rayu0,1: kerlip radio mobil dalam perjalanan pelarian diri

128 11 134
                                    

chapter 2

Apa kemarahan terbesar kamu terhadap papa kamu?

Kalau aku ... yah, sudah tidak bisa dibendung lagi.

Papa terlalu keterlaluan.

Papa dan Mama cerai pas awal masuk semester dua di kelas sepuluh. Alasannya sudah jelas karena mereka sering bertengkar akibat perbedaan kesepahaman. Intinya udah gak cocok lagi buat lanjut. Gak cocok buat mereka berdua, gak cocok versi mereka berdua, dan mengabaikan kehadiran aku dan Kak Mi yang masih butuh serta ingin mempunyai keluarga yang lengkap plus bahagia.

Rasanya jengkel juga mendengar mereka selalu saja beradu mulut dengan suara keras di tengah malam di mana mereka pikir mungkin anak-anaknya tidak akan bisa mendengar karena sudah tidur. Cuman mikir gak sih. Justru gara-gara suara tidak mengenakkan itulah, aku jadi sering terbangun dari mimpi indah dalam tidur, tiba-tiba ngerasa marah sendiri, dan ... pengen nangis.

Aku selalu butuh Kak Mi saat sedang bersedih seperti itu. Tapi karena kamar kami terpisah, aku jadi harus menikmati rekaman video yang tak terekam itu sendirian di kamar sambil mengalihkannya dengan berusaha tidur lagi meski tak pernah berhasil.

Karena tak tahan, aku pun sering tiba-tiba mengirim chat ke kakak perempuanku itu. Berharap dia masih terbangun.

rayu jolien
kak

Ternyata Kak Mi sedang online. Apa gara-gara itu juga, dia jadi suka terbangun?

kak mi
Udah, tidur lagi aja ya, Ray

rayu jolien
gk bisa kak

rayu jolien
pngn peluk kakak

kak mi
/peluk Rayu jauhh

Di situ air mataku menetes dan langsung kuhapus seketika.

rayu jolien
knp si kak pp mm tngkr mulu

rayu jolien
aku cpk kebangun mulu jm segini gr2 mereka

kak mi
Rayu. Apa pun yg terjadi sama mereka, tetep harus sayang sama mama dan papa ya?

rayu jolien
gtw

Kak Mi ngebales lagi chat, tapi aku cuma ngeliatin tanpa ada keinginan lagi untuk bertukar pesan.

Malam itu di kala aku telah mendeklarasikan diri sebagai anak yang membenci kedua orangtuanya, pagi harinya aku mendapat kabar kalau mereka akan cerai.

Papa dan Mama cerai di minggu pertama aku masuk semester dua. Gara-gara tau rasanya lebih dari percuma dan hanya menyiksa diri saja jika pulang sekolah langsung balik ke rumah, aku memutuskan untuk menginap di rumah salah satu sahabatku dan menetap di sana entah sampai kapan. Bodo amat kalau ngerepotin. Aku sekarang sedang tidak ingin bertemu dengan kedua orang yang hobi bertengkar di muka umum itu. Udahlah gapapa, sana aja cerai, cerai!

Di hari keempat aku kabur, Mama dan Kak Mi datang untuk mengucapkan selamat tinggal karena mereka akan pergi ke Belgia dan tinggal di sana. Beneran cerai ternyata?

Karena tidak mau menangis, akhirnya aku tidak menemui mereka.

Berikutnya giliran Papa yang sering mampir ke kediaman itu. Dan tentu saja aku tidak pernah balas menemuinya meski dia terus datang ketika sore dan malam, mengganggu aktivitas keluarga sana. Yailah, jangan keseringan dateng dong, Pa. Nanti ngerepotin mereka lagi. Cukup Rayu aja yang udah ngerepotin banyak.

Hingga semua itu berlangsung selama tiga hari, Papa datang lagi dengan mengabari kalau dia telah membelikanku mobil. Aku dibuatnya tidak bisa berkata-kata. Hati nuraniku sedikit tersentuh. Walau dengan kesebalan yang tersisa, akhirnya aku mau menemui Papa juga di ruang tamu.

Take Her to The Saturn [end]Where stories live. Discover now