BAGIAN 27

4.6K 403 20
                                    

Rafa menggesekkan rambutnya dengan handuk kecil lalu duduk di kasurnya. Lelaki itu baru saja selesai mandi kemudian menggunakan pakaian santainya. Handphonenya bergetar sedari tadi di atas kasur, Teman-teman satu komunitas dengannya sangat ribut di group chat WhatsApp dan itu salah satu alasan Rafa untuk mensilent handphonenya tadi. Sekarang mereka malah menghubunginya berulang kali.

Rafa berdecak kesal lalu memilih segera menjawab panggilan itu.

"Lo kemana aja bro? Ayo lah ngumpul sini bareng kita di cafe biasa."

"Hmm."

"Ck, lo bakalan nyusul kagak nih? Hmm doang."

"Nanti gue nyusul."

"Sip, abang Afa ganteng!"

Rafa segera memutuskan panggilan itu setelah mendengar jawaban dari temannya di seberang. Setelah merasa rambutnya kering, Rafa meletakan asal handuk kecilnya tadi lalu bangkit dan mengambil jaket komunitas skeatboardnya dengan lambang skeatboard di bagian samping dada kiri lalu mengambil kunci motornya dan segera turun ke bawah.

G E R I M I S

Zeva menatap taburan bintang di atas langit dari arah balkon kamarnya dengan menekukkan kakinya, kedua tangannya dia gunakan sebagai bantal untuk bertopang dagu. Zeva menutup mata sesekali merasakan embusan angin malam ini yang terasa sedikit dingin dan bau tanah menyugar penciumannya akibat hujan tadi sore.

Gadis itu hanya diam tetapi di dalam pikirannya sangat berisik. "Capek tapi gue gak mau nyerah. Rasanya gak sanggup, gak bisa, tapi sampe sekarang masih tetap gue jalanin. Gue bosan hidup sebagai diri sendiri, tapi gue juga gak mau jadi seperti orang lain. Rasanya mau mati tapi belum siap ketemu sama Tuhan." Zeva terkekeh lalu menghela menghela napas kasar lalu tersenyum menatap satu ke arah bintang yang paling terang di atas langit itu.

"Gue seneng, dia baik-baik aja," ujar Azka yang berada beberapa meter dari posisi Zeva sekarang bersama dengan Putra dan Bani.

"Lo gak mau samperin dia sekarang?" Azka menoleh ke arah Putra.

Putra berdecak kesal, "pengecut lo Ka!" umpatnya.

"Jadi lo ngajak gue sama Putra cuma buat temenin lo liat Zeva dari sini tanpa berani nyamperin langsung?" tanya Bani.

"Cabut, yang penting gue tau kalo dia baik-baik aja sekarang," putus Azka lalu memakai helm fulfacenya kembali dan mengendari motornya meningggalkan mereka berdua.

"Woy Ka! Malah di tinggal lagi! Dasar laknat!" umpat Bani.

"Gak usah ngumpat, nanti lo kesambet sama setan di sini gimana?" peringat Putra yang membuat Bani seketika merinding, "gue duluan susulin Azka," lanjut Putra dan segera mengendarai motornya membuat Bani ketar ketir di sana.

"Dasar Babi lo! Woy tungguin gue!"

G E R I M I S

Rafa memelankan motornya dan menajamkan matanya melihat lelaki yang sering ke rumah Zeva setiap malam itu tengah terlibat perkelahian dengan sekelompok pria berbadan kekar di sana.

Rafa segera mengendarai motornya dengan kecepatan tinggi ke arah mereka hingga membuat beberapa orang berbadan kekar itu terjatuh. Rafa berbalik ke belakang, ternyata jumlah mereka yang lumayan banyak di bandingkan Fahri yang hanya sendiri tidak bisa untuk membuat orang-orang berbadan kekar itu kalah.

GERIMIS [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang