B.I.L.O.V.A (9)

355 93 45
                                    

Keesokan harinya, Lovandra tiba lebih dahulu di agensi dengan alasan ia malas terjebak macet di jalanan. Lovandra lalu menscan ID Cardnya sebagai tanda ia hadir pada hari ini. Ia lalu berjalan menuju ruang kerjanya. Setibanya di ruang kerjanya ia menghidupkan laptopnya serta  tidak lupa merapikan meja kerjanya.

Sejam kemudian agensi sudah dipenuhi oleh orang-orang yang keluar masuk agensi dengan alasan tertentu. Para karyawan juga sudah mulai sibuk dengan kerjaan mereka masing-masing.

Lovandra yang fokus dengan laptop didepannya dan jemarinya yang lihai menekan tombol demi tombol di laptop teralihkan dengan panggilan masuk dari Yanti.

"Halo, Yan"

"Halo Lov, kamu udah di kantor?"

"Sudah, ada apa?"

"Aku hari ini izin ke kantor. Anakku demam tinggi tadi malam dan sekarang lagi di rumah sakit"

"Semoga cepat sembuh ya si adek, Yan. Ada perlu bantuan?" Lovandra lalu meletakkan ponselnya dan mengklik speaker agar ia bisa melanjutkan pekerjaannya

"Hari ini ada penandatanganan proyek dengan agensi Recorp.  Apa kamu bersedia menghandlenya, Lov? "

Lovandra menghentikan ketikannya dan mengernyit bingung "Kenapa harus aku? Kenapa bukan Tania saja dia kan termasuk team kamu?"

"Dia sudah mengurus yang lain dan cuman kamu yang aku percaya lakuin ini. Tolong ya, Lov"

"Anu.. tapi aku belum ada persiapan sama sekali. Emang jam berapa meetingnya?"

"Kamu hanya memaparkan saja untuk urusan yang lainnya menjadi tugas team aku dan waktunya 30 menit lagi"

"Apa? Bagaimana bisa aku merangkum semuanya dalam 30 menit, Yan"

"Aku percaya kamu bisa. Pliss yaa, Lovandra?"

Lovandra menimang sebentar hingga akhirnya ia mengangguk pasrah. "Baiklah, segera kirimkan filenya kepadaku"

"Makasih banyak ya Lov nanti aku traktir bakso mang Uman deh" Yanti lalu menutup panggilan

Tania yang datang tergesa-gesa langsung saja membuka pintu ruang kerjanya Lovandra dengan napas yang tersengal-sengal.

"Lov, mbak Yanti udah hubungi lo kan?"

"Udah"

"Bagus... Ini pptnya dan waktu meetingnya 30 menit lagi" ucap Tania lalu menegak minuman di meja Lovandra tanpa permisi

"Hmm udah tau gue. Emang gak ada yang lain ya?" Tania menggeleng dan mencengkram bahu Lovandra memberi ia semangat bahwa ia bisa melewati ini.

Lovandra tanpa pikir panjang langsung membaca slide demi slide dan merangkumnya menjadi lebih singkat, ia tidak ingin mengecewakan Yanti terlebih lagi perusahaan karena ini merupakan proyek terbesar yang akan diikuti oleh banyak negara.

Hampir 25 menit ia menyelesaikan lalu akhirnya menuju ruang rapat. Didalam ruang rapat sudah hadir semuanya dan tinggal menunggu petinggi agensi untuk hadir.

Tidak butuh lama datang Pabio disusul oleh petinggi lainnya dari divisi berbeda serta beberapa orang dari agensi Recorp. Lovandra yang dari tadi merapalkan kata-kata penyemangat tiba-tiba saja terdiam karena kedatangan seorang lelaki yang ia kenal waktu SMA dulu. Ia adalah Raka Bulgaran.

Lovandra tidak menyangka bahwa direktur dari agensi Recorp itu adalah Raka Bulgaran cinta pertamanya sebelum ia memutuskan memilih Dean sebagai pacarnya. Bukan hanya Lovandra yang terkejut Raka juga sama terkejutnya melihat Lovandra berdiri di hadapannya sekarang.

"Selamat pagi semuanya kali ini kita akan rapat mengenai proyek DeGlanie Forsh yang akan diadakan 5 bulan lagi. Terima kasih kepada Bapak Raka Bulgaran yang sudah meluangkan waktunya untuk datang pada hari ini. Proyek seharusnya dipaparkan oleh Ibu Yanti namun beliau tidak dapat hadir dan diganti oleh Ibu Lovandra. Silahkan." ucap Pabio lalu duduk di kursinya.

Lovandra memaparkan semuanya dengan tegas dan hampir sempurna sehingga semua orang bertepuk tangan. Setelah cukup lama membicarakan mengenai poin penting dalam proyek akhirnya penandatanganan pun dilakukan. Pabio dan Raka saling berjabat tangan dan tersenyum atas proyek hari ini.

Jam menunjukkan waktunya makan siang, Pabio mengajak Lovandra untuk ikut makan siang dengan Raka sebagai reward atas penandatanganan proyek antar kedua agensi itu. Mereka memilih restoran terkenal yang tidak jauh dari perusahaan. Lovandra lalu izin ke toilet karena ia ingin buang air kecil. Keluar dari toilet ia terkejut karena Raka sedang berdiri di depan pintu toilet.

"Hai!" seru Raka bersemangat dan senyum sumringah.

"Hai" balas Lovandra dengan senyuman juga.

"Kamu masih ingat sama aku kan, andra?"

Ah, sial panggilan itu, batinnya

"Masih kok, kamu kok gak masuk?"

"Mau ketemu sama kamu, aku daritadi mau ajak kamu ngomong tapi sulit" balas Raka dengan raut wajah sedih

"Oh iya, kapan tiba di Indo?" tanya Lovandra sambil mereka berjalan beriringan.

"2 minggu yang lalu, ayah aku lagi sakit dan beliau memintaku untuk mengurus agensi ini awalnya aku gak berniat namun saat aku tau kamu bekerja di agensi ini aku jadi setuju deh" jelas Raka saat mereka sampai di depan pintu

Lovandra meraih gagang pintu namun Raka justru mencegahnya.
"Andra, jika boleh aku ingin ngomong berdua sama kamu mungkin setelah urusan ini selesai" ucap Raka dengan wajah serius dan sorot mata yang tajam. Lovandra paham hanya dengan sorot mata itu mengisyaratkan sesuatu yang lain.

------------------

Lovandra sedang menunggu di parkiran mobil karena Pabio tadi mengajaknya pulang bersama.

"Kamu udah nunggu lama?" tanya Pabio dengan nafas tersengal karena tadi ia berlari.

"Gak kok. Yauda masuk yuk"

Di perjalanan mereka diam dengan pikiran masing-masing dengan hanya alunan lagu di radio yang terdengar. Pabio melirik kearah Lovandra, ia sebenarnya ingin mengatakan sesuatu namun entah mengapa lidahnya seperti sulit berbicara. Lovandra yang risih karena lirikan berulang dari Pabio akhirnya membuka suara

"Ada apa? Kamu daritadi gelisah mulu"

"Engh.. ha.. anu... kamu kenal sama Raka?" ucap Pabio sambil menggaruk belakang kepalanya

Lovandra menoleh ke arah Pabio lalu kembali melihat jalanan di depannya. "Iya kenal dia teman sebangku aku dulu waktu SMA" jawabnya.

Pabio diam sejenak hendak menanyakan pertanyaan ini yang daritadi di pikirannya.

"Kalian pernah berhubungan sebelumnya?"

Lovandra sedikit terkejut namun mencoba bersikap tenang lalu menoleh kearah Pabio

"Kamu kenapa berpikir seperti itu?"

"Sejak meeting sampai makan siang aku lihat Raka curi pandang ke kamu. Aku rasa dia suka sama kamu" ucap Pabio tetap fokus dengan jalanan

Lovandra tertawa renyah mendegar ucapan Pabio "Kamu perhatiin banget ya. We are just friend, Bi"

Lampu merah menandakan kendaraan berhenti begitu juga dengan Pabio yang menginjak pedal remnya langsung menoleh ke Lovandra.

"Kamu yakin dia gak suka sama kamu?"

"Yakin, kami hanya teman sebangku, gak lebih" jawab Lovandra

"Tapi kenapa aku yang gak yakin ya" ucap Pabio sedikit lirih.

"Pabio, kamu tenang aja aku gak bakal ngelanggar satu pun poin di kontrak kita" ucapnya sambil memegang bahu Pabio.

Pabio lalu memindahkan tangan Lovandra dari bahunya menjadi ia genggam dengan tatapan yang sendu. "Bagaimana jika suatu saat nanti antara kita berdua justru melanggar kontrak itu? Berjanjilah kepadaku bahwa kamu tidak akan berhubungan dengan dia selama kita pacaran kontrak ini. "



Jangan lupa klik ⭐️ kalo ada komen dan saran silahkan 😉

Thank you 💕

B.I.L.O.V.A [END] ✅حيث تعيش القصص. اكتشف الآن