\(22-Threat)/

230 26 33
                                    

Yuta kembali mencoba mengajak Kiriyu berbicara, tapi lagi dan lagi Kiriyu mengabaikan Yuta dan tak membalas Yuta. Pagi harinya saat sarapan Yuta duduk di depan Kiriyu yang makan dengan tenang, dirinya menghela nafas pelan. Sesekali ia melihat ke arah Kiriyu saat ia makan, Yuta benar-benar bingung harus bagaimana lagi, apakah ia salah menerima Taeyong?

"Kiriyu haruskah kita seakan menjadi orang asing hanya karena Taeyong hyung memilihku bukan memilihmu? Apakah aku harus memutuskan Taeyong agar kau mau berbicara lagi denganku?" Yuta sudah mulai kesal dan marah dengan perlakuan Kiriyu.

"Kau egois Kiriyu, kau tak bisa memaksakan semua keinginanmu. Aku dipilih olehnya karena Taeyong hyung yang memilihku! Aku meyayangimu karena kau sepupuku, tapi apakah aku harus memaksa Taeyong hyung untuk menerimamu? Bukankah itu juga tak adil untuknya? Jika sesuatu tidak berjalan sesuai keinginanmu, kamu selalu seperti ini. Kamu bukan anak kecil berusia enam tahun lagi Kiriyu..." Yuta menatap Kiriyu tajam, untuk pertama kalinya Kiriyu melihat Yuta berbicara tegas, biasanya dirinya ditegur oleh Yuto.

"Sudah cukup aku mengalah dan memaklumi dirimu Kiriyu, kita sudah akan naik kelas bukankah kita juga harus semakin dewasa? Aku harap Kau mengerti dan bisa merubah juga intropeksi diri..." Yuta meminum jusnya lalu berdiri dan meninggalkan Kiriyu. Kiriyu terdiam karena tak menyangka jika Yuta akan bereaksi seperti itu, biasanya yang menegur dirinya selain ayahnya adalah Yuto.

.

.

Keesokan harinya hasil ujian mereka sudah keluar, nilai tertinggi satu angkatan didapatkan oleh Taeyong. Nilai tertinggi di kelas Yuta, Winwin, Ten, Jungwoo, Doyoung adalah Yuta. Mereka kini sudah naik ke kelas 2 SMA, kelas mereka kembali di acak. Yuta kembali satu kelas dengan keempat temannya, ditambah bersama Taeyong, Johnny, Jaehyun, Lucas, dan Kiriyu.

Hari ini adalah hari pertama mereka sekolah, seperti biasa Yuta dijemput dan diantar oleh Taeyong. Di perjalanan Yuta menghela nafas karena sejak terakhir kali dirinya berbicara dengan Kiriyu hubungan mereka semakin renggang. Taeyong melihat Yuta yang lesu mengusap pipi Yuta lembut lalu fokus lagi ke jalan.

"Ada apa Yuu, kenapa kau lesu seperti itu hmm?"

"Sejak Kiriyu tahu Yongie lebih memilih Yuu, Kiriyu semakin menjauhkan dirinya... Lalu kemarin aku juga ikut mengeluarkan kekesalan aku padanya. Sekarang aku dan Kiriyu malah semakin jauh..." Jawab Yuu.

"Kiriyu masih dalam proses menerima semua Yuu, kau tunggu saja semoga ia bisa menerima kenyataannya... Lagi pula aku memang tidak berjanji padanya, melainkan aku berjanji padamu juga Yuto dulu."

"Umh Yuu mau cerita sesuatu... Waktu aku dan Yuto nii kecil kami mengalami kecelakaan yang membuat Yuu dan Yuto nii kehilangan beberapa memori, sepertinya... aku melupakan saat Yongie berjanji pada kami."

Taeyong yang mendengar itu terdiam sejenak lalu ia tersenyum tipis,"Tak apa setidaknya sekarang Yuu tahu kan..."

"Umh ne, apakah Yongie menyesal atau marah?" Yuta menoleh ke arah Taeyong gugup.

"Untuk apa aku menyesal atau marah? Setidaknya aku membuktikan padamu kalau aku masih memegang janjiku.." Taeyong tersenyum lembut dan mengusap pipi Yuta.

Tak lama mereka sampai di tempat parkir sekolah, sebelum Yuta keluar dari mobil Taeyong mencium bibir Yuta lembut tanpa menyadari jika ada beberapa siswa yang melihat mereka. Yuta tersenyum lalu keluar dari mobil dan berlari menuju kelas mereka terlebih dahulu karena Taeyong harus ke ruang OSIS.

.

.

Kiriyu yang baru saja sampai di sekolah berjalan di lobby, di sana ia mendengar beberapa orang sedang membahas tentang Taeyong dan Yuta. Ia berhenti sejenak lalu ia kembali berjalan tak perduli dengan apa yang digunjingkan orang, sampai ada seseorang menahan tangannya.

My Life, Changed (TaeYu)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora