10 - Pertandingan Basket

319K 24.6K 3.2K
                                    

"Pergelangan tangan gue sakit banget, pas masuk tadi gak sengaja ketanduk pintu," kata Veilla mengadu pada cowok di sampingnya.

"Mana?" tanya Farhan meraih tangan Veilla. "Ini?"

Gadis itu menganggukkan kepala saat Farhan berhasil menemukan letak sakit yang tepat pada pergelangannya.

"Terus diapain? Mau aku pijetin?"

"Gak ah sakit."

"Kasih minyak angin?"

Veilla terkekeh kecil. "Lo pikir tangan gue masuk angin?"

"Udah sini," ucap Farhan mengeluarkan sesuatu dari ranselnya, botol kecil berisi minyak angin yang langsung dia oleskan ke tangan gadis di sampingnya.

"Biar sakitnya reda," lanjutnya sembari memijat lembut pergelangan Veilla.

"Eh! Pelan-pelan, Han!"

"Iyaa."

Veilla dan Farhan tidak menyadari bahwa ada manusia iseng yang sedang merekam aktivitas mereka berdua secara diam-diam. Orang itu Joe, dia sedikit menyondongkan tubuh guna memudahkannya merekam Veilla dan Farhan dari atas punggung kursi bus.

"Lo ngapain, sih, videoin Veilla ama Farhan?" heran Bianca dan langsung menarik baju bagian belakang Joe sampai cowok itu kembali duduk pada posisi awal.

"Mau gue kirim ke Ziano, Biii," jawab Joe memperlihatkan layar ponselnya.

"Biar apa?"

"Biar bisa ngomporin dia. Soalnya gue seneng liat Ziano panas."

Veilla berbalik menghadap belakang, menaikkan satu alis menyorot Joe begitu lekat.

"Diem di depan, dikira gue kagak nguping?" celetuk Veilla.

Joe cengengesan, mendekatnya wajahnya ke telinga Veilla.

"Semalem aman gak?" tanya cowok itu berbisik.

"Hah? Maksudnya?"

"Sengaja gue anter sampe lift, berharap dia salah kamar biar digebukin masa. Dia 'kan kalo mabok agresif banget kelakuannya."

"Jadi semalem dia sama lo?"

"Iya lah sama siapa lagi? Kita ke club, dan pas mabuk dia malah ngomel-ngomel gak jelas ngomongin segimana keselnya dia liat lo deket sama Farhan."

"J-jadi Nadine gak ada?"

"Ya enggak lah. Dari balik sekolah sampe malem dia sama gue, Azka, Sky, Matteo terus. Cuman sorenya pamit pulang bentar, mau mandi katanya."

Veilla mengangguk paham. Tak sadar pipi gadis itu jadi merah padam, dia mengukir senyum tipis di bibirnya. Apa kata Joe? Ziano kesal melihatnya dekat dengan Farhan? Apa itu artinya perkataan Rere benar jika gadis yang disukai Ziano bukanlah Nadine? Ah, Veilla jadi percaya diri.

Sedangkan di kursi belakang, wajah lesu Sky tampak kewalahan menanggapi pertanyaan-pertanyaan aneh yang dilontarkan oleh Azka. Ini baru setengah jalan loh, jangan sampe Sky kesel dan milih turun dari bus.

Namun untuk beberapa menit terakhir suasana tampak tenang. Tak ada pertanyaan-pertanyaan unfaedah yang ditanyakan oleh Azka. Posisi Sky saat ini, dia sedang menghadap jendela, menopang keningnya menggunakan punggung telapak tangan yang dia tempelkan ke jendela.

Ketika cowok itu hendak memejamkan mata, tiba-tiba dia tersadar.

Kok Azka diem?

GRAZIANOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang