• 02 •

24.4K 87 0
                                    

🔞⚠️⛔🔞🔞🔞🚫🚫

Not children! Plis hindari part ini untuk yang di bawah 20++

Perla termenung mengingat siapa tadi yang membantunya di dalam lift, Perla tidak asing dengan suaranya.

Perla teringat saat pria itu mencuri pandang padanya, pria itu juga seperti sengaja menghindar untuk menghargainya tapi membela Perla saat di lecehkan orang lain.

Ah sudah, Perla tidak ingin terus mengingatnya karena itu cukup menjengkelkan untuknya. Yang terpenting saat ini Leo sudah di obati oleh dokter Pardan.

Merasa perlu mengucapkan terimakasih pada Fajar, Perla berniat memberi Fajar Pizza. Perla menekan bellnya, berharap Fajar segera membukanya.

Namun Perla butuh beberapa menit untuk menunggu pintu itu terbuka. "Masuk aja deh, taro di tempatnya." Ucap Fajar setelah pintu itu di buka lalu kembali berjalan menuju kamarnya.

Perla mengerutkan dahinya melihat pria itu hanya memakai handuk yang melingkar di pinggangnya, habis mandi? Perla yang merasa di ijinkan tuan rumah akhirnya memasuki apartement Fajar, berjalan pada kursi bersantai Fajar.

"Siapa si?" Terdengar suara seorang wanita dari kamar Fajar.

Perla yang penasaran meletakan pizzanya terlebih dahulu lalu melihat ke arah kamar Fajar. "Temen gua." Jawab Fajar menghampiri wanita tanpa busana di atas ranjang Fajar.

Perla mengerutkan dahinya terkejut, apalagi setelah melihat wanita itu membuka lebar kedua kakinya. "Masukin lagi masukin yang dalem." Ucapnya lalu mendesah hebat saat Fajar menuruti permintaannya.

Perla menutup matanya, lalu berjalan cepat menuju pintu keluar. Sialan, kenapa Fajar mengijinkannya masuk kalau sedang seperti itu dengan kekasihnya?!

Perla berlari menuju apartementnya, benar-benar hari ini cukup sial untuknya. "Gila." Gumamnya sambil membuka kotak pizza miliknya, mengambil sepotong pizza itu untuk di makan sambil menonton tv.

Perla duduk di atas sofa, bayangan bagaimana wanita yang berada di kamar Fajar membuka kakinya dengan lebar kembali menghantuinya. "Oh shit." Perla meletakan pizzanya kasar di atas sofa.

"Kenapa ceweknya harus kaya gitu si?" Omel Perla. "Dia gak liat apa kalo ada gue disitu? Enak banget ngangkangnya? Gila." Lanjutnya lalu berdiri menuju kamar.

Sambil mengikat rambutnya, Perla berniat mengganti bajunya agar tidak teringat kelakuan Fajar barusan. Benar-benar menjengkelkan.

Perla mengambil baju daster santai di lemarinya, daster berwarna putih itu akan membuat kulit Perla senada dengan bajunya.

Perla membuka satu persatu pakaiannya, karena ia merasa tidak akan kemana-mana lagi, sekalian saja membuka bra dan cdnya.

Beberapa bulan ini, Perla memang terbiasa tidur tanpa memakai dalaman, karena menurutnya di pakai saat tidur terasa begitu sesak.

Setelah memakai dasternya Perla yang berhadapan dengan kaca besarnya kembali tertarik mrlihat miliknya, apa miliknya sama seperti kekasih Fajar?

Perla menarik dasternya itu agar memperlihatkan bokongnya, Perla menungging membelakangi kaca. "Pacarnya a Fajar kok bisa ya kaya gitu?" Gumam Perla sambil mengusap bibir miliknya yang begitu tembam.

Able 21+⚠️حيث تعيش القصص. اكتشف الآن