Part 3: Cruel Summer

Start from the beginning
                                    

"Silakan," kata Namjoon. "Kau bisa melakukan apa pun yang kau inginkan di sini." Kemudian, Namjoon mengulurkan tangan dan jari-jarinya meluncur lembut di bawah dagu Seokjin.

Seokjin menangkap pergelangan tangannya. "Hentikan, Namjoon."

"Aku sedang membantumu."

Apakah Namjoon benar-benar ingin berubah menjadi superhero? Sejak kapan? Pemuda itu adalah seorang bad boy, pembuat onar, juga sering membuat orang-orang patah hati dan daftarnya bisa terus bertambah seiring berjalannya hari. Selain itu, Namjoon juga memiliki saingan bisnis yang tidak suka dengan kepribadiannya, lalu... "Sepertinya sudah cukup jelas, aku bukan target yang ingin mereka tembak."

"Maaf?"

Seokjin melepaskan tangan Namjoon dan berbalik untuk mengetuk layar privasi yang memisahkan mereka dengan pengemudi di depan."Halo?"

Sopir itu tidak menjawab.

"Seokjin, kau harus menekan tombol untuk menurunkan layarnya." Nada humor menyelinap di balik kata-kata yang Namjoon ucapkan. Dia pikir ini adalah waktu yang tepat untuk bercanda?

Seokjin mencari-cari sampai dia menemukan tombol untuk menurunkan layar. Dan segera setelah kaca itu diturunkan... "Aku ingin pulang."

Sopir itu tetap tidak memberikan tanggapan.

Lalu, Seokjin mulai mengoceh tentang alamatnya. "Bawa aku ke sana sekarang juga, tolong." Kemudian, pikiran lain menyelinap ke dalam benaknya sehingga dia menoleh pada Namjoon. "Kita harus memanggil polisi!"

"Aku akan menangani mereka, setelah aku menjagamu."

"Namjoon, aku benci mengatakan ini kepadamu, tapi hal terakhir yang kubutuhkan adalah kau yang menjagaku. Aku tidak membutuhkannya. Oke, koreksi, aku tidak benci untuk mengatakan itu kepadamu tapi aku dengan senang hati memberitahumu." Seokjin mengoreksi dengan tegas. "Aku tidak membutuhkanmu."

"Lalu kenapa kau terlihat sangat senang saat melihatku muncul di restoran?"

"Aku..." Oh, sial. Karena kencan itu adalah bencana.

"Dan maaf kalau mungkin ingatanku agak sedikit kabur, tapi ketika aku menyelamatkan hidupmu beberapa saat yang lalu, bukankah seharusnya kau cukup senang bahwa aku bisa berada di sana dengan mobilku yang menunggu untuk membawamu pergi ke tempat yang aman?"

Seokjin menyipitkan mata menatapnya. Kemudian, dia mendengar suara deru samar yang memberitahunya bahwa layar privasi di dalam mobil itu kembali dinaikkan. Seokjin menoleh dan tinjunya secara naluriah mengetuk kaca itu dengan keras. "Hei! Sebaiknya kau mengantarku pulang ke rumah!"

"Dia tidak akan bisa mendengar apa-apa." Kata Namjoon dengan sabar.

Mudah. Seokjin hanya perlu menurunkan kembali kaca itu, kan? Jari-jarinya kembali menekan tombol kontrol. Hanya saja, kali ini layarnya tidak mau turun. "Kau mematikannya!"

"Apa?"

"Aku tahu pasti ada tombol lain di dekat sini dan kau baru saja menonaktifkannya." Tukas Seokjin marah seraya menatap tajam ke arah Namjoon. "Bawa aku pulang!"

"Kau stress."

"Ya, kau pikir?!"

"Kenapa kau tidak mencoba untuk tenang? Sebentar saja."

"Tidak bisa. Aku selalu stress saat berada di dekatmu." Kata Seokjin jujur. Kali ini, dia menutup mata dan memijat pelipisnya pelan. "Tapi yang ini lebih buruk. Seribu kali lebih buruk dari biasanya karena malam ini aku hampir saja tertembak ketika seseorang mencoba menyerangmu."

Hening. Lalu... "Bisa kau katakan sekali lagi?"

Keping matanya kembali terbuka. "Kau adalah orang yang memiliki banyak musuh!"

Sweet Chaos | NamJinWhere stories live. Discover now