06. B-Bunda :'(

48 15 1
                                    

"Ada apaan tuh?"

"Gol Pak!"

"Iya Pak, itu tadi ada yang berhasil masukin lagi bola ke gawang."

Keempat teman Gitta saling melempar pandangan. Untung saja mereka cukup pandai untuk cari muka dihadapan gurunya. Rupa cantik jelitanya pun sungguh tak sia-sia, mereka bisa memikat perhatian guru-guru pria. Pesona BRIGHT sudah diakui kredibilitasnya oleh SMA Gemilang.

Tanaya memberikan jempolnya kearah Gitta yang masih ditengah lapangan, Pak Diego tidak melihat adegan ciuman itu. Ya, walaupun Gitta hanya mencium Karel dipipi saja, jika ketangkap basah Pak Diego; tetap saja akan menjadi masalah. Mereka bisa diberi sansi atas kasus melakukan tindakan yang berbau pornografi di sekolah.

....

"Dadah, Dede emes..." masih dengan senyuman tanpa dosanya; Gitta melambaikan tangannya pada Karel sebelum berlalu pergi dari tengah lapangan.

Karel semakin memekik kesal. Apalagi saat ia melihat siswa-siswi yang begitu ramai, mereka terlihat tengah saling berbisik dan melempar tatapan tajam kearahnya; bibir tebalnya semakin dicebikkan saja. Oh Ya Tuhan, rasanya Karel ingin mengubur dirinya hidup-hidup. Ia tak pernah merasa semalu ini. Tubuh bongsornya rasanya menciut.

Berbeda dengan si oknum pembuat gempar sesisi lapangan tersebut; Gitta berjalan dengan santainya, tak peduli jika kini ia tengah menjadi buah bibir siswa-siswi lainnya. Gadis remaja itu melewati mereka semua dengan sikap tenangnya. Malahan siswa-siswi lainnya sampai meneguk ludah ketika Gitta malah mengenakan kaca mata hitamnya, berjalan bak bintang disana.

....

"Astaghfirulhaladzim."

Chandra menatap dramatis ponselnya. Sedangkan keempat temannya hanya memberikan tatapan mencibir padanya, mereka benar-benar jengah pada salah satu temannya itu. Pasalnya Chandra selalu saja memberikan reaksi terkesan lebay saat menemukan sesuatu di beranda sosial medianya.

Sekilas Chandra memberikan tatapan menelisik pada Jovan yang tengah menyeruput es jeruknya.

"Lu lihat apaan sih?" Dengan isengnya Vito tiba-tiba saja menyambar Ponsel mahalnya itu.

Jemarinya mulai ia sentuhkan pada layar benda pipih tersebut, "W-wow?"

Juna menjadi orang pertama diantara Jovan dan Brian yang melihat ekspresi Vito yang tak jauh beda dari teman bodohnya sebelumnya. Ia menjadi penasaran sekarang.

"Ada apaan sih?"

"Lihat insta story Si Berly!"

Juna mulai meraih ponselnya dari saku celana kainnya.

Jovan juga yang kebetulan tengah memainkan ponselnya ikut membuka aplikasi Instagram-nya. Ia sebenarnya jarang melihat story anggota BRIGHT kecuali Gitta saja. Tapi melihat reaksi ketiga temannya yang nampak mencurigakan membuatnya penasaran; mau tak mau ia mencari akun Berly di sana.

Brian satu satunya yang tidak tertarik dengan perbicangan itu. Ia lebih memilih menyesap rokoknya saja seraya melihat awan-awan yang bergerak secara perlahan. Entahlah, ia rasanya sedikit tenang setiap melihat hamparan langit biru itu.

Mereka terbiasa untuk istirahat di kantin belakang. Di sebuah warung kecil, disana menjual sesuatu yang tidak bisa mereka dapatkan di kantin sekolah; rokok. Ditempat itu juga mereka dapat menghabiskan berbatang-batang tembakau itu dengan bebas.

"Tuhkan! Makin ngelunjak tuh anak," Jovan tak bisa menunjukkan kekesalannya melihat gadis yang ia taksir dengan mudahnya mencium pria lain.

Alisnya menukik tajam, "Pulang sekolah, kita kasih pelajaran tuh bocah!"

COTTON CANDY (On Going)Where stories live. Discover now