Tired

804 91 33
                                    

Bel sekolah berbunyi, mendung nampak menggantung dilangit. Indo sudah kembali seperti biasa, dia bukan tipe bersedih terlalu lama, Canada sedang dalam usaha menghibur Ukraine. Sekarang Indo tengah mencoret buku catatannya, sebuah coretan asal, matanya nampak kosong.

"Indo, kau sudah kerjain PR sejarah?" Tanya Malay.

"Hmm-" Indo menjawabnya dengan gumaman.

"Bantuin dong, aku gak paham nih." Pinta Malay memelas.

Indo cuma diam dan lanjut mencoret bukunya. Malay menatapnya, lalu beranjak pergi ke bangku anak-anak ASEAN lain.

"Kalian benar dia jadi aneh." Bisiknya.

"Tidak biasanya dia begini, masa gara-gara Russia sih?" Phil ber spekulasi.

Entah apapun itu, yang jelas Indo benar-benar lumayan berubah. Dia tetap tertawa, tapi teman-temannya tau itu bukan tawa yang tulus, senyumnya juga terkesan dipaksa. Akan jadi tugas yang sulit untuk membuat Indo sedikit membaik, karena sekalinya orang yang bahagia kehilangan senyumnya, akan susah mengembalikannya.

Waktu berjalan dengan cepat seperti hembusan angin, dua hari kemudian di pagi yang cerah dimana anak-anak ASEAN tengah sarapan, mereka dikejutkan dengan suara debam jatuh. Malay langsung mengecek untuk memastikan siapa yang penyebab suara itu. Langkahnya langsung berhenti begitu melihat siapa yang menyababkan suara itu. Lihatlah, Indo dilantai terduduk dengan wajah pucat dan nafas terengah seolah dia habis dikejar monster.

"Indo! Kau tidak apa-apa?" Malay menghampiri Indo dan membantunya berdiri.

"Trims..." Indo membalas dengan suara lemah.

Wajah Malay nampak khawatir. Tidak biasanya Indo terlihat begitu pucat, dia selalu nampak riang dan akan sarapan pertama. Kenapa sekarang dia berubah?

"Apa kau sakit?" Tanya Malay.

Indo menggeleng "Tidak, hanya kaget tadi ada lebah lewat didepanku." Katanya dengan senyuman.

"Baiklah, kalau ada apa-apa katakan saja padaku atau Papa, oke?" Ujar Malay, lalu berbalik menuju ruang makan.

Indo menatap punggung Malay yang menjauh lantas mengeluarkan sebuah tabung kecil dari sakunya. Perlahan dia membukanya, itu sebuah inhaler. Indo menghirup inhalernya dan mengatur nafasnya. Indo menyisir rambutnya kebelakang dengan jemarinya lantas memasang wajah sumringah. Cuma asma, bukan apa-apa.

"Pagi!" Sapa Indo saat memasuki ruang makan.

"Pagi juga Indo." Balas ASEAN.

Indo menuju kursi kosong disamping Malay dan mulai mengambil sarapannya. Malay mencuri  pandang kearah Indo, saudaranya yang satu itu menyembunyikan sesuatu darinya dan dari yang lain. Lalu mana janji yang mereka buat bersama? 

"Karena kita saudara jangan sembunyikan apapun ya! Kalau salah satu dari kita sakit yang lain juga sakit, karena kita ASEAN!"

Jalanan nampak ramai dengan kendaraan dan bus sekolah. Indo menatap keluar jendela dengan tatapan kosong. Entah apa yang sedang dia pikirkan, tapi fokusnya selalu pecah dan dia jadi suka melamun. Malay dan Phil berusaha mengajaknya bicara, tapi mereka berdua kehabisan topik. Apa yang harus mereka berdua lakukan terus?

Sesampainya disekolah, Malay meletakkan tas di bangkunya, lalu keluar kelas dan berjalan di lorong kelas. Tujuannya adalah kelas Nesia dan pacarnya yaitu Nethia. Siapa itu Nethia? Dia adik Neth, cantik dan multi-talenta, sempat pacaran dengan Indo tapi mereka berdua putus karena perselisihan, dan resmi dengan Malay baru empat hari yang lalu. Malay membuka pintu kelas dan melirik ke dalam kelas yang suasananya cukup ricuh.

Game Of King||RusIndo||MafiaAUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang