02 - SI KEMBAR

0 1 0
                                    

"Mau bareng aja?"

02 - SI KEMBAR

"Oh, jadi kamu pindahan dari Cirebon?"

Novel menganggukan kepala gugup. "I-iya, jadi hapunten nya a' bilih abdi lebih sering pake basa sunda."

Cowok itu menganggukan kepalanya sambil tersenyum manis. "Iya gapapa, gue lumayan paham kok sama bahasa Sunda."

Kedua mata Novel langsung berbinar. "Beneran?"

"Gue pernah tinggal di Sukabumi empat tahun jadi lumayan paham lah."

Sikap cowok dihadapannya ini benar-benar berbeda dengan sosok yang Novel temui di kelasnya. Wajahnya nampak sama namun sikapnya sangat berbeda. Sejak tadi Novel berusaha menahan rasa takutnya apabila cowok di hadapannya ini bersikap kasar sama seperti yang ia lakukan di kelas. Namun selama beberapa saat mengobrol, cowok yang wajahnya sangat mirip dengan Jaksa ini malah selalu bersikap lembut.

Apakah Jaksa memiliki kepribadian ganda seperti cerita-cerita di novel?

"Ada apa?" tanyanya karena Novel yang sejak tadi tak henti menatapnya. "Ada yang salah sama muka gue?"

Seketika Novel langsung menggeleng. "E-engga, teu aya nanaon," jawab Novel sambil mengalihkan pandangannya ke arah lain.

"Reksa."

Novel menoleh mendengar celitukan cowok di sampingnya. "Hah?"

"Nama gue Reksa."

Novel terdiam sebentar lalu detik berikutnya gadis itu membalas uluran tangan Reksa. "Novel."

"Udah tahu," jawabnya sambil melipat tangan di dada.

"Ti mana?"

"Harusnya gue yang ajak Lo keliling buat ngenalin sekolah tadi. Tapi karena mendadak ada urusan jadi digantiin sama orang lain," kata Reksa.

Novel mendadak gugup lagi. "Ka-kamu... ketua Osis?"

Reksa menganggukkan kepalanya. "Masuk kelas mana?"

"IPA 7," jawab Novel. "Kamu?"

"IPA 1."

Seketika kedua mata Novel berbinar. "Kelas unggulan atuh?"

"Iya."

"Wah, kamu teh pasti orang pinter ya? Hebat! Udah ketua Osis, masuk kelas unggulan lagi!" puji Novel.

Ah, rasanya sangat senang bisa mengobrol dengan Reksa. Sejak Novel datang ke sekolah, tidak ada satupun yang mengajaknya untuk mengobrol seperti sekarang. Tapi mungkin saja, Reksa melakukan ini hanya untuk membuat Novel nyaman di sekolah barunya dan ia pun adalah ketua Osis yang sudah seharusnya melayani para siswa.

Setelah mengobrol sebentar dengan Reksa, Novel pun kembali menulis catatannya. Rupanya masih banyak materi yang belum ia pelajari di sekolah lama, sehingga saat ia pindah semua materi telah tertinggal. Ya, Novel harus banyak-banyak belajar setelah pulang sekolah.

Bunyi ponsel terdengar membuat Novel yang fokus menulis langsung menoleh ke sumber suara. Dering itu datang dari ponsel Reksa. Terlihat cowok itu tengah membaca sesuatu di ponselnya dengan raut wajah yang sedikit masam. Novel yang melihatnya tentu kebingungan.

Sadar Novel tengah memandangnya, Reksa langsung memasukan ponselnya ke dalam saku dan kembali menunjukan senyumnya. "Gimana, udah selesai?"

Novel masih diam. "Kamu teu nanaon?"

Raut wajah Reksa langsung berubah namun cowok itu terlihat memaksakan senyumnya. "Gapapa, tadi cum-"

"Ada masalah ya A?"

ChairmateWhere stories live. Discover now