Bab 1 || Invitation

48 7 10
                                    

Indonesia, Juli 2050

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Indonesia, Juli 2050.

Kemajuan teknologi telah membawa peradaban manusia masuk ke jenjang kehidupan yang baru. Kata canggih bukan lagi hal yang tabu dan mengesankan, karena canggih itu sendiri adalah kita. Manusia generasi 2050.

Hidup serba praktis karena bantuan teknologi. Jika dulu ponsel layar sentuh dengan segudang kecerdasan sudah dianggap hebat, maka lain halnya dengan sekarang. Jika dulu kita hanya bisa berkomunikasi jarak jauh lewat video call, maka kini kita bisa sungguh berpelukan lewat video call. Terdengar aneh bukan? Tapi hal itu tidaklah aneh jika hologram menciptakan bentuk tubuh lawan bicara kita.

Seperti avatar.

Tentu saja kemajuan teknologi tidak melulu mengundang hal positif. Hidup yang serba praktis membuat manusia menggerakkan tubuh semakin sedikit. Banyak kegiatan manusia yang kini digantikan oleh pelayan cerdas yang disebut robot. Bahkan untuk sekedar menyuap sesendok nasi ke mulut, kau bisa memintanya dari robotmu sedangkan kau asik berperang dalam dunia maya.

Akibat dari itu semua, obesitas bukanlah hal yang mengejutkan lagi. Penyakit saraf semakin meningkat serta persentase remaja sampai dewasa awal yang kecanduan game online juga semakin membludak. Banyak manusia lebih aktif di dunia maya dibandingkan dunia nyata.

Bahkan tak sedikit yang merasa lebih hidup di dunia maya dibandingkan di kehidupan nyatanya. Apa lagi semenjak para ilmuwan, engineer dan pebisnis unggul di dunia ini mencetuskan dunia baru yang di sebut dunia virtual. Sebanyak 70% penduduk bumi kini telah memulai kehidupan baru di dunia tersebut. Tujuannya beragam, mulai dari mencari teman, mencari suasana baru, berbelanja, menjelajah atau bahkan berinvertasi seperti membeli lahan di sana-sini lalu membangun perkotaan laiknya dunia asli.

Axel termasuk di antara 70% itu. Awal mulanya terjun ke dunia virtual hanya karena penasaran dengan kecanggihan teknologi yang ditawarkan. Lalu ia mulai membangun bisnis di sana sambil bermain dalam game perang sesekali. Sejak bermain di dunia virtual, kanal youtubenya bukan lagi hanya bermain game online di depan layar komputer tetapi Axel juga mulai merekam kegiatannya di dunia virtual lalu membagikan ke kanal youtubenya.

Kecanggihan teknologi membuat hal itu mungkin terjadi. Pundi-pundi dollar terus mengalir ke akun dunia virtualnya saat bisnis yang ia bangun semakin pesat. Kekayaan yang diraih di dunia virtual memang tidak nyata, tetapi uang yang mengalir ke rekeningnya bukanlah kebohongan.

Axel mulai membuka matanya. Ia baru saja kembali dari dunia virtual. Ia mengubah posisi dari baring menjadi duduk lalu membuka perangkat helm yang menghubungkan dirinya dengan dunia virtual atau yang biasa disebut VRG (virtual reality gear).

Sudah tujuh jam ia berbaring di tempat tidur tetapi tidak merasa segar setelah terbangun. Sebab hanya tubuhnya yang tidak bergerak, sedangkan pikirannya menjelajah di dunia virtual. Rasa pegal di tengkuk leher selalu menjadi oleh-oleh dari petualangan pikirannya. Mungkin karena terbaring menggunakan VRG-lah penyebab utama dari rasa pegal itu.

Axel meneguk segelas air putih sambil memegang ponsel di tangan kirinya. Sekedar melihat-lihat sosial media orang-orang yang berlalu di berandanya. Kemudian sebuah notifikasi email masuk di bagian atas layar ponselnya. Ditariknya notifikasi tersebut sampai melewati layar ponsel lalu sebuah cahaya membentuk layar empat kali lebih besar melayang di udara. Axel membaca isi email sambil menggigit cookies yang baru saja ia keluarkan dari toples.

"Hadiah 500 milyar? Mustahil."

Axel menutup pesan tersebut. Bukan pertama kalinya ia menerima email undangan permainan dengan hadiah milyaran rupiah seperti ini. Sudah banyak kasus penipuan game online yang terjadi sekarang. Jadi Axel tidak akan mudah tertipu. Jam di tangan kirinya menunjukkan pukul empat dini hari. Masih ada beberapa jam untuknya beristirahat sebelum berangkat ke kampus. Axel memutuskan untuk kembali ke tempat tidur. Kali ini benar-benar tidur.

Tanpa Axel sadari email dari alamat yang sama kembali masuk ke ponselnya.

Jika anda ragu dengan kami, silahkan klik 'Ya' maka kami akan kirimkan paket VRG tercanggih milik kami ke alamat rumah anda agar anda percaya bahwa undangan ini bukan undangan game penipuan.

*****

Bagaimana jika kalian yang mendapatkan email dari Gammaverse?

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Bagaimana jika kalian yang mendapatkan email dari Gammaverse?

Apakah kalian tertarik ikut bermain?

Atau berpikir sama seperti Axel?

Tidak perlu dijawab sekarang. Nanti saja saat email kami sampai padamu.

Salam dari Game master.

GammaWhere stories live. Discover now