Agha

1.1K 69 0
                                    

Gina terbangun menjelang siang. Ia yakin agha sudah pergi. jadi ia memasak mie instan untuk makan. Ia sudah enggan memasak, Ia berjanji pada dirinya tak akan pernah lagi mengabdi pada suami yang mengkhianatinya.

Ia tak akan memasak, mencucikan pakaiannya dan menyetrikanya. "Baju kotor dari perjalanan dinas." Gina mendengus. Maunya Ia dibodohi. Sasha yang menikmati suaminya dan Ia hanya menjadi babu. Ezra membawa pakaian kotor ke rumahnya.

"Tak ada yang namanya teman." Wanita beristri memang tak boleh berteman dengan wanita lajang. Itu pesan Mama. Pertemanan berbeda status akan membuat iri. Dan Ia mengabaikan. Hasilnya? Temannya menjadi bajingan. Mengambil suaminya tanpa berpikir panjang bagaimana perasaannya.

Gina kehilangan selera makan. Ia membiarkan piring kotor. Mulai hari ini ia akan membiarkan rumah berantakan sampai Ezra menceraikannya.

'Aku harap kau pulang cepat.Kalau kau tidak pulang aku akan mengantar gina ke rumah orang tuanya.'

Ezra baru membaca pesan adiknya saat berangkat ke kantor. Ia gelisah, berpikir apa Gina menceritakan kalau Ia sudah menikah.

Ezra harus bicara pada Agha. Ia harus meminta Agha menutup mulut dari orang tua mereka. Orang tuanya tak pernah menyukai kehidupan orang orang yang berpoligami. Mereka berpikiran kolot bahwa laki laki yang berpoligami hanya akan menyusahkan anak istri.

Mereka tak berpikir, itu bagi tua bangka melarat yang tak punya modal untuk berpoligami. Sementara Ia, cukup mampu untuk membiayai dua istri. Bahkan membelikan masing masing rumah dan kendaraan yang sama. Memberi uang belanja yang sama jumlahnya.

'Kita bertemu jam makan siang saja. Aku menjemputmu.' Ezra mengirim pesan pada adiknya.

Agha yang membaca pesannya benar benar jengkel, kakaknya sama sekali tak merasa bersalah. Padahal Gina wanita baik baik, wanita terhormat. Kenapa Ezra tak menggunakan otaknya dan menikah lagi dengan wanita yang jelas jelas tampilannya mirip pelacur.

'Aku sibuk. Ada serah terima jabatan. Sore kita bertemu dirumah.' Agha memang harus melakukan serah terima jabatan. Ia mendapat promosi sebagai manager distribusi area jabotabek.

Ia tak mungkin meninggalkan kantor hanya untuk urusan keluarga. Apalagi disaat ceremonialnya hari ini.

Gina keluar sesiangan, berputar tanpa tahu arah tujuan. Ia pergi membeli beberapa kaleng bir lagi. ia butuh bir lebih banyak untuk melupakan masalahnya.

Ia tiba, dan melihat Agha sudah di dalam. Agha melihat padanya "Aku melihat bekas kaleng bir di tong sampah dapur."

Agha ganti melihat belanjaannya "Itu bir lagi?"

Agha seperti tak mengenali Gina. Gina sudah seperti mayat hidup, hanya diam menatapnya dengan sorot mata kebencian.

"Dasar anjing pake sok ikut campur!" Gina mengumpat dan masuk ke kamarnya. Ia membanting pintu dan menguncinya.

Agha mengepalkan tangan, Ia marah pada kakaknya. Kelakuan kakaknya berhasil mengubah wanita lembut menjadi segarang harimau yang siap menerkam.

Ezra benar benar keterlaluan. Ia tak sabar ingin meninju kakaknya untuk apa yang telah kakaknya perbuat.

Deru mobil terdengar berhenti di depan rumah. Agha yakin itu Ezra. Agha yang baru pulang kerja dan belum berganti pakaian menggulung lengan kemejanya sampai siku. Ia bersiap untuk memberi pelajaran Ezra.

"Kau sudah sampai rumah rupanya." kakaknya masuk. Wajahnya tenang. Seolah tak ada dosa yang telah ia lakukan.

"Kau ingin mengatakan sesuatu?" Agha menunggu penjelasan kakaknya

"Kau pasti sudah dengar dari Gina. Aku tak perlu menjelaskannya lagi."

"Bajingan kau!" Agha meninju rahang kakaknya

"Bagaimana kau bisa berpikir untuk menikah lagi? Dan dengan perempuan itu!" Agha sama sekali tak peduli dengan bibir kakaknya yang pecah terkena bogemnya. Ia benar benar tak mengira kakaknya bisa setega itu menghianati Gina. Hanya demi wanita yang kualitas dirinya jauh dari gina

Lima Tahun Merindu (Full Story  Karya Karsa)Where stories live. Discover now