Wattpad Original
Ada 6 bab gratis lagi

Bab 8

4.4K 662 47
                                    

Turun dari mobil mewah hitam mengkilap, Kyle merapikan dasi dan pakaiannya. Malam ini, pertama kalinya ia muncul di depan publik sebagai pimpinan Vendros. Sebenarnya, ia enggan melakukan ini, tapi desakan sang daddy membuatnya tidak bisa menolak.

"Aku harap pesta malam ini tidak berlangsung lama," ucapnya pada sang asisten saat mereka melangkah beriringan melintasi lobi. "Aku kurang suka pesta bisnis."

"Dijadwalkan berlangsung selama tiga jam, Tuan."

"Bagus kalau begitu."

Menaiki lift, mereka menuju lantai sepuluh. Saat pintu membuka, beberapa orang datang menyambut. Kyle dibawa masuk ke sebuah ballroom yang sudah disulap menjadi area pesta pribadi dengan beberapa meja bundar dan kursi-kursi perak berlapis satin putih.

"Selamat malam, Tuan. Mari, saya perkenalkan dengan para tamu kita." Kyle mengiringi langkah seorang laki-laki yang ia kenal adalah manajer di kantornya. Ia dibawa berkeliling dari meja ke meja dan berkenalan dengan orang-orang yang datang malam ini.

"Direktur PT. Raja Angkasa Tritama, kenalkan ini Tuan Dareen Wang."

Seorang laki-laki berkulit putih yang tampan, dengan rambut hitam tersisir rapi, berusia kira-kira dua tahun di atasnya, bangkit dari kursi dan mengulurkan tangan pada Kyle.

"Senang berkenalan dengan Anda."

Kyle menjabat tangannya. "Jangan terlalu formal. Sepertinya kita seumuran."

Dareen tersenyum. "Saya sangat mengagumi kinerja Vendros Group. Panutan bagi saya."

"Senang mendengarnya, Tuan Dareen. Karena saya juga ingin belajar banyak dari Anda."

"Bagaimana kalau kita saling panggil nama? Bukankah kita seumuran?"

Kyle tersenyum. "Dareen."

"Kyle."

Mereka berbincang dengan akrab. Dalam hati Kyle sangat menyukai sosok Dareen yang sangat lugas dalam berbicara. Laki-laki muda itu berpengetahuan luas, mengerti apa yang sedang dibicarakan. Sepertinya, mereka berada dalam pemahaman yang sama.

"Selamat malam, Kyle?"

Suara wanita menyapa dari balik punggung mereka. Kyle terdiam hingga sosok wanita amat cantik dengan rambut kemerahan tersenyum ke arahnya. Wajah wanita itu sangat cantik dengan tahi lalat kecil di dagunya yang lancip. Tinggi wanita itu kira-kira sepundak Kyle dan harus diakui kalau pembawaan wanita itu memang sangat memesona.

"Masih ingat denganku?"

Kyle tersenyum. "Irene."

"Ah, senang rasanya bisa bertemu teman lama." Irene tanpa sungkan memeluk Kyle dengan hangat. Senyum terpancar dari wajah cantiknya. "Sepertinya kita berjodoh, Kyle. Selalu bertemu di mana pun kita berada."

Kyle hanya tertawa kecil. Ia mengenal Irene beberapa tahun lalu di universitas. Setelah itu mereka ketemu lagi beberapa kali di pesta. Sepertinya, lingkup pergaulan mereka sama. Irene adalah anak pengusaha tambang batubara dan sekarang sedang merintis bisnisnya sendiri di bidang makanan siap saji.

Dengan sopan Kyle mengenalkan Irene pada Dareen, lalu berpamitan untuk menyapa tamu lain. Rupanya, Irene tidak suka ditinggal, karena ke mana pun Kyle pergi, wanita itu mengikuti.

Sepanjang pesta, sulit bagi Kyle untuk menghindari Irene. Wanita itu bersikap bagaikan nyonya rumah. Mendampingi Kyle pidato, berdansa, hingga saat jamuan makan pun berada di sampingnya. Demi sopan santun, Kyle membiarkannya, meski di dalam hati sedikit merasa risih.

"Selesai pesta bagaimana kalau kita ke bar? Sudah lama kita tidak berbincang." Irene berbisik pada Kyle yang sedang bersiap pergi.

"Tidak bisa, Irene. Besok harus kerja pagi pagi."

Temptations Of VendrosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang