CHAPTER 13

774 118 10
                                    

Aji's POV

Gue disuruh liburan sama manager gue.

"Mas Aji, minggu depan Mas Aji ke Bali ya.."

"Kerjaan apa Hans?"

"Healing Mas"

"Healing tuh brand apa?"

"Healing Mas Healing.. Penyembuhan"

"Hah emang gue sakit apa?"

"Sakit hati" Jawab Hans.

Entah kenapa gue tapi nurut aja.

Sekarang gue lagi di Ubud, sendirian di sebuah Villa yang menurut gue terlalu gede untuk gue sendirian. Kerjaan gue setiap hari cuma bangun, belanja ke pasar tradisional Ubud, masak dan datengin tempat-tempat yang seru.

Bukan, bukan bar atau club.

Tempat seru menurut gue adalah tempat kulineran. Gue udah list semua tempat yang mau gue kunjungi di Ubud ini dalam seminggu.

Hari ini gue mau ke sebuah tempat makan yang berada di dalam Desa Kedewatan. 

Di dalam Desa Kedewatan itu gue kenal dengan seorang pria paruh baya asli Bali yang bernama Pak Nyoman yang dimana beliau mengelola Rumah Abirama, sebuah tempat untuk sanggar seni, tempat meditasi dan juga ada restoran disana. 

Restoran gue yang di Kemang yang bernama Sunset Road itu menu-menu nya gue banyak konsultasi sama si Pak Nyoman yang lidahnya kebetulan cocok sama lidah gue alias satu selera, ditambah dia tau resep-resep authentic makanan Indonesia khususnya makanan Bali.

"Om Swastiastu Pak Nyoman"

"Eh, Araji!" cuma beliau yang memanggil gue Araji, karena kalau 'Aji' dalam bahasa Bali adalah panggilan untuk Ayah atau lelaki yang di tuakan, dan umur gue jauh dibawah dia.

"Apa kabar Pak? Wah makin rame nih Rumah Abirama"

"Ya begitulah, sepertinya makin banyak orang stress di dunia ini, jadi makin rame lah Abirama hahahaha"

Ya, gue salah satu nya sih.

"Kamu juga lagi stress makanya ke Abirama?" Tanya nya.

"Ya.. begitulah" Jawab gue sambil menggaruk belakang kepala gue yang sebenarnya tidak gatal.

"Wah.. wanita nih pasti" Tebak Pak Nyoman sambil tertawa.

"Emang keliatan ya Pak?"

"Ya memang masalahmu apa lagi? Kamu tampan, kaya, terkenal. Ya pasti masalahnya wanita"

"Wah Pak Nyoman terlalu mengkotak-kotakan nih.."

"Tapi bener toh? Wanita?"

"Iya sih"

"Hahahahahahahaha Araji.. Araji.." Pak Nyoman hanya tertawa seraya menggeleng sambil menghisap rokoknya.

"Jam 4 ikut meditasi ya? Gratis" Ujar Pak Nyoman sambil menepuk pundak gue.

"Ah nggak usah Pak, saya nggak bisa disuruh meditasi, nggak bisa diem saya"

"Keras sekali ini otot-otot lehermu, perlu dirileks-kan, ikut ya" Ujar Pak Nyoman sambil memijat-mijat pundak gue.

"Berapa lama pak? Trus ngapain aja? Kayak bertapa gitu?"

"Nggak lama, kamu akan dibantu untuk memusatkan pikiran, menjernihkan pikiran lewat nafas"

"Tapi pak.."

"Ah sudahlah ikut saja"

Gue nggak bisa nolak lagi, yaudahlah apa salahnya gue ikut? Siapa tau bisa membantu gue meringankan pikiran gue.

BETTER HALF - COMPLETEDWo Geschichten leben. Entdecke jetzt