Overslept

1K 92 53
                                    

Srak...

Srak...

Suara lidi beradu dengan tanah terdengar dari halaman belakang. Musim gugur sudah datang, daun-daun berguguran begitu saja. Ini jadwal menyapu halaman Indo, dia cukup terbiasa dengan pekerjaan macam ini. Peluh membasahi wajahnya, tangannya menggenggam erat gagang sapu. Suasana nampak sepi, banyak anak-anak ASEAN yang pergi berkencan. Hanya Indo yang tidak pergi, Malay pergi untuk menembak Nethia (yang merupakan mantan Indo), sementara Phil diajak jalan-jalan Spain. Sejauh ini yang jelas akan punya istri baru Indo, tapi dia sendiri tidak pernah berduaan dengan Russia.

Biasanya pasangan apalagi yang bertunangan akan menghabiskan waktu berdua lebih banyak daripada orang pacaran. Membicarakan pernikahan, keluarga macam apa yang akan mereka bentuk, bahkan nama anak mereka di masa depan. Indo dan Russia? Berduaan saja tidak pernah, apalagi kencan macam itu. Mereka berdua kelewat sibuk dengan tugas masing-masing, apalagi sejak ASEAN dan Soviet bekerjasama terjadi perubahan yang cukup signifikan di data saham ASEAN. Indo berulang kali jatuh tertidur didepan komputer yang menunjukkan grafik saham, tapi dia akan segera bangun dan lanjut membuat laporan, lalu bersiap menuju sekolah.

Kabar soal Ame ditemukan beredar dimana-mana, semua orang yang kehilangannya senyumnya gara-gara insiden itu mendapatkan kembali senyum mereka. Indo juga ikut senang, Canada meminta maaf padanya tadi pagi, nampaknya dia merayakan kebahagiaannya dengan berkencan, Indo melihat Ukraine yang duduk manis didalam mobil soalnya. Indo menyudahi bersih-bersih halamannya dan kembali kedalam untuk membersihkan tangannya yang kotor.

"Kami pulang!" Seruan terdengar dari dalam manor. Indo yang baru saja mencuci tangannya menoleh untuk melihat siapa yang datang.

Nampak Brunei dan Singa yang baru pergi membeli kebutuhan sehari-hari melepas sepatu mereka. Indo menatap pasangan mini itu, Singa adalah yang paling pendek diantara anak-anak cowok ASEAN, sementara Brunei yang paling kecil diantara semuanya. Mereka nampak imut.

"Ada daun tuh di kepalamu, sini." Singa mengambil sebuah daun maple yang tersangkut di jilbab Brunei.

"Makasih." Ujar Brunei yang mengecup pipi Singa sebagai hadiah.

"Itu tidak perlu tau." Singa tertawa kecil. Brunei mencubit pipinya gemas.

Indo cuma bisa mengerjapkan matanya. Dia iri. Rasanya aneh ketika melihat orang lain bisa akrab dengan pasangannya sementara dia tidak. Mungkin karena dia dan Russia saling suka secara sepihak ya? Russia bisa jadi memang menyukainya, dan dia sendiri pribadi punya perasaan pada gadis hati Siberia itu, tapi cara mereka saling menyukai yang berbeda. Russia mungkin melihat dari segi sikap Indo yang santai namun tegas disaat waktunya, dan Indo sendiri cuma sebatas cinta pandangan pertama pada kecantikan Russia yang paripurna. Pandangan mereka berdua saja berbeda, bagaimana kedepannya?

"Indo, woi, jangan ngelamun!" Singa menjentikkan jarinya didepan Indo. Dengan segera Indo buyar dari lamunannya. 

"Oh, maaf, apa kalian mau cemilan? Aku mau membuat telur gulung." Tawar Indo.

"Bolehkah? Kebetulan aku lapar." Kata Brunei dengan mata berbinar.

"Baiklah, sepiring telur gulung akan datang untuk saudaraku!" Indo berbalik dan pergi menuju dapur.

Beberapa pelayan menawarkan diri untuk membantu, tapi dia menolak. Lagipula, dia sedang diawasi, bukan oleh manusia, melainkan seekor burung hantu seputih salju. Burung hantu berkedip, lantas merentangkan sayap lebarnya dan pergi membelah langit musim gugur. Burung perkasa itu pergi kesebuah kastil tua bergaya Eropa, jauh dari kota dan dikelilingi hutan yang nampak keemasan dari atas. Cakarnya mendarat pelan di balkon salah satu kamar, seorang gadis cantik yang tak lain adalah Russia nampak menghampirinya.

Game Of King||RusIndo||MafiaAUWhere stories live. Discover now