CHAPTER 12

695 117 10
                                    

Airin's POV

Lo pernah nggak sih merasa bersalah atas hal yang diluar kuasa lo? Merasa bertanggung jawab sama apa yang sebenarnya bukan tanggung jawab lo?

Kenapa hidup gue drama banget ya?

Padahal gue udah sebisa mungkin untuk tidak berinteraksi dengan banyak orang di dunia ini untuk menghindari drama, tapi sepertinya memang gue nggak bisa menghindar dari itu semua.

Saat ini yang gue rasakan adalah rasa bersalah, rasa bersalah atas hal yang sebenarnya gue tidak pernah sengaja untuk lakukan.

Takdir gue dipertemukan dengan Chandra di dunia ini, dengan segala masalah yang dia punya, membuat gue bertanggung jawab atas itu semua. Lo pernah nggak ngerasain kalau hidup mati nya seseorang jadi tanggung jawab lo? Berat banget. Dan saat ini hidup mati nya Chandra tiba-tiba menjadi tanggung jawab gue. Gue pengen banget menyudahi ini semua tapi nggak bisa. Kalau Chandra sampai mati gara-gara gue yang menghilang dari dia, gue nggak akan pernah bisa hidup tenang seumur hidup gue.

Mungkin takdir gue juga dipertemukan dengan Aji, membuat gue jadi sadar kalau ada orang lain di dunia ini yang bisa bikin gue.. nyaman jadi diri gue sendiri, bisa bikin gue merasa aman didekat dia. Gue memang nggak pernah meminta Aji untuk berada di hidup gue, dia datang gitu aja tiba-tiba dan dengan segala usahanya berhasil membuat gue nyaman sama dia. Tapi sayangnya waktunya nggak tepat. Atau mungkin nggak akan pernah tepat.

Kenapa hidup gue serba salah ya?

Apa gue aja yang sebaiknya menghilang dari muka bumi ini?

Gue sampai udah nggak bisa nangis lagi.

Beberapa minggu ini gue rutin nemenin Chandra terapi dengan dokter Tania, gue seneng karena Chandra akhirnya mau menjalani lagi konseling dengan therapist nya, dia butuh itu. Walaupun dia masih sangat ketergantungan sama gue, tapi gue yakin pelan-pelan Chandra pasti bisa sembuh.

Meanwhile gue, masih struggling dengan kerjaan gue yang semakin sibuk, hari-hari gue masih seperti biasanya cuma tanpa Aji aja di kehidupan gue yang biasanya dia gangguin gue terus setiap hari, nggak ada lagi yang nganterin makanan ke apartemen atau kantor gue, nggak ada lagi yang tiba-tiba nongol di depan gue dengan alasan randomnya, nggak ada lagi jokes-jokes garingnya dia, nggak ada lagi video receh yang dia kirim ke gue, nggak ada lagi temen ngobrol gue soal Friends.

Jujur, gue kangen sama Aji.. tapi daripada dia buang-buang waktu sama gue yang nggak bisa kasih kepastian untuk dia, mending gue menyudahi semuanya. Demi kebaikan bersama juga kan? Baik Aji atau Chandra berhak mendapatkan cewek yang lebih dari gue.

Siang ini gue akhirnya ketemu sama my long-lost bestfriend, Jingga. Kalau dihitung-hitung hampir sebulan kita nggak ketemu, kadang dia yang sibuk, kadang gue yang sibuk. Tapi akhirnya hari ini gue ketemu juga sama dia. Di sebuah restoran dimsum favorit gue dan Jingga di daerah Setiabudi.

"Riiiiiin" Jingga menghampiri gue sambil memeluk gue lama.

"Jiiiiing" Gue pun membalas pelukannya.

"Heh awas lo manggil gue itu lagi" Pukulnya pelan ke lengan gue.

"Hahahaha kangen banget gue sama lo kampret"

"Gue juga setan!" Jawabnya.

Setelahnya kami memesan makanan dan minuman, sambil mengambil foto bersama untuk kita posting di sosial media, merayakan pertemuan kita setelah satu bulan nggak ketemu.

"How's life J?" Tanya gue.

"Apa ya? Gue lagi asik aja sama kerjaan-kerjaan gue"

"Memang lagi asik kerja atau kerjaan jadi tempat pelarian nih?"

BETTER HALF - COMPLETEDWhere stories live. Discover now