...

Beberapa hari setelahnya.

Earth tak membiarkan satu orangpun masuk dalam ruangannya, tak terkecuali Mix.

Earth hanya terduduk diatas bangkar, tatapan matanya kosong, tubuh Earth semakin hari semakin kurus. Earth bisa saja sakit karna tak satu makanan pun masuk kedalam tubuhnya.

Earth menjambak rambutnya, ia sudah lelah. Lelah karna setiap kali ia melihat perawat atau dokter yang melintas didepan ruang rawatnya, pikiran untuk menyakiti mereka semakin besar, Earth bisa saja kehilangan akal sehatnya jika seperti ini.

Dan terlebih mimpi buruk itu. Mimpi yang kini selalu menemaninya, membuat Earth enggan untuk memejamkan matanya barang sedetikpun.

Earth berteriak keras, menghantamkan kepalanya Kedinding kokoh dibelakangnya, membuat darah mengotori dinding bersih itu, Jika saja beberapa perawat serta dokter tidak datang dengan cepat, Earth bisa saja membunuh dirinya sendiri.

Earth hanya ingin menghentikan otaknya untuk memikirkan cara menyakiti seseorang. Earth kini terlalu lelah untuk melakukan semua itu, otak dan hati nya tak lagi sejalan. Membuat Earth gila karena nya.

Bagaimana dengan Mix?

Ia tak beda jauh dengan Earth, hanya saja Mix bisa mengendalikan dirinya, Mix masih berusaha untuk melawan ketakutannya. Tapi bisa dilihat jelas jika Mix berubah secara dramatis, Mix tampak lebih pendiam, dan terlebih Mix tampak sering melamun.

Mix tak pernah menceritakan apa yang terjadi padanya, ia memendam semuanya sendiri, berpikir jika ia bisa menangani semua ketakutan dan traumanya.

Mix tak berani lagi untuk bertemu dengan Earth, meski ia sangat penasaran akan kondisi Earth.

Mix sempat mendengar dari Drake, Pond dan Phuwin tentang keadaan Earth yang semakin hari semakin memburuk.

Bahkan tak jarang Pond melihat Earth yang melamun dimalam hari, menatap keluar jendela dengan tatapan kosong.

Mix menghentikan langkah kakinya sejenak. Telinganya dapat mendengar suara jeritan Earth, suara jeritan Earth yang lebih terdengar seperti tangis ditelinga Mix.

Mix menutup telinganya, berusaha menghalau suara Earth, namun percuma. Suara itu masih terdengar jelas.

Mix berusaha untuk menghiraukan suara itu saat ia melintas didepan ruang rawat Earth. Dapat ia lihat Earth yang kini tengah menggila didalam sana, membenturkan kepalanya Kedinding sampai ada bercak darah tersisa didinding bersih itu.

Tatapan mereka sempat bertemu, tatapan yang seakan meminta Mix untuk menolongnya.

Melihat Earth yang kini begitu buruk dan tampak tidak baik-baik saja mengingatkan Mix akan dirinya yang dulu, dimana ia hampir setiap harinya menggila, tak membiarkan Tay serta Singto untuk mendekatinya.

Mengingat bagaimana Singto dengan tenang menghadapi kegilaan Mix. Mengingat dengan sabar Tay merawat Mix.

Suara jeritan Earth yang menggema membuat tubuh Mix gemetar takut, terlebih Mix dapat rasakan tatapan tajam yang Earth berikan. Earth akan membunuhnya.

Tidak! Earth tidak akan pernah mampu melakukan hal itu.

Tapi...

Earth seorang psikopat yang dulu pernah menyakitinya, yang dulu sempat menyekap Mix diruang temaram yang lembab. Earth bisa membunuh Mix kapan saja.

Tidak! Tidak! Hal semacam itu tidak akan pernah terjadi untuk kedua kalinya.

Mix berusaha untuk meredam rasa takutnya, menyingkirkan semua pemikiran buruknya. Meyakinkan diri ia akan baik-baik saja.

Namun, nyatanya ia tak mampu. Mix terlalu lemah untuk meredam semuanya sendiri, Mix terlalu rapuh untuk menekan rasa takutnya, Mix terlalu rapuh untuk semua itu.

Ingin rasanya Mix melarikan diri dari kenyataan pahit ini. Mix ingin melarikan diri dari Earth, tak ingin merasakan hal yang sama untuk kedua kalinya.

Mix penutup kedua telinganya, air matanya mengalir begitu saja, otaknya berputar mengingat kejadian kejam itu, tubuhnya gemetar. Mix seakan kembali disekap didalam ruangan yang sama untuk kedua kalinya. Dada Mix sesak, seakan ia tak mendapat cukup oksigen.

"Mix?" Sayup-sayup telinga Mix mendengar seseorang memanggil namanya, suaranya terdengar begitu jauh.

Hingga Mix merasakan guncangan dibahunya. Tersadar, pandangan Mix ia alihkan pada pemuda yang kini berdiri dihadapannya. "Mix?" Lagi. Suara itu seakan menarik Mix kembali ke dunia nyata.

"Lu ga papa?" Tanya Pond saat ia lihat betapa pucatnya wajah Mix. Ia yakin, Mix tidak dalam kondisi tubuh yang sehat.

Mix tak menjawab, seakan otak nya masih memproses kata-kata Pond. "Mix?" Panggil Pond dengan mengguncang baju Mix, membawa Mix kembali ke kenyataan.

"Lu ga papa?" Tanya Pond lagi. Mix hanya mengangguk.

Dapat ia lihat ekspresi wajah Mix yang seperti orang linglung, entah apa yang terjadi pada Mix namun ini kedua kalinya Pond melihat Mix seperti ini. Ia semakin yakin jika Mix menyembuhkan sesuatu dari mereka.

TBC...

08/12/21
Ni-Gun.

Paint the Pain✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang