Prolog

1M 36.9K 2.5K
                                    

Hallo!!!
Call Me Sista

Cerita ini murni dari hasil pemikiran sendiri, jika menemukan kesamaan nama tokoh atau beberapa adegan mungkin hanya sebatas kebetulan.

Saya menerima kritik dan saran. Saya yakin orang berkelas bisa mengatur kata-kata yang baik, serta bisa membedakan antara mengkritik dan menjatuhkan.

SELAMAT MEMBACA!

—o0o—

"Bagaimana para saksi? Sah?"

"Saaaahhh!!!"

Seisi gedung yang hanya berisikan dua belah pihak keluarga berseru antusias. Dan kini dua remaja yang baru berusia 17 tahun itu sudah sah menjadi sepasang suami dan istri.

Cowok berjas hitam yang sejak tadi memasang tampang kusut tanpa seulas senyuman sedikitpun itu beranjak dari tempatnya, namun seketika ditarik oleh sang Ayah, Mahen Alexio.

"Mau ke mana? Istrimu belum cium tanganmu loh," kata Mahen dengan tatapan tajam.

Mendengkus sebal, Ziano kembali pada posisi semula, menyodorkan tangan tanpa melihat wajah Veilla yang sejak tadi terus mengulas senyum bahagia.

Gadis itu mencium tangan cowok yang beberapa menit lalu sudah sah menjadi suaminya.

"Udah 'kan?" tanya Ziano malas-malasan.

"Cium dong istrinya!" sahut Felix, Ayah mertua Ziano.

"Hah?" sahut cowok itu tampak kaget. "Oga-"

Cup

Spontan Ziano terdiam. Tentu saja dia langsung mematung saat Veilla tiba-tiba mengecup pipinya.

"Veilla aja yang cium," sahut gadis itu ditambah cengengesan tanpa dosa yang terlihat menyebalkan di mata Ziano.

Segera saja dia mengusap bekas ciuman Veilla di pipinya.

Rere menepuk pundak anak lelakinya gemas. "Tertekan gitu mukanya. Kaya dipaksa nikah aja kamu!"

"Emang iya."

Lantas semua orang terkekeh lucu. Felix merangkul bahu Mahen senang.

"Tidak sia-sia kita bersahabat sejak kecil, akhirnya sekarang kita sudah resmi menjadi keluarga!" tutur Felix.

"Jadi, mulai kapan kita akan membangun perusahaan baru yang lebih besar yang akan diwariskan untuk calon cucu kita? Agar usaha yang telah kita bangun bisa diteruskan sampai keturunan terakhir," sahut Mahen.

"Secepatnya!"

"Eh, maksudnya apa nih?" tanya Ziano mendelik curiga.

"Kamu harus berikan cucu untuk meneruskan usaha Papa dan Om Felix."

"J-jadi maksud kalian Ziano harus anu-anuan sama Veilla?"

"Ya iya dong, kalo mau punya anak harus anu-anuan, masa iya nari zumba," timpal Anna, Ibunya Veilla.

"Enggak! Gak ada anu-anuan segala. Jangan berharap lebih sama pernikahan ini, kalo bukan Mama ngancem mau bunuh diri Ziano ogah nikah sama Veilla. Ziano pastiin, secepatnya hubungan ini akan berakhir. Kalaupun nanti Ziano punya anak, Ziano mau punya anak dari perempuan yang Ziano cintain. Jangan salahin Ziano kalo nanti Ziano ngehamilin anak orang!"

"Maksud kamu anak Om, 'kan?" tanya Felix yang langsung disambut gelak tawa dari semua orang, membuat Ziano tambah kesal.

°•°•°•🦋°•°•°•

Follow my IG @noonawii

Follow my IG @noonawii

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
GRAZIANOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang