Wattpad Original
Ada 3 bab gratis lagi

Bab 11

4.2K 643 47
                                    

"Kamu sudah telepon Daddy?"

"Uhm, seperti biasa Mommy sangat dramatis."

"Mungkin mereka takut kesepian."

"Makanya, aku minta mereka menyusul."

"Rencananya awal tahun."

"Ngomong-ngomong, apa tidak gatal pakai wig dan janggut palsu seharian?"

Audrey menatap kakaknya dengan ekspresi geli. Memang bukan ia yang memakainya, tapi badannya terasa gatal. Dengan wig, janggut, dan kacamata, sang kakak terlihat begitu berbeda. Mata biru tertutup softlens, dan penampilannya sangat biasa. Kyle bahkan memakai pakaian yang tidak mahal, demi menghindari kecurigaan. Mau tidak mau Audrey memuji totalitasnya.

"Pasti ada alasan Kakak melakukan penyamaran ini. Apa karena Nesya?"

Kyle menggeleng. "Bukan karena dia, tapi—"

"Nesya? Siapa dia? Kenapa aku baru dengar nama itu?" Alvo, dengan gelas berisi capucino, menghampiri mereka dan duduk tepat di tengah, memisahkan Kyle dan Audrey yang semula duduk berdekatan di sofa panjang.

Kyle mengernyit. "Kenapa kamu selalu mau tahu urusan orang?"

"Hei, aku ini saudara kalian. Sudah seharusnya kalau diberi tahu." Memiringkan wajah dan menatap Audrey. "Kak, siapa itu Nesya?"

Audrey terkikik, mengibaskan rambut ikalnya ke belakang, dan mengangguk ke arah Kyle. "Teman kecilku dan sekaligus cinta monyet Kak Kyle."

"Hah, ada begituan? Cinta monyet? Umur berapa kalian saat Nesya ini ada?"

"Sebelum kami pindah ke luar negeri."

"Wow, terus?"

"Tidak ada terus-terus! Sana, kamu pulang! Punya rumah sendiri!" Kyle mendorong tubuh Alvo dengan kaki dan membuat pemuda di sampingnya hampir terjerembab jatuh.

"Kak, ini hotel Kakek. Aku juga ada hak tinggal di sini!"

"Kalau begitu pergi ke kamar lain."

"Tidak! Aku mau di sini!" Pindah ke samping Audrey, Alvo kembali berbisik, "Nesya, cantik tidak?"

Audrey mengangguk. "Tentu saja. Kak Kyle tidak mungkin naksir kalau tidak cantik. Menurutmu, kenapa sampai umur segini dia belum punya pacar? Itu karena dia menunggu Nesya."

"Woow, ternyata sangat romantis. Aku tidak nyangka Kak Kyle ternyata berjiwa romantis. Kak Audrey kapan ketemu Nesya, aku ikut. Mau kenalan."

"Boleh, Minggu nanti kita ketemu."

"Asyik."

Kyle berdehem, menatap dua adiknya bergantian. "Ingat, jangan sampai keceplosan soal penyamaranku. Semua yang aku lakukan bukan sekedar main-main. Ada banyak hal yang menjadi pertimbangan kenapa aku melakukan ini."

"Iya, Kak. Tetap saja aku tidak mengerti kenapa kakak harus menyamar. Padahal itu kantor kita sendiri."

"Audrey, aku ingin bekerja di sana, mempelajari banyak hal, mengamati orang-orang tanpa mereka tahu aku adalah pewaris Vendros. Aku ingin melihat wujud asli para pegawai, bukan orang yang akan menjilat karena statusku. Itu adalah alasan pertama. Alasan kedua, jauh lebih penting dari semua adalah tentang musuh orang tua kita. Kamu tahu, bukan?"

Audrey mengangguk, tanpa sadar bergidik ngeri. Bagaimana ia lupa tentang laki-laki tua yang mengamuk dan memaksa mamanya untuk pergi. Masih terbayang hingga sekarang, saat ia hanya bisa menangis dan melihat mamanya terkena peluru karena ulah laki-laki itu. Sang mommy yang akhirnya harus dirawat berminggu-minggu di rumah sakit, berjuang hidup dan mati karena peluru. Karena kejadian itu, ia masih trauma tentang suara ledakan dan mudah kaget karenanya.

Temptations Of VendrosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang