"Uh...Oh... Aku minta maaf... Kukira kau musuh..." Anak itu menunduk menekuri tanah, meminta maaf atas kekhilafannya barusan.

Lily tersenyum "Tidak apa, namaku Lily, kau siapa?" Gadis kecil polos itu mengulurkan tangannya.

Anak itu menatap ragu tangan kotor Lily yang terulur padanya, namun sebuah senyum merekah diwajahnya "Namaku--" Belum rampung anak lelaki itu menyebutkan namanya, Martial datang dan menyambar Lily menjauhinya.

"SIALAN KAU!! KAU APAKAN ADIKKU HAH!!?" Seru Martial murka.

"A-Aku hanya--" Sekali lagi ucapannya harus terpotong, Martial mengambil pecahan kendi didekat situ dan menyerangnya tanpa ampun.

Anak lelaki itu berusaha menghindar secepat yang dia bisa, namun dia tidak waspada saat tangan Martial mengayun tepat kewajahnya. Seketika pecahan kendi ditangan Martial sudah bersimbah darah, sementara anak itu mengerang kesakitan, sambil menangkupkan kedua tangan di mata kanannya yang terkoyak oleh pecahan kendi, membuat sarung tangan putih dari sutra-nya berubah merah. Lalu sosok jangkung bertopi lebar muncul sambil menunggangi kudanya, dia langsung meloncat turun begitu melihat putra sulungnya berlutut menahan sakit sementara Martial berdiri dihadapannya dengan tangan berlumuran darah.

"Mi hijo!" Sosok itu menghampiri anak lelaki tadi dan melihat lukanya yang cukup parah. Dia berdecak kesal lantas menatap Martial dan Lily murka "Kalian berdua, lihat saja pembalasanku, akan kubuat kedua orangtua kalian menyusul kakak kalian!!"

Lily takut-takut menatap sosok itu membawa anak laki-laki tadi keatas kudanya, lantas pergi dari sana. Martial masih menggandengnya, lantas mengucapkan sesuatu yang akan selalu dia ingat selama sisa hidupnya.

"Lily, camkan ini. Jangan pernah berhubungan dekat dengan pembunuh. Jauhi seseorang bernama Spain Empire, apalagi anaknya, Spain."

><><

"Lily, kau tidak apa-apa?" Suara ASEAN membuat lamunan Phil buyar. Dia menatap sosok yang dia panggil Papa itu dengan kedua manik beda warnanya, lalu menggeleng pelan.

"Kurasa tidak..." Jawabnya lesu.

ASEAN menghela nafas pelan lalu menutup kotak P3K yang berada disampingnya. Dia baru saja mengobati beberapa luka Phil, dan sekarang mereka masih di klinik sekolah. ASEAN menatap Phil lembut, lantas duduk disampingnya.

"Apa kau masih kaget?" Tanya ASEAN sambil mengusap pelan punggung Phil, berusaha menenangkan gadis itu.

Phil terdiam "Entahlah Pa..." Jawab Phil.

"Sudah sudah... Tenangkan dirimu, ini diluar rencana siapapun, aku paham kalau kau masih syok, setidaknya sekarang keadaan sudah baik-baik saja bukan?" Hibur ASEAN.

Tidak, bukan itu yang Phil pikirkan untuk sekarang.

"Papa..." Panggil Phil.

"Ya sayang?" Balas ASEAN.

"Apa seseorang pernah menyakiti Papa, lalu seseorang kembali untuk menebus kesalahan orang itu?" Pertanyaan Phil membuat ASEAN terdiam cukup lama sebelum akhirnya menjawab pertanyaan itu.

"Kurasa tidak ada, kenapa memangnya?"

"Karena kurasa orang itu baru saja bertaruh nyawa untukku..."

Kini ASEAN bungkam. Dia paham maksud Phil, orang yang dia maksud pasti si Spain. Dia dikabari kalau penerus takhta latino itu dalam keadaan kritis, tubuhnya nyaris terbelah dua, membuatnya kehilangan banyak darah. Dia tentu tau kisah Phil sebelum diangkat menjadi anaknya, keluarganya dibunuh Spain Empire dalam perebutan kekuasaan, sementara Martial entah hilang kemana. Phil ditinggal seorang diri disebuah panti asuhan, lalu ASEAN datang dan mengadopsinya. Kini Phil bukan lagi gadis kecil berusia 10 tahun, dia sudah menjadi remaja cantik berusia 17 tahun, sayang dia tidak terlalu tenang karena dihantui masalalu yang kelam. 

To już koniec opublikowanych części.

⏰ Ostatnio Aktualizowane: Dec 25, 2021 ⏰

Dodaj to dzieło do Biblioteki, aby dostawać powiadomienia o nowych częściach!

Game Of King||RusIndo||MafiaAUOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz