AD XL

9K 1.3K 288
                                    

Hari ini Nabila akan bertemu Jihoon dan Yoshi. Sebenarnya tidak ada janjian atau semacamnya, hanya saja pagi-pagi sekali Jihoon sudah ribut ingin bertemu. Katanya lelaki itu ingin mengatakan sesuatu yang sangat penting, awas saja kalau dia main-main, ingatkan Nabila untuk memukul lelaki itu.

Hingga di sinilah ketiganya berada, duduk di cafetaria dekat kampus yang merupakan tempat favorit mereka.

Namun tak sesuai janji manis diawal, rasanya Nabila dan Yoshi ingin memukul Jihoon, karena bukannya bercerita, lelaki itu malah sibuk makan.

"Balik yok Bil"ajak Yoshi sudah berdiri dari duduknya.

"Tar dulu njing, baperan lo ah"Jihoon menyudahi makannya membuat Yoshi kembali duduk.

"Jadi?"

"Jadi gini——pasti lo pada gak percaya sih"Jihoon sudah heboh sendiri, padahal dia belum bercerita.

"Gue pengen banget mukul lo"ujar Nabila dengan senyumannya membuat Jihoon yang melihatnya bergidik ngeri.

"Ini tentang bang Jeno"Jihoon berbisik agar tidak ada yang mendengar karena mereka sedang berada di area sekitar kampus. Memang sedang libur, namun hanya untuk mengantisipasi kejadian yang tidak diinginkan.

Nabila mendesah pelan, sebenarnya dia sudah malas mendengar nama itu, tapi sepertinya topik yang dibawa Jihoon kali ini akan menarik.

"Gak ah! Gue nambah dosa deket sama lo"Yoshi yang sudah bangkit kembali duduk karena tangannya ditarik oleh Jihoon.

"Sstt dengerin dulu! Ini fakta bukan pergibahan"Jihoon semakin mencondongkan tubuhnya sambil sedikit menunduk.

"Beritanya udah seminggu yang lalu, tapi karena lagi libur jadi anak UNWA gak banyak yang tau, termasuk gue"Jihoon sedikit kesal karena Minhee baru memberitahunya malam tadi, padahal diakan kang update, jadi seharusnya mengetahui rumor anak kampus lebih awal.

"Gila sih gue gak percaya bang Jeno yang ademnya kyk ubin masjid bisa gitu"Jihoon menggeleng tak percaya.

"Lo kalau mau ngomong sendiri mending depan kaca, ngapain depan kita"kesal Yoshi, sedangkan Nabila sedari tadi diam menunggu hal penting yang ingin dikatakan Jihoon.

"Sabar elah, kan intro dulu biar gak tegang"ucap Jihoon membuat Yoshi membutar bola matanya.

"Jadi gini-"dua kata yang baru keluar tapi suasanya ntah mengapa tiba-tiba memanas.

"Gue denger dari Minhee, bang Jeno sama nyokapnya direkrut polisi"ucap Jihoon pelan agar orang lain selain mereka tidak ada yang mendengar.

Yoshi dan nabila yang mendengar itu menutup mulut tak percaya, apalagi hal itu keluar dari mulut Jihoon, jadi sangat perlu di uji coba kemurniannya.

"Kok bisa? Bukannya bang Jeno anak teknik? Kenapa larinya jadi aparat negara?"celetukan polos Yoshi membuat Nabila dan Jihoon berpandangan lalu menatap lelaki itu bingung.

"Gue salah apa ya kak?"

Ini yang bodoh siapa sih?!

"Lo emang cocoknya mecahin rumus matematika aja, urusan gini nope"ucap Jihoon dibalas pandangan bingung oleh Yoshi, membuat lelaki itu gemas sendiri.

"Maksud gue gini loh Yoshi-kun... Bang Jeno bukan bener-bener direkrut jadi polisi, tapi itu perumpamaan sopan ala gue"jihoon menjeda kalimatnya seraya tersenyum ramah ke arah Yoshi "Aslinya tuh bang Jeno sama nyokapnya diringkus polisi karena kasus"suara Jihoon memelan diakhir kalimat. Yoshi? Jangan tanya, kali ini dirinya benar-benar terkejut.

"Lo kalau bohong bisa pencemaran nama baik Ji"sergah Yoshi.

"Kagak boong gue sumpa dah! Gue denger dari Minhee, lo tau kan Minhee siapa?"ucap Jihoon meyakinkan.

A DESTINY || PARK SUNGHOONWo Geschichten leben. Entdecke jetzt