CHAPTER 16

858 127 15
                                    

Chandra's POV

Lo pernah menyesal lahir ke dunia nggak?

Gue iya.

Banyak manusia terlahir di dunia ini membawa kebahagiaan untuk sekitarnya, tapi gue? Gue cuma membawa kesengsaraan bagi banyak manusia lain.

Kehadiran gue di dunia ini adalah suatu hal yang tidak pernah di harapkan oleh siapapun.

Kehadiran gue membuat nyokap gue menderita, dia mengandung gue di usianya yang sangat muda, 19 tahun. Dan sayangnya bokap gue adalah orang yang brengsek yang tidak mau bertanggung jawab atas perbuatannya pada nyokap gue.

Alhasil nyokap gue di usir dari keluarga besarnya dan harus hidup sendirian dari usia 19 tahun berjuang untuk tetap mempertahankan gue didalam kandungannya, kerja keras banting tulang. Lo kebayang nggak? Cewek usia 19 tahun dalam keadaan hamil harus kerja banting tulang sendirian?

Andai saat gue didalam kandungan gue bisa tau keadaan yang sebenarnya, gue memilih untuk tidak usah dilahirkan saja. 

Tapi nyokap gue layaknya malaikat yang turun dari surga, tetap mempertahankan gue, merawat gue sampai gue besar walaupun seumur hidupnya dia selalu di cap wanita yang nggak bener karena memiliki anak tanpa ada status pernikahan, begitupun gue yang selalu di cap anak haram.

Bokap gue? Sampai detik ini gue nggak pernah ketemu batang hidungnya. Gue berharapnya dia udah mati duluan biar dia bisa ketemu neraka lebih cepat untuk menebus seluruh dosa nya ke nyokap gue.

Cita-cita gue dari dulu nggak aneh-aneh, gue cuma pengen cepet lulus kuliah, dapet kerjaan yang bener, ngumpulin uang yang banyak supaya nyokap gue nggak perlu kerja banting tulang lagi, supaya nyokap gue bisa hidup enak, supaya gue bisa memperbaiki nama baik nyokap gue. 

Tapi sayangnya sebelum itu semua terwujud, nyokap gue sudah pergi duluan.

Setelah kepergian nyokap, semesta gue hancur. 

Selama ini gue cuma punya nyokap gue untuk gue bergantung hidup, tempat pelarian pertama dan terakhir gue ketika gue ada masalah, tempat berpulang gue ketika gue lelah.

Dan sudah pergi untuk selamanya, meninggalkan gue yang belum siap untuk menjalani hidup ini sendirian.

Bahkan di saat-saat terakhirnya, gue belum bisa menebus dosa gue sama dia, menebus semua kebaikan dia. Tiada hari tanpa gue merasa ingin menyusul nyokap gue, segala cara gue lakukan agar gue bisa menyusul nyokap gue. Tapi selalu gagal, gue masih ada di dunia ini. 

Dunia yang gue benci. Dunia tanpa nyokap gue.

Tapi semesta sepertinya ingin menghibur gue dengan mendatangkan seorang wanita bernama Airin datang ke hidup gue dan tiba-tiba menggantikan posisi nyokap gue untuk menjadi tempat gue mengadu ketika gue runtuh, tempat berpulang ketika gue lelah. 

Airin yang dingin tapi penuh kehangatan, Airin yang punya rambut terindah mirip rambut nyokap gue, Airin yang mandiri, Airin yang selalu membuka pintunya ketika gue butuh.

Gue dan Airin disatukan dari rasa kesepian.

Airin membantu gue untuk memiliki semangat hidup lagi, dia yang jadi alasan gue bertahan sampai sekarang. 

Oleh karena itu hidup gue jadi sangat ketergantungan dengan Airin. Karena ketergantungan itu lah yang membuat gue jadi takut kehilangan Airin. Gue takut kalau harus kehilangan dia seperti gue kehilangan nyokap gue dulu.

Beberapa kali gue hampir kehilangan Airin dan bodohnya gue selalu melakukan percobaan bunuh diri setiap itu terjadi.

Gue tidak bermaksud untuk mengancam Airin dengan bunuh diri, gue sadar yang gue lakuin itu salah, tapi gue tidak punya kendali untuk itu. Pikiran gue seakan menyetir gue untuk melakukan itu.

BETTER HALF - COMPLETEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang