twilight conqueror- 25

56 27 25
                                    

Argh...

"Biadab kalian!",... teriak bi Asti berapi-api.

   Saat ini bi Asti yang baru saja datang di kediaman Bagaskara mengamuk,mengutuk,dan berteriak histeris. bi Asti dan juga suaminya datang, setelah beberapa saat yang lalu saat putranya Rian menghubungi Lewat panggilan telepon.

"Nyonya kenapa anda menangis"..?

"Bukan ka' seharusnya anda bahagia dan tertawa"?.. Ucap bi asti menatap dingin ummi Laila.

"Karena benalu yang selalu ingin anda singkirkan telah pergi M.A.T.I. ".
Ucapnya menekankan kata-katanya.

"Hahaha.. hen..ti..kan air mata buaya kalian ,,. Ucapnya tertawa keras dengan air mata yang terus mengalir.

"Apa anda sudah puas nyonya,"?.. ucapnya bagai tersayat.

"Lihat lah dia " tunjuknya Menatap Yusuf.

"Dia terbaring di sini sekarang, apa kamu pernah berfikir apa yang di laluinya"..?

"T.I.D.A.K..."

"Tau kenapa"?...

"Karena hanya dia yang terlalu mencintaimu..,"
 
"Sedangkan kamu terlalu sibuk dengan dunia mu sendiri, hingga kamu lupa' dengan dirinya.."

"Sekarang aku tanya padamu ..
  Apa kamu tau jika dia sedang sakit, atau apa dia pernah mengeluhkan sakitnya padamu ,,?!..

",Tidak bukan"..!

"Bahkan di saat-saat terakhirnya'  ,..

"Dia sen..di..ri.. Y.U.S.U.F."Ucap bi Asti memukul dadanya yang terasa sesak.

    Semua yang menyaksikan itu terdiam , dan ada juga yang merasa iba dan tak ayal banyak pasang mata yang juga ikut menangis. melihat tangisan bi Asti, yang jika mendengarnya mungkin tidak sanggup berlama-lama di dalam kekacauan itu.

"Bu tenang,.."

"kasian Hana' jika ibu terus seperti ini.."Ujar Bu Ratna berusaha menenangkan bi Asti yang tak bisa lagi berpikir jernih.

",Kasian?.. ucap bi Asti tersenyum sinis dengan air mata yang masih mengambang.

"Baru sekarang,,?!

"Di mana rasa kasian kalian dulu'
  Kenapa baru sekarang Ha",.. teriak bi asti mendorong keras Ratna yang langsung di tahan oleh beberapa Ibu ibu yang sedang berada di dekat mereka saat itu terjadi.

"Bangun Rian' siapkan keranda, kita bawah adikmu pulang.." perintah bi Asti yang membuat seisi rumah terkejut tak terkecuali Yusuf.

"Dan kalian jangan pernah berani-berani ikut serta dalam pemakaman ini..."

Deg..

  Yusuf kaget bukan main' belum hilang rasa sedihnya. di tinggal sang istri dan sekarang ada lagi masalah yang harus ia hadapi .
Yusuf yang tak bisa mengiyakan Saja ucapan bi Asti lantas berdiri dan duduk bersimpuh di hadapan bi Asti yang terlihat sangat marah.

"Aku mohon bi jangan lakukan ini' biarkan aku mengantarkannya tuk yang terakhir kali hiks".,, Ucap Yusuf memohon.

"Tolong biarkan saya melihatnya tuk terakhir kalinya" Ucap Yusuf pelan.

"Menyingkirlah' jangan menghalangi jalan kami, saat kami masih memintanya.." Ujar pak Akbar tegas yang hendak membawa jenazah Hana.

"Tolong di pikirkan lagi baik-baik pak ' Ini bukan solusi yang tepat untuk perkara ini.." bujuk Abi Ahmad ikut angkat bicara.

"Simpan saja ceramah anda tuan itu tidak akan berpengaruh terhadap kami.," Hardik pak Akbar.

    Karena tidak mendapat titik temu akhirnya keluar pak Ahmad Bagaskara akhirnya lebih memilih mengalah agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

                 ****

"Hiks lihatlah Malik ."..,

"Lihat anakmu' sekarang ia juga terbaring di tanah tepat di samping makam mu.."

"Kamu bilang dia akan bahagia' tapih mana? ternyata kamu salah, anakmu menderita mas dia menderita' .. Imbuh bi Asti pilu.

"Mas meninggalkan kami terlalu cepat, dan sekarang mas' kamu juga mengambilnya dari kami, kamu tega kamu jahat mas,,,.."tangis bi Asti kembali pecah saat mengatakannya.

                     ****
"Jika engkau menggariskan takdir untuknya hanya sampai di sini. mengapa engkau juga menanamkan rasa sakit di hati ini ya Allah.." ucap Yusuf dari jauh memandang batu nisan istrinya .

"Sayang hiks..."

     Malam hari di kediaman Bagaskara yang masih berduka.

"Maaf sebelumnya pak' saya selaku ayah dari sahabat menantu anda turut mengucap bela sungkawa. semoga semua di beri kesabaran dan keikhlasan dan almarhuma di tempat kan di surganya..

"Amin"... ucap semuanya.

"Terima kasih juga pak' sudah berkenan mengantarkan anak menantu kami, maaf karna sudah merepotkan Anda pak..Ujar Abi Ahmad.

"Tidak perlu berterima kasih pak Ahmad, Ananda Hana juga sudah seperti anak saya sendiri jadi saya merasa tidak di repotkan".. ucapnya sembari tersenyum.

"Maaf mas Yusuf, perkenalkan saya Amira sahabatnya Hana.."Ucap seorang gadis yang juga ikut mengantar jenasah Hana.

  Yusuf mengangguk dan tersenyum singkat melihat ke arah Mira yang menatapnya seolah ingin berucap.

"Maaf sebelumnya karena saya dan juga keluarga saya tidak mengabarkan dan memberitahukan. tentang kondisi Hana saat dia dalam pengawasan saya dan secara tidak langsung menjadi tanggung jawab kami"...terang ayah Mira.

"Itu karena permintaan dari nak Hana sendiri.."

"Ketika nak Yusuf datang ke rumah pak Hendro pada saat itu, Ia sebenarnya melihat nak Yusuf dari arah balkon rumah kami.."

", Tapi ia lebih memilih diam dan menatap nak Yusuf dari kejauhan kami juga melihat semuanya..."

"Tapi pak' waktu itu saya datang kesana bapak ini mengaku tidak tau menahu tentang istri saya.." ujar Yusuf angkat bicara menatap pria bernama hendro.

"Betul nak' saat itu saya memang mengatakan itu, tapi saya berkata jujur bahkan saya tidak tau ada gadis lain yang tinggal di sebrang rumah saya saat itu, dan nak Yusuf juga mengatakan tentang anak perempuan saya"...

" saya tidak bohong anak saya memang anak laki-laki..saut pak Hendro kemudian.

  " Maaf pak jika pertanyaan saya membuat bapak tidak nyaman" ucap Yusuf merasa bersalah.

"Tidak apa-apa nak' bapak mengerti,kamu pasti sangat khawatir saat itu.."Ucapnya memaklumi.

   Tanpa terasa Yusuf kembali menangis dan dengan cepat ia kembali menghapusnya.

"Mas Yusuf', ini titipan dari Hana dan juga hasil lebnya' Ini di berikan kepada saya sebelum Hana koma dan tak sadarkan diri dan akhirnya meninggal,,.. Ucap Mira yang mulai menitihkan air matanya dan mengeluarkan map Coklat dan juga sebuah surat.

   Dengan cepat di raihnya barang pemberian sang istri dan juga sebuah map Coklat yang berisi hasil leb.
Di bukanya perlahan map Coklat tersebut di sana nampak hasil ronsen yang menunjukkan bahwa Hana terkena kanker otak yang sudah menjalar kemana-mana stadium akhir..
     
Deg,..

  Tangannya bergetar memegangi hasil lebnya'. Betapa tidak berguna ia sebagai seorang suami saat istrinya menantang maut seorang diri ia malah tidak menyadari .
Sesekali ia mengusap kasar wajah nya.
      Dan kini ia beralih menatap sebuah amplop bertuliskan namanya.

'Teruntuk suami ku
Yusuf Bagaskara.





Twilight ConquerorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang