorang gadis didalam kamarnya mengernyit heran. Keluar dari sana dan berjalan menuju sumber suara.

Pupil matanya melebar ketika menemukan Gibran sedang duduk dengan Indah di sofa sembari bercakap ria.

"Mah," panggil Aileen membuat wanita paruh baya itu mengalihkan perhatiannya.

"Sayang... Ini ada teman kamu."

Aileen menghampiri Mamahnya. "Dia bukan teman aku, Mah.."

Indah tersenyum simpul. "Orang dia satu sekolah sama kamu, pasti dia teman kamu. Harusnya kamu bersyukur Leen punya teman baik dan ganteng kaya dia."

"Bersyukur gimana orang dia nyebelin, bikin aku emosi," sahut Aileen di dalam hati.

"Nak, kamu udah sarapan belum? Yuk sarapan bareng, Aileen belum sarapan, dia itu punya maag kalau telat dikit pasti perutnya sakit." Indah mengajak Gibran masuk ke dalam meninggalkan Aileen yang sedang menatap keduanya cengo.

"Leen, kamu mau sampai kapan disitu terus." Suara Indah membuyarkan lamunannya.

"Iya Mah..." Aileen langsung menghampiri dua manusia yang terlihat begitu asik dan duduk ditengah keduanya.

"Kamu ngapain kesini?" tanya Aileen pada Gibran.

"Sesuai ucapan gue kemarin, gue bakal anter jemput lo kemana pun lo pergi," sahut Gibran menatap dalam manik mata coklat milik Aileen.

"Asal lo jauhin Keo," sambung Gibran tepat ditelinga Aileen.

"Udah ganteng, baik, pasti banyak yang suka sama kamu ya? Kalau tante masih muda, kayanya Tante juga bakal suka sama kamu," kata Indah membuat Aileen melotot.

"Mamah, inget Papah.."

"Iya sayang, mana mungkin Mamah lupa sama Papah."

"Udah yuk makan, sebentar lagi jam setengah tujuh, kalian harus berangkat," lanjut Indah setelah menyiapkan makanan untuk Aileen dan Gibran.

🐻🐻🐻

"Ini motor siapa?" tanya Aileen pada Gibran ketika ada motor matic bewarna hitam didepan rumahnya.

"Motor sopir gue," sahut Gibran kemudian naik ke atas motor.

"Kenapa diam? Lo gak suka naik motor buntut kaya gini?" tanya Gibran ketika Aileen hanya diam ditempatnya.

Aileen menggeleng dua kali. "Aku lebih suka motor sopir kamu daripada motor kamu yang kemarin."

Gibran mengernyit. "Kenapa?"

"Motor kamu tinggi banget, aku jadi melosot terus," sahut Aileen jujur.

"Makanya jangan cebol!" ejek Gibran membuat Aileen menggerutu kesal. Pasti Gibran selalu mengejeknya cebol.

Parelthon [ON GOING]// HIATUS Where stories live. Discover now