Simpanan temannya sendiri?!

Start from the beginning
                                    

Walau Axel pintar dan selalu juara umum ranking satu dan memenangkan berbagai bidang olimpiade, Axel sering kali mendapat banyak penghargaan emasnya yang gemilang. Ia bangga dengan dirinya sendiri. Hidupnya nyaris sempurna, meski dalam percintaan Axel tak begitu beruntung. Namun ia tak ingin begitu terlalu peduli memikirkannya. Lebih baik ia bersenang-senang dengan sedikit santai menikmati masa mudanya yang masih begitu panjang dan menyenangkan saat bersama teman-temannya yang lain.

Tapi semua itu tidak semudah yang dia rasakan sekarang. Axel harus bisa menyesuaikan dirinya dengan cewek berambut merah yang terlihat agak barbar saat didekatnya. Terlalu agresif dan mengklaim sesuka hatinya bahwa dirinya adalah kekasih lama Alyra yang begitu dia rindukan selama setahun lebih tak bertemu.

Axel benar-benar tak mengerti akan dirinya. Sejak kapan ia menjadi kekasihnya? Dan bagaimana bisa proses jalinan hubungannya yang tanpa perasaan dan cinta menjadi sebuah status? Axel harap dia cuma hanya bermimpi omong kosong. Dan menganggap Alyra adalah cewek gila dan setengah tidak waras yang pernah ditemuinya secara tak sengaja masuk paksa dalam kehidupannya.

Ia juga tak pernah mengira kalau tingkah Alyra diluar dugaannya melebihi batas kesabarannya. Axel pernah suatu ketika Alyra ingin sekali mengajaknya kencan atas keinginan cewek merah itu sendiri agar bisa sama seperti orang layaknya sepasang kekasih pada umumnya menjalani hubungan yang mesra dan merayakan hal kecil menyenangkan lainnya.

Namun Alyra tak pernah bisa mendapatkan kesempatan terindahnya itu yang harus digunakannya sebaik-baik mungkin saat bersama dengan Axel selama ini orang yang sangat disayangi dan dirindukan olehnya begitu kembali hadir setelah sekian lama tak berjumpa dengan lelaki gondrong tampan itu.

Meski sikap Axel keras kepala dan sangat menyebalkan Alyra tetap ingin bertahan dengan kesetiaannya pada lelaki itu. Walau Axel terlalu cuek tak peduli dan selalu mengabaikannya Alyra tak pernah keberatan. Axel juga masa bodoh mau Alyra jalan dengan cowok manapun dan siapapun itu, ia tetap tak akan pernah mempermasalahkannya sama sekali. Itu karena Axel memang tak memiliki hati untuk perempuan itu. Baginya Alyra masih terasa asing untuk dia acuhkan.

Demi menyelamatkan dirinya dari zona berbahaya cewek merah itu akhirnya Axel pun terpaksa sendiri dengan mengalihkan waktunya mengajak Alyra duluan ikut bersama mencari buku belajar baru untuk gadis itu. Anggap saja ini adalah kencan pertamanya bagi Alyra yang menjalani hubungan dengan cowok gondrong tertampan, kekasih lamanya itu dalam versi diri lain Axello yang terasa berbeda seakan baru dikenalnya itu.

Betapa bahagianya Alyra akhirnya bisa juga ngedate dengan Axello walau tak seperti yang diharapkan. Inilah keberuntungan terbaiknya yanf ditemani oleh cowok gondrong itu sendiri yang mau memulainya. Meski Alyra membayangkannya agak berlebihan sedikit tapi hal itu sungguh hari yang menyenangkan sekali.

"Sayang makasih ya untuk hari ini kamu udah mau ngajak aku jalan-jalan." ucap Alyra dengan senyum manisnya yang terpatri cantik diwajahnya yang memerah tipis itu.

Axel hanya bergumam malas menyahut, sumpah pikirannya agak entah bercabang. Dia hanya menatap datar saja. Tapi sejujurnya ia menghela napas lelah. Baginya jika terusan berlama-lama dirumah Alyra hanya akan membuat dirinya tak bisa terkendali.

Bagaimana tidak ia bisa untuk menahan dirinya lebih lama lagi jika Alyra selalu saja berhasil memancingnya dengan pakaian yang super mini pendek ketika hanya berduaan saja didalam kamar cewek itu begitu alasannya untuk belajar bersama. Menurut Axel ia juga menerima perintah guru yang menyuruhnya untuk mengajari Alyra karena ada satu hal yang tanpa sadar membuatnya mengiyakan. Sepintas dipikirannya untuk mengetahui lebih jauh lagi soal bagaimana tentang Alyra itu orangnya, ketika mereka harus menjadi saling dekat sebatas antar murid dan pengajar.

Mylovelly Where stories live. Discover now