CHAPTER 05

803 122 18
                                    

Aji's POV

Gue cukup beruntung punya hidup yang selalu mulus, lancar, diberi kemudahan, kekayaan dan ketampanan. Orang tua gue dua-dua nya sama-sama bekerja, bokap gue profesor di salah satu universitas di Surabaya, nyokap gue dulu bekerja sebagai banker tapi sekarang udah pensiun dan abang gue ngikut jejak nyokap gue jadi banker juga. Gue yang nyeleneh sendiri, jadi Chef.

Tapi untungnya orang tua gue nggak pernah mempermasalahkan gue mau jadi apapun, asalkan di usia gue ke 25 tahun gue udah harus mandiri secara finansial alias bokap dan nyokap gue udah tidak mau menyokong dana apapun untuk gue kecuali sifatnya urgent.

Orang tua gue mengajarkan itu ke abang gue juga, mereka memang mendidik anaknya untuk nggak manja and i thank them for that, karena mereka gue bisa jadi seperti sekarang dengan segala usaha gue.

Setelah lulus sekolah Chef di Le Cordon Bleu Australia, gue bekerja sebagai salah satu chef di kapal pesiar dan dari situ gue bisa nabung banyak untuk buka bisnis restoran sendiri yang berhasil gue wujudkan di usia gue ke 28, hingga sekarang di usia gue ke 32 tahun gue udah punya kurang lebih 8 restoran di Jakarta, Bali dan Surabaya. Hidup gue semujur itu.

Urusan percintaan gue sangat selektif memilih pasangan, gue nggak mau kalau pasangan gue cuma suka sama gue karena tampang gue doang, karena 99,99% pasti begitu kasusnya. Ganteng-ganteng begini gue juga pengen pasangan gue mencintai gue karena kepribadian gue, nanti kalau tiba-tiba amit-amit gue jadi jelek mendadak, mereka juga kabur dong?

Seumur hidup gue baru pernah resmi berpacaran tiga kali, sisanya ya.. Having fun aja. Dan semua kisah cinta gue cenderung lancar, putus juga karena udah nggak cocok lagi. Semua cewek yang gue deketin rata-rata selalu merespon gue dengan sangat baik, gue tidak pernah merasakan kesulitan untuk mendapatkan hati seorang wanita.

Hingga gue kenal seorang wanita tsundere bernama Airin.

Ini cewek bagaikan kota Seoul di bulan Januari. DINGIN BANGET! Kalau dia ikutan lomba mirip es batu, es batu nya juara dua.

Baru kali ini ada cewek yang tidak meleleh melihat kedipan mata gue, dia gue kedipin malah bengong doang atau bahkan ngasih tatapan jijik ke gue.

Baru kali ini ada cewek yang tidak meleleh melihat kedipan mata gue, dia gue kedipin malah bengong doang atau bahkan ngasih tatapan jijik ke gue

Hoppsan! Denna bild följer inte våra riktliner för innehåll. Försök att ta bort den eller ladda upp en annan bild för att fortsätta.

Dan sialnya itu malah bikin dia jadi lebih atraktif di mata gue. Gue tiap hari rutin telpon dia, diangkat sih tapi seringnya malah ditinggal tidur alias dia ketiduran dengerin gue ngoceh. Gue jarang kirim text ke dia, karena ya.. sudah pasti jarang dibalas, tapi dia selalu angkat telpon gue, hampir nggak pernah enggak.

Gue juga lagi misi untuk benerin makanannya Airin, gue paling gemes sama orang yang makannya nggak sehat kayak dia, gue pengen dia sehat jadi karena itu gue sering kirimin dia makanan setiap hari biar dia nggak jajan terus, ya untungnya dimakan sih tapi yaudah nggak ada perubahan apa-apa, masih kayak es batu.

Gue hampir putus asa buat ngambil hati ini cewek, tapi gue tengsin kalau harus tanya tips ke temen-temen gue, masa seorang Aji Putra nggak bisa ngedapetin hati cewek? Pevita Pearce aja pernah ngechat gue duluan loh! Ya walaupun dia ngechat buat booking salah satu restoran gue, tapi tetap aja dia ngechat gue duluan, kenapa nggak managernya aja? Iya nggak? Fix dia suka sama gue. Tapi sorry Pev, cewek yang bernama Airin udah booking hati gue duluan, walaupun belum konfirmasi sih. Hiks.

BETTER HALF - COMPLETEDDär berättelser lever. Upptäck nu