Malu

1K 50 3
                                    

Happy Reading 🐻

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Happy Reading 🐻

Aileen mendengus seraya memperhatikan jalanan yang terlihat lebih sepi dari biasanya. Gadis itu merasa sedikit tidak nyaman ketika duduk di jok motor yang terlalu tinggi baginya.

Ini sudah lebih dari lima kali Aileen merosot ke jok depannya dan itu membuat punggungnya sakit karena menahan tubuhnya agar tidak merosot kembali. Sepertinya Aileen tidak akan mau dibonceng dengan motor sport lagi.

Aileen bernafas lega ketika cowok itu menghentikan motornya di pom bensin. Tanpa aba-aba Aileen melompat dari atas motor. Aileen merenggangkan badannya yang terasa pegal.

"Lo ngapain turun? Tangkinya ada didepan," ucap Gibran sedikit berteriak seraya membuka visor helmnya.

Aileen melongo, ia menatap tangki yang ditunjuk oleh Gibran. Gadis itu menahan mati-matian rasa malunya ketika orang-orang menertawakannya. Ini semua karena suara Gibran yang sangat kencang hingga menarik perhatian banyak orang.

"Malu-maluin lo!" cibir Gibran saat Aileen sudah duduk kembali di jok belakang.

"Kamu gak ngasih tau kalau tangkinya ada didepan!" protes Aileen.

"Salah sendiri gak tanya."

Aileen memutar bola matanya malas. Baru dua hari kenal dengan Gibran sudah membuatnya paham betul akan sikap cowok itu. Ardenta Gibran Prasetya cowok yang tidak akan pernah mengakui kesalahannya dan cowok yang tidak akan mungkin mengalah pada orang lain. Itu sudah sifat mutlak dari seorang Gibran.

***

Aileen mendongak saat setumpuk buku tiba-tiba berada dihadapannya. Gadis itu menatap Gibran dengan tatapan bingung. Sedangkan Gibran menatap Aileen santai, tangannya dimasukan ke dalam saku celana abu-abunya.

"Kerjain semua tugas gue," ucap Gibran dengan nada datar kemudian duduk di kursi dengan kaki kanan diatas kaki kiri, kedua tangannya diletakan diatas penyangga kursi.

Aileen membulatkan matanya, gadis itu menggeleng cepat. "Gak mau, itu tugas kamu bukan tugas aku."

"Ini hukuman buat lo karena buat gue nunggu. Kerjain semua, jangan ada yang kelewatan." Setelah itu Gibran melenggang pergi tanpa mendengarkan protesan yang akan keluar dari mulut Aileen.

Aileen berdecak kesal. Ditatapnya satu persatu buku yang belum ia sentuh sama sekali.

"Sepuluh buku, berarti ada sepuluh tugas?" tanyanya pada diri sendiri.

Sedetik kemudian ia melongo masih dengan tatapan menuju setumpuk buku itu.

"Sepuluh tugas? Gila, dia pikir otak aku kaya mbah google?!" gerutu Aileen.

Parelthon [ON GOING]// HIATUS Where stories live. Discover now