• 06 •

3.1K 9 0
                                    

21++⚠️⚠️

HARAP BIJAK MEMILIH BACAAN🚫

Perla menoleh pada Fajar yang sejak tadi mengikutinya dari lobby, tangan kanannya di masukan ke dalam saku jeansnya sedangkan tangan yang lainnya memegang rokok yang sesekali ia hisap.

Perla mulai membuka pintu apartementya, terkejut saat Fajar ikut masuk ke dalam. "Dih ngapain?" Tanya Perla berhenti, memperhatikan Fajar yang langsung masuk ke dalam dapurnya.

Perla melempar tasnya menyusul Fajar ke dalam dapurnya. "Gua laper." Ucapnya beralih membuka kulkas.

Perla mengerutkan dahinya, bagaimana bisa dia setidak sopan itu? Asal masuk ke dalam tempat tinggal orang sembarangan? Perla langsung menutup kulkasnya berhadapan dengan Fajar dengan salah satunya tangannya memegang kulkas berukuran besar itu.

Perla menyembunyikan dua tangannya di belakang tidak mengijinkan Fajar mengambil makanannya. "Kalo mau itu minta, jangan asal masuk kaya gini."

Fajar menghisap rokoknya lagi membuang asapnya di udara. "Inikan gua minta."

Perla melepaskan tangan Fajar yang memegangi kulkas, mencoba menjauhkannya. "Ih nyebelin banget." Perla memukul bahnya keras.

Fajar berdiri tegak kembali memasukan tangannya ke dalam saku, kemudian membuang rokoknya yang sudah pendek ke wastafel yang tak jauh dari kulkas. "Bikinin gua makanan."

Perla masih diam, terlebih teringat kejadian semalam. "Cepet gua laper." Perintah Fajar yang membuat Perla langsung masuk ke dalam kamarnya, berniat mengganti bajunya.

Setelah selesai mengganti bajunya, Perla kembali ke dalam dapur menemukan Fajar yang sudah bertelanjang dada dengan satu buah apel di tangannya. "Lama."

Fajar yang sedang bersender di dinding melihat Perla sontak berdiri tegak, daster berwarna merah pekat itu terlihat cocok di tubuh Perla.

Tak sengaja Fajar melihat sesuatu yang bulat sempurna di dada Perla, mencoba menghindari pikiran mesumya, namun usahanya gagal setelah Fajar menoleh pada pinggul dan bokong Perla.

Lekukan tubuh itu hampir tidak bisa membuat Fajar berkedip. "Mau makan apa?" Tanya Perla membuka kulkasnya. "Kenapa lo gak beli atau masak sendiri sih?"

Fajar mencoba menetralkan pikirannya. "Lagi irit." Jawabnya singkat.

Perla mengeluarkan bakso dan beberapa sayuran dari dalam kulkasnya, mulai memanaskan wajan di atas kompor. "Mau masak apa?" Tanya Fajar.

"Makan aja, jangan nanya-nanya." Jawab Perla lanjut mengambil talenan dan pisau, mengiris bawah putih dan bawah merah.

Sesaat Fajar memperhatikan bokong Perla yang bergerak halus saat pemiliknya beraktivitas. Berusaha mengalihkan pikirannya, Fajar menghampiri Perla agar tidak terus melihat tubuhnya.

Perla yang sudah selesai mengiris bawang berniat menumisnya, namun Fajar menghalanginya. "Jangan ngehalangin." Ucap Perla mendongak.

Fajar yang tidak merasa bersalah bukannya menghindar justru tetap diam di sana. "Ihh." Gerutu Perla yang justru menghindar dari tubuh besar pria itu.

Perla mulai menumisnya membiarkannya sampai harum terlebih dahulu.

Perla mengambil dua mangkuk air lalu di masukan ke dalam wajan, menunggu sampai mendidih terlebih dahulu lalu memasukan bakso dan beberapa penyedap rasa ke dalamnya.

Mengaduknya perlahan. "Duduk aja sana." Kata Perla yang sedang mencicipi masakannya.

Fajar mengangguk lalu berjalan sambil membuang apel yang sudah habis di tangannya ke tong sampah. Menarik salah satu kursi makan yang hanya ada dua kursi dan satu meja bundar di sana.

Able 21+⚠️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang