Pembalut

903 42 0
                                    

Happy Reading🐻

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

Happy Reading🐻

Gibran memicingkan matanya melihat deretan motor milik sahabatnya sudah terparkir indah dihalaman rumahnya. Cowok itu segera turun dari motor dan masuk ke dalam rumah. 

"Temen gue disini?" tanya Gibran ketika melihat Kakaknya sedang menonton televisi.

"Eh monyong!" umpatnya terkejut dengan kehadiran Gibran.

"Salam dulu kek lo! Ulang!" titahnya membuat Gibran menghembuskan nafas malas dan merotasikan matanya. Namun tak ayal ia mengikuti perkataan kakaknya itu.

"Assalamualaikum..."

"Wa'alaikumsalam, nah gitu kan gak bikin jantungan."

"Temen gue disini?" ulang Gibran.

Gita mengangguk dua kali kemudian kembali fokus dengan film yang sedang ia tonton. "Iya, baru dateng setangah jam yang lalu."

Tanpa sepatah kata pun, Gibran langsung ngacir ke dalam kamarnya. Ia yakin sekarang ruang pribadinya itu sudah tidak berbentuk.

Ceklek...

Tidak ada satu pun manusia didalam sana yang menoleh ke sumber suara. Ke empat cowok disana masih sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Ada yang sedang bermain ps, ada yang sedang memakan snack dan dua cowok di kasur sedang mengunjungi alam mimpi.

"Keluar," seru Gibran membuat mereka mengalihkan pandangan kecuali dua manusia yang masig tertidur pulas.

"Eh udah balik aja lo? Silakan masuk, anggep aja kamar sendiri," ujar Beny sambil membuang kulit kacang  sembarangan.

Gibran memperhatikan sekeliling kamarnya yang sudah tidak berbentuk. Sampah dimana-mana, ada jaket dan seragam yang sudah tergeletak sembarangan dan... Oh tidak kolor motif dora kesayangannya yang entah bagaimana sudah digantung didepan televisi.

"Kolor lo bagus, btw gue baru tau lo suka koleksi kolor dora" Aldo yang semula sedang fokus bermain ps sekilas melirik Gibran.

Gibran mengambil kolor itu lalu melemparkannya ke keranjang baju kotor. Hancur sudah reputasinya. Gibran yang dikenal cool dan primadona sekolah nyatanya mempunyai beberapa koleksi kolor motif dora.

"Cabut lo pada! Ngerusuh doang bisanya!" decak Gibran sambil melemparkan tas miliknya ke kasur hingga membuat dua manusia itu bangun.

"Buset apa nih? Duit segepok jatuh dari awan kali ya." Chandra mengusap keningnya, matanya masih sayup dan nyawanya masih belum terkumpul.

"Aamiin, tadi gue juga mimpi jadi miliader terus punya istri banyak," ujar Hans sambil cengir tidak jelas.

"Bangun bego! Jangan ngimpi mulu lo pada, noh yang punya kamar udah dateng!"

Dua manusia itu sontak melompat dari kasur king size milik Gibran dan mengubah raut wajah mereka seolah tidak tahu apa-apa. Bisa habis mereka karena tidur di kasur milik lelaki itu.

Parelthon [ON GOING]// HIATUS Donde viven las historias. Descúbrelo ahora