AD XXXVI

8.7K 1.2K 56
                                    

Mengenai masalah 'Dunia itu sempit'. Nabila tak pernah menyangka ternyata kalimat itu benar adanya.

Fakta baru yang diterimanya adalah ternyata Ryujin adalah orang yang menolak Jay waktu itu. Bagaimana bisa? Jadi ceritanya seperti ini.

Dua anak manusia berbeda gender itu ternyata bermain sesuatu yang sangat marak di media sosial akhir-akhir ini, semacam Roleplayer? Ah entahlah, Nabila tidak terlalu mengetahui namanya, mungkin sejenis itu.

Singkat cerita Jay memiliki interest pada Ryujin, dan dengan keberaniannya lelaki itu menyatakan cinta yang sayangnya ditolak. Jika ditanya bagaimana keduanya bisa tau wajah asli masing-masing? Karena 2 insan itu mengaku sudah sampai bertukar nomor ponsel dan sering mengirim foto satu sama lain.

Hhhhhh ada-ada saja memang kelakuan-

Bruk

Nabila terjengit otomatis menoleh ke samping, menatap sang suami yang menghempaskan tubuhnya di sofa dengan kasar.

"Cih temen"decih lelaki itu membuat Nabila mendelik, tak mau kalah gadis itu juga ikut membalas.

"Cih sepupu"ucapnya lalu mereka saling menatap dengan tajam.

"Apa?!"
"Apa?!"

Suara sarkas itu bertabrakan, membuat keduanya mendengus membuang wajah.

"Balik sana ke kantor"usir Nabila, tapi bukanya pergi, Sunghoon malah beringsut maju, memeluk gadis itu dari samping.

"Yang katanya ngambek"ejek Nabila, namun Sunghoon sama sekali tidak berniat untuk membalas perkataan gadis itu, tangan lebarnya malah mengambil sebelah tangan Nabila lalu ia letakkan di atas kepalanya.

"Ngapain? Minta rukiyah?"

Sunghoon menggeleng "Elus"katanya.

"Lo sekarang kok manja sih?"protes Nabila, namun tangannya tetap mengelus surai hitam pekat suaminya.

"Lo juga makin lama makin galak, dulu aja takut-takut"ledek Sunghoon membuat Nabila memukul pelan kepala lelaki itu.

"Ya karena dulu lo nyeremin, kasar, kalau ngomong pedes"ujar Nabila ketus, sesekali tangannya meremas rambut lebat Sunghoon dengan gemas membuat sang empu meringis.

"Namanya deg-degan"gumam Sunghoon pelan, sangat pelan sampai-sampai Nabila tak tau jika lelaki itu sedang berbicara.

Setelah itu keduanya sama-sama diam, Nabila sibuk mengelus rambut Sunghoon, sedangkan lelaki itu menulis-nulis abstrak paha Nabila dengan telunjuknya, tak jarang tangannya dicubit oleh sang empu karena merasa risih. Tapi yang namanya Sunghoon itu memang dasarnya masuk telinga kiri keluar telinga kanan.

"Bil, lo pernah pacaran?"pertanyaan random Sunghoon membuat Nabila mengerutkan kening, seperti mengingat sesuatu.

"Pernah kyknya, sekali"jawab Nabila agak ragu.

"Kok kyknya?"

"Ya.. Karena dibilang gak pacaran, dianya nembak gue terus gue terima, dibilang pacaran tapi kita gak kyk orang pacaran, dalam seminggu aja mungkin sekali dua kali dia ngabarin gue"jawab Nabila membuat Sunghoon mengangguk paham.

"Sama siapa?"

"Kapten basket SMA gue"

"Bang Soobin?"Sunghoon mendongak, menatap Nabila yang sudah melotot kaget.

"Kok lo tau?!"heboh Nabila.

"Lo SMANDU kan?"tanya Sunghoon membuat Nabila mengangguk patah-patah.

"Gue juga"

"Ha?!"

"Parah sih lo gak tau gue, padahal gue lengket sama bang Heeseung mulu"

"Kok?"

Nabila masih tak percaya, ternyata suaminya itu dulu satu sekolah dengannya? Sepertinya ini bukti lain bahwa

Dunia itu sempit.

"Dulu lo kenal gue? Maksudnya tau?"tanya Nabila penasaran, tapi baru saja Synghoon ingin menjawab, bel rumah berbunyi.

Ting tong

Keduanya sontak menoleh ke arah pintu utama.

"Bentar"ujar Nabila menjauhkan tubuh Sunghoon, gadis itu bangkit menuju sumber suara.

Baru saja ingin bertanya 'siapa', Nabila sudah lebih dulu dikejutkan oleh remaja lelaki yang berdiri di hadapannya dengan bercucuran air mata.

"Kak.."suara serak itu menyapa indra pendengaran Nabila.

"J-janendra..?"























Tbc...

A DESTINY || PARK SUNGHOONWhere stories live. Discover now