9 | Ibu yang Buruk

Bắt đầu từ đầu
                                    

Lagipula, kita tak akan rugi apapun hanya karena memberi makan hewan-hewan menggemaskan itu 'kan?

"Om Ala apah, Ati?" Tanya Addar pada tantenya itu.

(*Om Bara lagi apa, Ammaty?)

"Om Bara ambil makanan kucing, Addar mau ngasih maem nggak?" Tanya Naqiya balik. "Kalo nggak mau ntar makanannya dimakan sama Om Bara aja."

"Ngawur," Timpal Bara yang sudah kembali. "Mabok kalo Om yang makan."

Naqiya tertawa lagi mendengar sahutan suaminya itu. Mana mungkin sebringas-bringasnya pria itu sudi makan makanan kering kucing. Jelas makanan itu akan sangat terasa amis di mulut manusia.

"Ayo sama Om kasih mam kucingnya," Bara menggendong Addar dan mendekati kucing tersebut. Mereka asyik bermain dan mengelus kucing-kucing yang baru berdatangan juga.

Naqiya tak mendekat, ia sebetulnya suka kucing, hanya saja saat ini ia sedang menggendong Gaza. Geraknya agak sedikit sulit.

"Lucunyaa Masha allah, cowok ya, Mbak dedek bayinya?" Tanya Ibu-ibu pekerja di villa itu yang sedang lewat di depan Naqiya. Ibu itu tampak terpesona dengan bayi yang Naqiya gendong.

Naqiya sedikit terkejut lalu mendongak menatap cleaning service villa ini yang sangat ramah. "Eh, iya, Ibu, cowok hehe."

"Ooo pasti Papanya cakep ini," Ucap Ibu tersebut, "Mamanya cakep begini soalnya."

Naqiya tersenyum dan menunjuk Bara beserta Addar yang masih sibuk dengan kucing-kucing di sana. "Ibu kerja di villa ini?" Tanya Naqiya basa-basi.

"Pantesan cakep bayinya yah, ya Allah sholawatin dulu semoga cakepnya nular ke cucu saya," Ibu itu tersenyum girang. "Iyah, Mbak, Ibu kerja di villa. Bersihin villa ini, samping, sama yang belakang, yah itung-itung bantu Suami nyari duit hehe." Ucapnya. "Mbak dari kota ya?"

"Oalah.." Naqiya mengangguk-anggukan kepalanya, "Iya, Bu, kebetulan nemu villa bagus begini."

"Nah emang pas itu, Mbak. Apalagi buat keluarga kecil macem Mbak, suami sama anak-anak. Biasanya villa yang samping itu buat keluarga kecil. Kalo villa depan ini buat keluarga besar." Jelas Ibu tersebut.

"Papanya sayang banget sama anak-anaknya ya." Tutur ibu itu lagi sebelum Naqiya sempat membalasnya. "Keliatan, pasti sayang istri juga."

Lagi, Naqiya hanya bisa tersenyum dan mengangguk. Memang benar itu yang ia rasakan. Bara menyayanginya, Bara juga menyayangi putranya.

"Langgeng terus sampai maut memisahkan ya, Mbak. Pasangan serasi nih, kalo di sosmed-sosmed pasti udah viral deh," Ucapnya.

"Aamiin, Ibu bisa aja." Tutur Naqiya. "Kadang malah yang di sosmed nggak sesuai sama kenyataan loh, Bu," Tambahnya.

"Nah itu, Mbak mirisnya jaman sekarang. Apa-apa bisa ditutupi. Yang keliatan baik-baiknya aja. Yah namanya jaman udah berubah ya," Jelas Ibu itu. "Kaya artis hamil di luar nikah aja bisa-bisanya ditutupi, padahal orok juga tau dia zinah 'kan. Ih naudzubillah deh. Kasian bayinya nanti itu mah."

Ah.

Topik itu begitu sensitif di telinga Naqiya saat ini. Hanya beberapa menit obrolan berhasil membuatnya murung dan kembali merasa buruk sebagai seorang wanita.

"Mbak?" Panggil Ibu tersebut, "Yaudah Ibuk lanjut kerja dulu yah, dadah dedek bayi..." Tuturnya sebelum Naqiya membalas dengan senyuman dan anggukannya.

"Huh..." Mata Naqiya kini menatap pada tenang air wajah Gaza di pangkuannya.

Mungkin memang ia bukan wanita yang baik. Wanita yang tak bisa menjaga dirinya sendiri, sehingga anak semulia Gaza harus terlahir dari rahimnya.

Mungkin Gaza akan lebih bahagia bila bukan dirinya yang mengandung dan melahirkan bayi itu. Mungkin memang dirinya tak pantas mendapat gelar sebagai ibu dari Gaza.

Bayi seperti Gaza bahkan tak pantas mendapat gelar bayi di luar nikah, walaupun kenyataannya memang seperti itu. Namun, ibu mana yang tak tersayat hatinya bila darah daging yang tak tahu apa-apa harus menanggung kesalahan orangtuanya?

"Maafin Mama ya, Nak..." Bisik Naqiya yang kini matanya tanpa sadar mulai berlinang. "Maaf Gaza harus lahir dari rahim perempuan kaya Mama."

Entah mengapa hatinya terasa sesak. Dari sekian banyak wanita di bumi, mengapa harus dirinya yang dipilih menjadi ibu untuk Gaza?

Naqiya merasa tak pantas, sama sekali tak pantas.

Seakan mengetahui bahwa Mamanya sedang tidak baik-baik saja, bayi mungil di gendongan Naqiya itu mengulat sebelum ia mengerjapkan mata kecilnya. Beradaptasi dengan cahaya di luar.

"Semakin liat kamu, Mama semakin nggak tega," Bisik Naqiya yang mati-matian menahan tangisnya.

Tangannya mendekap erat bayi Gaza ke dalam peluknya. Betapa ia sangat amat menyayangi bayi yang dulu pernah ia benci. Bahkan rasa sayang itu melebihi sayang ke dirinya sendiri.

"Gaza anak baik, dari Gaza di perut, Gaza selalu jadi anak baik..." Bisiknya sembari mendongak, menahan tangisnya yang hampir meluruh. "Gaza nurut, anteng, nggak pernah rewel di perut," Tuturnya.

"Maaf Gaza harus punya Mama yang nggak baik begini," Tambahnya sebelum akhirnya air mata itu meluruh membasahi pipi.

Tanpa Naqiya sadari, Bara yang telah berdiri itu memperhatikan apa-apa yang istrinya lakukan. Bara semakin yakin bahwa Naqiya sedang tidak baik-baik saja.

Gelagat aneh yang Bara rasakan bukan hanya perasaannya saja, tapi itu nyata. Seperti saat ini, Naqiya tiba-tiba saja menangis. Walaupun wanita itu tak sadar kalau Bara tengah memperhatikannya.

Bara dengan Addar di gendongannya tadinya hendak mendekat ke arah Naqiya, kini berniat memutar balik. Memberikan ruang untuk Naqiya menangis sendiri. Mungkin itu yang bisa ia bantu untuk istrinya itu.

"Om Ala!" Panggil keponakannya yang membuat kepala Bara menunduk pada anak tersebut.

"Ati Nay... ngis?" Tanyanya yang sontak membuat Naqiya mendongak dengan matanya yang berair dan memerah.

Kontak mata itu terjadi dengan Bara. Kali ini Naqiya khawatir bahwa Bara akan menyadari bahwa dirinya sedang tidak baik-baik saja.

"Mas..." Naqiya berusaha menghapus air matanya dan menunduk, tak lagi berani menatap Bara. "Aku nggak—"

Kalimat Naqiya terputus sesaat setelah Bara duduk di sampingnya. Pria itu justru menepuk-nepuk pundaknya sendiri. Sontak tatapan nanar Naqiya beralih meminta penjelasan dari gerakan tersebut.

"Lanjutin nangis di pundak Mas sini, ndak papa, jangan ditahan."

[ B A Y I D O S E N K U  2 ]

Kalau kamu bosan,
Jangan menghilang,
Kalau kamu bosan,
Kamu bisa bilang.

Pak Bara tutorial punya hati selembut anda bagaimana caranya ya pak?🙏

Rất tiếc! Hình ảnh này không tuân theo hướng dẫn nội dung. Để tiếp tục đăng tải, vui lòng xóa hoặc tải lên một hình ảnh khác.


Pak Bara tutorial punya hati selembut anda bagaimana caranya ya pak?🙏

Mau up lagi kapan ni? Komen disini ya! Jangan lupa besok terakhir promo mowteaslim, stok mulai menipispispis😭 Alhamdulillah

Bayi Dosenku 2Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ