04 - KESELEK

0 0 0
                                    

"Ayo buka mulut nya!"

04 - KESELEK

Dan disinilah Novel sekarang. Ditengah-tengah dua manusia berbadan besar yang menghimpit tubuhnya yang kecil menjadi semakin kecil. Kedua pundak nya bergesekan dengan pundak Jaksa dan Reksa, dimana keduanya sama-sama saling memojokkan satu sama lain lewat Novel. Ah, ini sangat menyebalkan.

"Kak, bisa ga sih ga usah geser-geser terus?" tanya Reksa yang sudah jengah.

"Udah tahu tempat ini sempit, masih aja ngeyel duduk disini. Mending pindah sana!" tegas Jaksa sambil memberi Reksa tatapan sinis.

Keduanya sama-sama tidak ada yang mau mengalah membuat Novel ingin pindah tempat duduk saja rasanya. Jaksa yang biasanya tidur pun kini kedua matanya terbuka lebar saat musuhnya kini satu meja dengannya. Sejak tadi pula Jaksa sama sekali tidak mengalihkan pandangannya dari Reksa seolah ia ingin menghabisi cowok itu saat ini juga.

Bagaimana mungkin Jaksa tidak marah sementara kebiasaan tidurnya di sekolah akan di ganggu oleh dua orang menyebalkan di kelasnya. Sudah cukup dengan Novel, Reksa datang dan semakin mengacaukan jam tidurnya. Jaksa tidak bisa menolak dan ia pun tidak bisa bersabar juga.

"Rariweuh wae ih! Garandeng atuh!"

"Diem Lo!" tegas Jaksa membuat Novel langsung menundukkan kepalanya karena takut.

Setelahnya Jaksa pun kembali menatap Reksa yang fokus menulis catatannya. "Eh mending Lo duduk di tempat lain aja deh, sesek tahu ga?!"

"Bu Arin yang min—"

"Ya udah sih cuman Bu Arin doang bukan presiden! Udah sana pindah, ngerusak pemandangan Indonesia aja!"

Reksa hanya menghela napas pelan dan kembali melanjutkan aktivitasnya tanpa memperdulikan tatapan sinis Jaksa padanya. Lagipula ia hanya menuruti perintah Bu Arin sebagai wali kelas untuk duduk satu meja dengan Novel dan Jaksa. Jadi untuk apa Reksa menuruti ucapan Jaksa begitu saja.

"Yah, ngeyel ini anak."

Novel yang sejak tadi mendengar bacotan Jaksa yang terus terdengar tentu semakin kesal. Ia juga kasihan pada Reksa yang tidak fokus belajar karena Jaksa yang terus saja mengajaknya berbicara. Meskipun sudah berusaha untuk tidak peduli, tetap saja ia tidak fokus bila Jaksa terus saja berbicara padanya.

"Reksa, kamu teh pindah aja ya?" bisik Novel membuat Reksa langsung menoleh. "Kamu teh ga cape gitu dengerin si Jaksa ngomong terus?"

Reksa terdiam sebentar. "Lo ga suka gue duduk disini?"

Novel menggeleng cepat. "Engga, sanes kitu. Cuman..." Novel melirik ke arah Jaksa lalu langsung mengalihkan pandangannya saat kedua matanya dan Jaksa bertemu. "Ya-ya kamu tahu kan si Jaksa ini kaya gimana?"

"Ka-kamu pindah aja ya duduknya sama siapa atau siapa gitu, ya?" bujuk Novel yang tidak menginginkan pertengkaran Jaksa dan Reksa berlanjut.

Reksa menggeleng pelan dengan kedua mata menatap Novel. "Ga mau, kalau ada Lo ngapain harus sama yang lain?"

***

Suasana kantin yang semula ramai mendadak hening saat keempat cowok datang memasuki kantin. Salah satu diantaranya berdiri paling depan dengan satu tangan yang di perban. Cowok itu memberikan tatapan sinis pada orang-orang yang menatapnya seolah tidak suka melihat orang lain menatap dirinya.

"Nasi goreng, cepetan."

Cowok berkacamata yang biasa menjadi orang yang sering disuruh-suruh oleh Jaksa pun segera pergi untuk memesankan makanan untuk bos nya.

ChairmateWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu