Empat

40 12 4
                                    

Pada kelahiran kedua, mereka akan dilahirkan dalam satu keluarga yang kuanggap cukup mampan bagi mereka. Meski demikian, aku tetap akan berjaga jika terjadi suatu hal yang tidak mereka inginkan.

Duduk diam di singgasana selama berabad lamanya tidak membuatku terlalu bosan. Melihat tugas sebagai pembimbing jiwa yang baru tiba di sini sudah menjadi makanan sehari-hari. Walaupun itu bisa dikerjakan oleh beberapa penghuni di sini.

Istana tempatku berada hanya dipenuhi kegelapan, meski demikian aku dapat melihat dengan jelas keadaan sekitar. Sangat janggal bagiku ketika jiwa baru masuk ke sini dan mengeluh betapa gelapnya tempat ini. Tapi, aku tidak pernah memusingkan.

Selagi menunggu Zilla dan Deimos pada kelahiran kedua mereka, aku berniat mencari sesuatu yang menarik di luar istana. Sambil melangkah, mengamati setiap jengkal tempatku berkuasa.

Luar istanaku hanya terdiri dari hutan gelap yang hanya terdiri dari pohon kering lagi tandus. Hanya ada warna kelabu hingga hitam sepanjang pandangan. Kala aku menginjakkan kaki di antara tanah gersang ini, aku melihat bayangan dari kejauhan.

Bentuknya tidak beda jauh dengan manusia yang biasa berkeliaran di sini. Tapi, cukup aneh jika dia datang dalam keadaan gelisah. Matanya menatap liar sekeliling diiringi dengan bibir gemetar. Begitu tatapan kami bertemu, dia tersentak.

"Iblis!" jeritnya hingga terjengkang. "Ampun! Jangan tarik aku ke neraka!"

Aku dekati manusia itu. Seorang pria paruh baya. Badannya kurus seperti tulang dibalut kulit. Dia bersujud begitu melihatku mendekat. Masih saja gemetar.

"Jangan takut," ucapku.

Dia tidak merespons melainkan dengan rintihan penuh derita batin.

Dari penampilannya, dia terlihat seperti rakyat jelata yang hidup sederhana di pinggiran kota atau hanya penduduk desa biasa yang tewas dalam keadaan menyedihkan.

Sang Pencabut Nyawa sepertinya terlalu sibuk menuntun jiwa ini ke alam yang pantas baginya. Atau barangkali dia meninggal akibat kesalahan. Tidak. Tidak mungkin Pencabut Nyawa begitu ceroboh. Ia tidak tidur dan tidak pula lengah. Sudah dipastikan ada kepentingan di balik semua ini.

"Ada urusan apa kamu ke sini?"

SEBAGIAN PART INI DIHAPUS UNTUK KEPENTINGAN PENERBITAN

SILAKAN MAMPIR KE CERITA LAIN DI LAPAK INI

Tales of Gods : Gods of Dunya [✓]Where stories live. Discover now