6

542 63 9
                                    

Teriakan Mix menggema di ruangan itu, darah ditelapak tangan Mix terus mengalir, mengotori lantai bersih dibawah. Mata Mix sudah menitihkan air mata, membasahi wajah manisnya.

Tatapan takut serta tak percaya ia lontarkan pada Earth. Memang bodoh! Seharusnya Mix tidak mempercayai Earth dengan mudah. Earth penuh dengan tipu muslihat. Earth sangat pandai berakting, seharusnya Mix tidak mempercayai Earth.

"P'Earth?" Suara gemetar Mix terdengar begitu pelan.

"P'Earth?" Suara Mix kembali terdengar, membawa kesadaran Earth kembali.

Bayangan rencana untuk menyakiti Mix terus bermunculan. Pikiran dan hati Earth sedang berperang, Earth tak ingin melukai Mix, bukankah Mix terlalu baik? Mix menjaganya semalaman, mengusir mimpi buruk itu agar Earth dapat terlelap.

Berbeda dengan otaknya yang terus saja menyuruh Earth untuk menyakiti Mix. Membuat Mix menjerit ketakutan, menyuruh Earth untuk melukai pergelangan tangan Mix, membiarkan darah mengotori mantel putih nya.

Mix mengambil mangkuk makanan yang tersimpan di atas meja kecil samping bangkar Earth.

Mata Earth melihat peralatan makan yang kini ada dalam genggaman tangan Mix. Pikiran-pikiran itu terus bermunculan, Earth ingin sekali menghancurkan kepalanya saat ini, seakan jika ia menghancurkan kepalan pikiran-pikiran itu akan pergi.

"Tadi P'Earth--"

"Keluar." Suara dingin Earth memotong ucapan Mix, tatapan dingin Earth tentu membuat Mix tak mengerti, sikap Earth yang setiap detiknya berubah. Mix tak yakin jika Earth hanya mengidap Psikopat, mungkin Earth menderita D.I.D.

"Tapi--" Suara Mix terdengar gemetar, tak bisa bohong jika kini Mix takut.

"GUA BILANG KELUAR!!" Bentak Earth dengan melempar mangkuk yang ada di tangan Mix.

Terkejut.

Mix terkejut mendengar bentakan itu.

Mangkuk yang ada dalam genggaman nya kini sudah pecah berantakan dilantai. Mix masih bergeming, mencerna apa yang baru saja terjadi.

"KELUAR SEKARANG!" Bentak Earth lagi.

Tubuh Mix gemetar hebat, matanya sudah menitihkan air mata, membiarkan cairan beling itu membasahi wajah manisnya.

Mix melangkah menjauh, tatapan mata Earth seakan bisa membunuh Mix. Dada Mix terasa sesak saat bayangan Earth menyakitinya dulu terlintas dalam benaknya, apa Earth akan melakukan hal yang sama lagi?

Mix mendapat akal sehatnya kembali. Dengan segera ia keluar dari ruangan Earth, meninggalkan Earth disana sendirian.

Kaki Mix membawa pemuda itu berlari menyusuri koridor, pandangannya sedikit buram karna air mata, ia tak dapat melihat lorong dengan benar sampai ia tak sengaja menabrak Phuwin yang saat itu sedang melintas.

Phuwin membantu Mix untuk dapat berdiri dengan benar, mata Phuwin dapat lihat tangan Mix yang mengeluarkan darah, apa yang terjadi? Apa Earth berusaha melukai Mix? Memang sepertinya Earth tidak ada dirumah sakit, ia harusnya Ditangani secara khusus. Keberadaan Earth hanya membawa keributan saja.

Phuwin membantu Mix untuk pergi menuju ruang kerja mereka, membiarkan Mix beristirahat sejenak mengingat Mix yang tidak pernah keluar dari ruang rawat Earth selama beberapa hari ini pasti sangat melelahkan.

Phuwin juga membantu Mix untuk mengobati lukanya.

Tak ada yang bersuara, Mix yang sebenarnya tampak enggan mengeluarkan suara karena sedari tadi Phuwin bertanya namun tak satu dari pertanyaan itu yang mendapat jawaban.

Paint the Pain✔️Where stories live. Discover now