Far

766 88 41
                                    

Hari-hari berlalu seperti angin. Russia masuk tiga hari kemudian, tapi bangkunya pindah jadi disebrang Indo. Kelas kembali ramai, walau itu tidak seberapa, Canada mulai mendapatkan senyumnya lagi. Semua nampak baik-baik saja, Qatar dan UAE cepat membaur, Nesia bilang kelasnya juga ketambahan Egypt. Absennya Ame tak akan merengut kebahagiaan siapapun. Mungkin.

Hari ini matahari bersinar lembut, SK sudah masuk, semuanya menyambut kehadirannya dengan suka cita.

"Selamat datang South!" Seru Phil girang begitu SK memasuki kelas.

"Ahahaha, terimakasih, aku juga merindukan kalian." Balas SK, sebelum seseorang memeluknya dari belakang.

Saat SK menoleh, rupanya itu Japan, wajahnya auto bersemu merah.

"Syukurlah..." Japan terisak kecil.

"H-hei! Aduh jangan menangis, aku baik-baik saja." Ujar SK sambil menghapus air mata Japan.

Siulan dan dehaman terdengar dari penjuru kelas, SK makin bersemu merah. Sial, kenapa harus sekarang?

"Jangan lupa pajak jadiannya ya!!" Seru Indo.

"Indo!" Balas SK dengan wajah merahnya.

Tawa meledak dipenjuru kelas, siulan dan lainnya. Canada juga ikut tertawa, itu lucu.

"Hahaha! Lihat wajahnya Ame-" Tawa Canada berhenti. Biasanya sekarang disampingnya Ame bakal tertawa terpingkal-pingkal, tapi sekarang.

"Ada yang salah Canada?" Tanya UAE.

Air mata meleleh begitu saja, mengalir lembut di pipi Canada. Kenapa ini susah baginya? Yang lain nampak sudah baik-baik saja, tapi kenapa dia terus-terusan menangisi Ame? Apa ini yang dirasakan Senjuro saat Kyoujuro mati di Mugen Train?

Rasanya benar-benar sesak, sejak Ame menghilag, dia dilatih menjadi pemimpin. Entah berapa kali dia salah mengerjakan laporan dan membuat UK marah, nyaris setiap malam dia menangis dipelukan France, baik karena merindukan Ame maupun kesal.

Sementara itu disisi lain, Ame juga tengah menangis. Manik safirnya menatap Canada yang nampak dekat namun sangat jauh darinya. Dia jauh lebih merindukannya, dia ingin memeluk saudaranya, tapi sekeras apapun dia mencoba dia tidak akan bisa memeluknya. Tubuh semi transparannya cuma bisa berlutut disamping Canada, menangis pasrah.

"Aku juga merindukanmu bodoh, aku merindukan kalian, aku ingin bangun, aku ingin memelukmu. Kumohon berhentilah menangis, aku juga sedih Nada..."

Siapapun, bangunkan aku dari mimpi buruk ini

Kumohon.

Hari yang harusnya cerah itu tiba-tiba mendadak mendung, tetes air jatuh dari langit dan mulai membasahi bumi. Indo menatap jutaan tetes air yang turun diiringi suara gemuruh itu. Entah kenapa setiap kali hujan turun, suasananya selalu sendu. Indo menghela nafas, membuat jendela sedikit berembun. Perlahan tangannya menyentuh kaca jendela yang terkena tempias hujan, terasa dingin.

Tadi dia dan Canada bertengkar. Dan pertengkaran itu membuka lagi luka lamanya. Luka itu kembali berdarah, sekuat apapun dia menahannya itu tetap menyakitkan. Waktu itu dia ingin menghibur Canada. Serius, niatannya ingin menghibur, bukan mencari masalah.

"Nada, jangan menangis seperti bayi, Ame tidak akan senang melihatnya, kalau kau benar-benar merindukannya maka tersenyumlah. Ame akan lebih menghargainya ketimbang tangisanmu." Ujar Indo sambil mengulurkan sebuah sapu tangan.

Awalnya dia kira tangisan Canada akan reda, tapi kejadian yang tidak dia sangka justru terjadi. Canada menyambar kerah kemejanya, wajahnya nampak kesal.

Game Of King||RusIndo||MafiaAUWhere stories live. Discover now