B.I.L.O.V.A (26)

375 46 106
                                    

Sheila POV's

Pagi ini aku masih berada di rumah sakit tepatnya di kamar VIP dengan Kintan yang sedang memakan sarapannya. Aku mengambil ponsel yang terletak di nakas sambil menghilangkan kebosananku.

Aku membuka aplikasi instagram lalu menonton story teman-temanku. Jariku terhenti ketika tampilan story dari Pabio yang menunjukkan perempuan itu fokus dengan laptop di depannya, sepertinya ia tidak sadar di foto oleh Pabio.

Dulu, aku yang sering di foto random oleh Pabio namun sekarang sudah berubah ia sudah memiliki wanita lain di hatinya. Karma adalah sebutan yg sangat cocok untukku sekarang. Aku terlalu naif dengan perasaanku dulu. Aku selalu berpikiran bahwa Pabio akan menungguku sampai akhir namun justru sekarang berubah haluan ke wanita lain.

"Shei aku mohon mengertilah. Aku sudah punya kekasih. Aku mencintainya dia pun begitu. Aku gak mau buat dia menangis lagi karena kesalahanku kemarin. Kamu harus fokus dengan kesehatanmu sekarang.. Aku yakin kamu kuat dan bisa melewati ini." ucapan itu sering diucapkan oleh Pabio namun entah mengapa semalam ketika aku melihat ia menggenggam tangan perempuan itu disaat aku memeluknya itu membuat hatiku sakit dan menyadarkanku bahwa semua benar telah selesai.

"Hey ngelamunin apa?" Kintan menyentuh bahuku lalu duduk di ranjang.

"Kak tawaran balik ke Sydney masih berlaku?"

"Masih dong. Aku akan nunggu sampai kamu berubah pikiran."

"Kalau gitu aku sudah berubah pikiran."

Raut wajah Kintan sedikit terkejut atas ucapanku  namun sekarang ia justru tersenyum bahagia. Ia memelukku sambil mengelus punggungku dan mengucapkan terima kasih. Aku juga tersenyum dan menganggukkan kepala karena sudah memutuskan yang terbaik untukku sekarang.

"Good bye. Now it's really done."

--------------------

Author POV's

"Permisi.... paket"

Lovandra tersenyum geli di depan kaca riasnya. Ia dengan cepat mengambil tas kerjanya dan membuka pintu kosnya. Pagi ini moodbooster-nya ada di depannya dengan senyum andalan yang mampu membuat jantung Lovandra berdetak lebih cepat.

"Good morning calon istri makin cantik aja makin sayang aku."

Lovandra tersenyum geli mendengarnya. Lalu ia mengunci pintu kosnya.
"Kok sapaan aku gak di jawab?"

"Pagi juga, Biiii. "

"Kamu kenapa gak pernah panggil sayang ke aku padahal aku sih." ucap Pabio pura-pura kesal.

"Iya sayang. Ayo nanti aku telat."

"Apa? Aku gak dengar" Pabio berpura-pura tuli saat mendengar Lovandra mengatakannya.

"Ayo, sayang." ucap Lovandra kembali.

"Apa? Coba ulangi" Pabio terus membuat Lovandra salah tingkah.

"Auk ah serah kamu." Lovandra berjalan dahulu meninggalkan Pabio yang sedang senyum-senyum gemas melihat kelakuan pacarnya itu.

Lovandra yang sudah berdiri dekat mobil enggan berbalik memanggil Pabio untuk membuka mobilnya. Namun tiba-tiba saja ia mendapat ciuman di pipi kirinya dengan pelaku yang sudah dipastikan orangnya.

"Hadiah udah nurutin kemauan aku." bisik Pabio di telinga Lovandra lalu masuk ke dalam mobil sedangkan Lovandra masih syok mendapat ciuman mendadak.

"Ayo nanti telat." ucap Pabio dari dalam mobil.

"Jam berapa nanti berangkatnya?" ujar Pabio saat mereka sudah berada di kemacetan ibu kota.

"Istirahat siang aja."

B.I.L.O.V.A [END] ✅Where stories live. Discover now