Pertengkaran

1K 68 0
                                    

Ezra mengemudi pulang sambil mengingat awal mula Ia terpikir untuk menikahi Sasha. Delapan bulan lalu, saat Sasha baru putus dengan pacarnya dan menginap di rumah.

Ia yang terbangun malam dan ingin minum pergi ke dapur. Sasha tengah menyeduh minuman di temaram lampu dapur. Hanya mengenakan kaos tanktop dan hotpants. Pakaian yang begitu panas dan tak pernah Gina pakai. Gina selalu tampil sopan.

Ezra berdehem, Sasha berbalik “Belum tidur?”

“Baru bangun. Mau minum.”

“Aku menemukan coklat di laci dapur. Mau kubuatkan sekalian?”

Ezra mengangguki, tatapannya tanpa sadar melihat ke pundak terbuka Sasha.

“Aku bukan gadis perawan.” Sasha bicara sambil menyeduh coklat. Ia menyerahkan pada Ezra.

“Aku sedang suntuk. Kalau mas mau, mas bisa ke kamar.” Sasha membawa gelas coklatnya ke kamar.

Ezra menatap punggungnya yang menghilang dari dapur. berusaha menahan godaan. Namun minggu berikutnya saat Sasha menginap, Ia jadi sulit tidur. terpikir tawaran minggu sebelumnya. Ezra nekat, Ia menyelinap ke kamar tamu dan membiarkan dirinya melakukan hal terlarang.

Itu awal mula segalanya. Dua bulan sesudahnya Ia menginginkan Sasha dan mengajaknya menikah.

Pernikahan yang awalnya membuat Sasha tak berani menghubungi Gina. Tapi hari ini, Sasha malah memberitahu Gina. Mungkin jengkel karena semalam Gina menghubungi saat mereka tengah bersama. Sebelum mereka berdua menuntaskan. Dan malah bertengkar karena Ezra jadi ingin pulang ke rumah sementara Sasha ingin suaminya lebih lama berada dirumah. Rumah yang dibelikan Ezra untuk istri keduanya tinggali.

Gina mendengar deru mobil Ezra berhenti di depan rumah. Gina menyeka air mata. Ia tak akan menangis lagi untuk laki laki yang mengkhianatinya.

“Perjalanan dinas katamu?” Gina tersenyum sinis.

“Akan ku jelaskan.”

“Apalagi yang ingin kau jelaskan.Sasha sudah menjelaskan semuanya. Aku ingin bercerai!”

“Kau tidak bisa meminta cerai!”

“Kenapa?”

“Mama yang menyuruh. Mama khawatir kau mandul makanya menyuruhku menikah lagi.” entah setan mana yang membisikkan tapi kebohongan itu dengan mudah meluncur dari bibir Ezra. Ia yakin dengan ini istrinya tak akan menuntut cerai.

“Mamamu bilang aku mandul?” Gina gemetar.

“Mama khawatir kau yang mandul. Karena dikeluarga kami, aku punya adik. Sementara kau anak semata wayang.”

“Mamamu picik.” Gina menggeleng tak percaya. Ibu mertuanya begitu tega menyuruh suaminya menikah.

“Mama baru operasi jantung. Ia ingin segera memiliki cucu. Mengertilah.”

“Aku mau cerai. Aku jijik padamu! Aku jijik pada Mamamu!”

“Kau sama saja membunuh mamaku dengan berita perceraian kita!”

“Kau yang akan membunuhku kalau terus mempertahankan pernikahan ini!”

“Dengar! Aku tak akan memaafkanmu kalau terjadi sesuatu pada Mama!”

Tengah mereka bertengkar bunyi bell pintu terdengar. Ezra hendak mengusir tamu yang datang. tapi urung begitu tahu siapa yang datang.

“Gha, tumben ke Jakarta?” Ezra kaget.

“Aku dipindah tugas ke kantor pusat. Aku mau menumpang menginap beberapa hari sampai mendapatkan kosan.” Agha heran melihat raut kakaknya yang tak seperti biasa. Biasa Ezra menyambut dengan gembira kedatangannya.

“Masuklah.”

Agha melangkah ke dalam dan melihat wajah Gina yang tak seperti biasa. Matanya sembab seperti habis menangis.

“Gin, apa kabar?” Agha menyapa. Gina seumurnya. Jadi Ia tak pernah menyebut dengan panggilan Mbak.

Gina tak menjawab. Ia masuk ke kamar dengan membanting pintunya.

“Ada apa dengan Gina?” Agha heran. Ia menoleh ke kakaknya.

“Kami bertengkar. Ia tak suka aku kerap dinas keluar kota.” Ezra berbohong.

“Apa aku mencari hotel saja?”

“Tidak usah. Menginap saja. Kebetulan aku harus keluar kota hari ini.” bukan keluar kota. Tapi bicara pada Sasha dan menginap di rumahnya.

“Baiklah.” Agha sebenarnya tak nyaman. Tapi Ia kenal baik Gina. Gina dulu guru di sekolah tempat Ia dan Ezra mengisi Kelas Inspirasi. Dari situ awal perkenalan dan keakraban mereka bertiga sebagai teman dan kemudian Gina menjadi ipar.

Lima Tahun Merindu (Full Story  Karya Karsa)Où les histoires vivent. Découvrez maintenant