B.I.L.O.V.A (11)

347 85 44
                                    

"Lov, pinjem pensil alis lo dong kemarin gue lupa beli" ucap Tania sambil mengobrak-abrik tas make up Lovandra.

"Ambil aja noh."

"Oh iya, lo jadi pergi bareng Pabio? " tanya Tania.

"Iya, lo jadi pergi sama Julian? Cie ngedate cie.." goda Lovandra kepada sahabatnya dan wajah Tania langsung berubah menjadi merah.

"Doain gue ya semoga lancar hahaha" Lovandra hanya geleng kepala melihat kelakukan sahabatnya.

"Semoga sahabat gue cepat jadian supaya gak jomblo lagi. Amin" Lovandra dan Tania sama-sama mengucapkannya.

Lovandra sudah selesai memoles wajahnya dengan make up yang natural dan tidak lupa ia memakai anting dengan bermata diamond sehingga menambah kesan mewah dan cantik.

Suara klakson mobil mengartikan bahwa Pabio sudah tiba ditambah ketukan pintu dari luar siapa lagi kalau bukan sahabatnya. Lovandra beranjak dan mematut dirinya di cermin untuk terakhir kalinya. Sempurna itulah cerminan dirinya sekarang. Ia mengambil clutch di atas meja kerjanya dan tidak lupa memakai high heels.

Pabio yang sedang berkaca langsung memutar badannya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Pabio yang sedang berkaca langsung memutar badannya. Ia terpana melihat betapa cantiknya Lovandra sekarang. Lovandra yang malu akhirnya berdehem mencairkan suasana canggung. Mereka pun masuk ke mobil dan menuju tempat nikahan Dean dan Fania.

"Bi" ucap Lovandra.

"Hmm."

"Kok aku deg-degan ya?" Lovandra meyentuh dada kirinya sambil menetralka nafasnya.

"Itu wajar apalagi liat mantan udah nikah. Kamu mau putar balik aja?."

"Jangan, kita kesana aja."

Lovandra membuang nafas panjang untuk menetralisir jantungnya. Hari ini merupakan hari istimewa Dean itu berarti ia tidak berjodoh dengan mantannya itu. Lovandra memang sudah menerima semuanya buktinya sekarang ia datang ke acara dengan Pabio sebagai pacar kontraknya.

Mereka pun sampai di tempat acara. Lovandra mengecek kembali penampilannya. Pabio hanya melihat sambil tersenyum betapa cantiknya Lovandra sekarang.

"Bi, udah bagus belum?."

"Cantik."

"Eh.. hah?."

"Kamu cantik Lovandraa."

"Ngghh.. anu.. Udah yuk" ucap Lovandra gaguk.

Sudah banyak yang datang di acara itu terutama teman satu kelas Lovandra. Lovandra sudah berkumpul di meja bundar yang isinya teman satu kelasnya ada yang sudah menikah, lamaran, punya anak, masih jomblo, nyusun rencana pernikahan, dan masih status pacaran. Pabio yang duduk tidak jauh dari sana melihat seseorang yang sepertinya ia kenal. Ia pun beranjak dan berjalan mendekati orang tersebut.

"Woi bro" ucap Pabio sambil melayangkan hi-five.

"Eh bro... lo sama siapa?" balas Raka.

"Gue sama Lovandra. Lo?."

Raka mengernyit bingung namun ia segera mengubah raut wajahnya."Gue sendiri. Oh iya, andra dimana?."

Andra? kok rasanya gue ga asing ya, batinnya.

"Tuh udah berkumpul sama kumpulan cewe-cewe. Btw, lo kenal sama pihak cowo atau cewe?" tanya Pabio penasaran.

"Gue kenal sama Dean. Kami sekelas dulu." balas Raka dan Pabio hanya manggut-manggut saja.

"Bro, lo ada hubungan apa sama andra?" tanya Raka sambil menegak minumannya.

"Kami.... "

"Pabio! Ih kamu tuh ya aku cariin tau daritadi. Aku kira kamu pergi kemana." ucap Lovandra kesal sambil memanyunkan bibirnya. Pabio gemas sendiri melihat kelakuan Lovandra.

Gemas banget sih nih cewe pengen dibungkus aja, batinnya.

Raka yang mendengar suara Lovandra reflek menolehkan wajahnya sambil tersenyum melihat wajah bete Lovandra. Ia ingin menarik Lovandra agar berada di dekatnya tanpa ada yang bisa menganggu mereka.

"Andra..." seru Raka tersenyum.

Pabio melirik tidak suka ke arah Raka apalagi ia melihat Raka memberi senyuman ke Lovandra.

Lovandra terkejut melihat Raka berada di sebelah Pabio namun ia mencoba bersikap setenang mungkin. "Bi, kamu udah cicipi makanan disini belum, aku lapar banget."

Pabio yang paham maksud ucapan Lovandra langsung menariknya namun justru Raka menahan tangan yang lain dan sekarang posisinya Lovandra ditarik oleh dua lelaki.

"Aku mau ngomong sama kamu, boleh?" tanya Raka lembut.

"Sorry, Lovandra akan berubah jadi singa kalo lagi lapar" balas Pabio sambil melepas genggaman Raka.

Mereka pun pergi namun bukan untuk makan tapi menuju taman yang tidak jauh dari sana.

"Loh kok kesini?" tanya Lovandra bingung.

"Kamu mau kita pulang atau tetap disini?" tanya Pabio ragu.

"Kita... "

"Kita pulang aja ya, sepertinya mood kamu berubah."

"Maaf Bi" ucap Lovandra pelan sambil menundukkan kepalanya.

Pabio mengerti bahwa ada masa lalu antara Lovandra dan Raka yang mungkin belum terselesaikan dahulu. Tapi entah mengapa melihat wajah sendu dan terkejutnya Lovandra tadi saat melihat Raka membuat Pabio ingin menjauhkan keduanya.

Pabio bingung karena tiba-tiba Lovandra meneteskan air mata. Pabio langsung menangkup wajah mungil itu dan menghapus bulir-bulir yang keluar dari mata cantik itu.

"Jangan nangis. Aku ada disini."

Pabio menatap mata cantik itu dengan tatapan sendu seolah ia paham rasa sakit itu. Pikiran Lovandra yang sudah tidak fokus lagi langsung memeluk Pabio dan menangis di dada bidangnya. Pabio membelai dengan lembut rambut Lovandra dan membalas pelukan itu dengan erat sehingga tersalurkan rasa nyaman antar keduanya.

"Aku akan selalu berada di dekatmu saat kamu butuh. Hari ini aku izinkan kamu menangis namun untuk kedepannya siapapun yang membuat kamu bersedih dia akan berhadapan denganku." ucap Pabio lalu mengecup puncak kepala Lovandra.


Jangan lupa votenya hihihi 😉

B.I.L.O.V.A [END] ✅Where stories live. Discover now