Delapan - Nanar

8 1 0
                                    

~Dengan atau tanpa dirimu, rasa itu tetap menyiksa.

Jira telah tiba di sebuah hotel tak jauh dari hotel tempat Naufal tadi. Hanya berjarak 200 meter. Ia berlari dengan dress selutut dan heels 3cm-nya.

Ia langsung memesan kamar hotel dengan penampilan yang sangat tidak rapi dan masuk ke kamar hotel untuk membersihkan dirinya.

Dirinya, yang kembali kotor karena orang itu.

Orang yang ia kira akan datang membawa kedamaian, malah kembali membuat dan membuka luka di hati Jira.

Luka yang lebih besar dari 15 tahun lalu.

Luka yang belum sempat di mengerti.

Luka yang sangat repot untuk dibenahi.

"Halo, Ra?" sebuah suara yang dikenal datang dari ujung telepon.

"Lin, lo sibuk?"

"Lo nangis, Ra? Lo dimana?,"

~~

"Kamu keberatan dengan yang kita lakukan tadi, Ra?," tanyanya sembari membalikkan badan.

Bodoh sekali pertanyaan orang ini, ucap Jira dalam hati.

Setelah 15 tahun berlalu, 10 tahun tak bertemu.

Bukannya berubah, bukannya berdamai, bukannya beramah tamah, malah rasa hina yang ia tinggalkan.

Jira, tak berani melihat orang ini.

Ia menatap lurus jendela kamarnya dengan nanar.

Jijik.

Pikirannya begitu membenci. Namun, hatinya perih.

Harapan apa yang ia pikirkan selama ini? Masa depan seperti apa yang ia harapkan hingga ia dengan sukarela mau berbuat seperti itu lagi dengan masa lalunya?

~~

Julin hanya terdiam. Ia tak berani mengucap sepatah kata apapun. Ia hanya mampu memeluk sahabat yang terduduk sambil menangis di depannya.

Hatinya turut menangis, melihat dan mendengar kenyataan yang di alami sahabatnya ini.

Julin ingat semuanya. Julin paham semuanya. Julin tahu semuanya. Julin saksi perjalanan mereka.

Masa lalu mereka begitu indah, begitu indah hingga pembaca nantinya akan iri.

Namun, akhir dari kisah ini bahkan akan dibenci. Oleh Jira, Julin, dan orang lainnya.

~~

Naufal menatap Jira yang tertunduk, membelai rambutnya pelan. Jira tak menolaknya.

Tak ada gunanya menolak. Jira telah dirasakan lebih banyak oleh pria di depannya.

Namun, Jira sadar dia masih memiliki harga diri, dan itulah yang membuatnya meninggalkan kamar hotel Naufal.














































the person is nobody, but it felt is u.

Jira & Naufal Kde žijí příběhy. Začni objevovat