Gabriel Batistuta

54.1K 5.7K 337
                                    

Sebelum baca, usahakan untuk vote terlebih dahulu ya 🌟

Banyak typo bersebaran, dimohon untuk hati-hati dalam membaca 🌚

H A P P Y~R E A D I N G. . .

[BAGIAN:4]

Iel ❤️

"......."

"Sayang,aku dengar kau ingin mengambil alih perusahaan mu. Benarkah itu?"

"Iya betul,dari mana kau tau?"

"Sanders menelpon tadi, apa yang terjadi kenapa kamu tiba-tiba ingin mengambil pe.."

"Itu adalah perusahaan ku,aku memiliki hak untuk mengambilnya kapan saja."

"Iya aku tau itu, tapi paman yang mengurusnya selama ini."

"Aku menyuruh paman mengurusnya karena aku merasa belum siap, dan sekarang aku sudah siap mengambil alih semua peninggalan kedua orang tua ku. Dan lagi dalam mengurus perusahaan ku selama ini, aku rasa paman juga sudah mendapatkan keuntungan banyak atau bahkan lebih."

"Ta-tapi....."

Felichia mematikan sambungan telepon, mendengar suara Gabriel yang sok lembut membuatnya teringat betapa iblis nya pria itu ketika membunuhnya.


Kembali melihat putranya, Felichia tersenyum lembut. Apapun yang terjadi, akan ia pastikan dia dan Gara akan terus hidup bahagia meskipun hanya berdua saja.

Besok dia akan mengambil alih perusahaan nya, Felichia membutuhkan pengetahuan banyak dalam dunia perbisnisan.

Dengan pelan ia bergerak turun dari kasur, ia menyelimuti tubuh kecil putranya dan mengecup lembut kening sang anak.

Felichia berjalan meninggalkan Garandra yang tertidur pulas, saat ini tujuan Felichia adalah belajar tentang bisinis di ruangan kerja ayah nya dahulu.

Cklek

Mata Felichia meredup saat memasuki ruangan yang penuh dengan buku-buku tentang bisnis, dahulu ketika ayah dan ibunya masih ada di sini lah tempat ayahnya menghabiskan banyak waktu. Terkadang Felichia kecil sampai menangis menggedor-gedor pintu ini karena ayahnya tidak ingin menemani nya bermain.

Felichia menghapus air matanya, ia tidak boleh lemah. Jika dia lemah mereka pasti akan bisa menginjak-injak harga dirinya. Felichia berjalan dan mengambil banyak buku di tangannya dan membawanya ke meja.

Hampir tiga jam Felichia menghabiskan waktunya di sini, sudah banyak buku yang bertumpuk-tumpuk yang sudah ia baca. Dahulu ia memang bodoh, tapi tidak dengan sekarang. Mempunyai pengetahuan akan masa depan, Felichia menjadi cepat tangkap dalam mengenai soal pengetahuan.

"Aku sudah tau apa yang harus ku lakukan jika menjadi CEO perusahaan besar." Gumam Felichia tersenyum kecil.

Dengan lelah Felichia merebahkan tubuhnya di sandaran kursi, ia menutup matanya sekejap. Tapi baru beberapa detik, ia tiba-tiba membuka matanya dengan cepat.

Perfect MomWhere stories live. Discover now