Rooftop

924 44 0
                                    

Happy Reading 🐻

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Happy Reading 🐻

Gibran mendribble bola dengan sangat lincah. Bola memantul dengan ritme yang pas. Cowok itu mengambil ancang-ancang untuk memasukkan bola bewarna orange ke dalam ring.

Tubuhnya sedikit membungkuk, kakinya sedikit menekuk lalu melompat melakukan lay up. Bola itu melambung sangat tinggi dan... Yap! Bola itu masuk dengan sempurna ke dalam ring.

Sorakan dan decakan kagum terdengar memenuhi lapangan basket ketika Gibran berhasil memasukan bola ke dalam ring.

Gibran melangkahkan kakinya menuju ke tepi lapangan. Ia mengusap keringatnya dengan handuk kecil bewarna hitam. Setelah itu ia nenyanpirkan handuk itu di bahunya.

"Gila, pesona lo memikat hati para jomblowati di SMA Elang man!" ucap lelaki dengan kalung salib yang melingkar dilehernya. Lelaki itu bernama Hans.

"Kapten basket kita emang paling joss!" puji Beny diangguki oleh anggota basket lainnya. Sedangkan Gibran hanya memasang wajah datarnya saja.

"Keo ngajakin tanding basket dilapangan biasa," ujar Aldo setelah memasukan ponselnya ke dalam saku.

"Tuh bocah gak ada habisnya cari gara-gara sama kita," ujar seorang lelaki bernama Chandra. 

"Bener, lagian mau sampai kapanpun dia akan tetap dibawah kita." Hans tersenyum remeh. Lagian yang dia ucapkan adalah fakta, sampai kapanpun Keo dan timnya tidak akan bisa menandingi kehebatan SMA Elang.

Gibran mengabaikan ucapan para sahabatnya. "Kapan?" tanyanya pada Aldo.

"Besok, pulang sekolah."

"Oke."

Mereka semua mengalihkan pandangannya ke depan. Lebih tepatnya beberapa langkah dihadapan Gibran.

"Nenek lampir tuh," celetuk Hans ketika melihat seorang gadis dengan baju cheerleader datang menghampiri Gibran.

"Hai Gibran, nih aku bawain kamu minuman. Pasti kamu haus, kan?" Gadis itu menyodorkan botol minum dengan warna senada dengan bajunya.

Gibran menatap malas gadis itu. "Gue gak butuh."

"Kok kamu gitu sih? Minum dong," paksanya kembali menyodorkan air mineral itu.

"Jangan mau Gib, siapa tahu itu air udah dicampur sama pelet." Beny menatap minuman itu dengan curiga.

"Enak aja lo kalau ngomong! Gue cantik, kenapa harus pakai pelet?!" Dengan sombongnya ia menyibakkan rambut panjangnya yang dikucir satu.

"Cantikan juga Lisa blackpink," celetuk Hans ikut mengomentari.

Gibran yang sudah bosen mendengarkan perdebatan tidak penting itu lantas pergi dari sana.

"Kamu mau kemana?" tanya gadis itu mengejar Gibran dan menahan lengan cowok itu.

Parelthon [ON GOING]// HIATUS Where stories live. Discover now