twilight conqueror-10

61 40 26
                                    


"Oh jadi nyonya rumah ini baru terbangun" Ucap ummi Laila yang baru datang dengan nada sinis.

"Mi jaga kata-kata ummi, ummi ini sudah sangat keterlaluan, ummi punya agama apa begini agama mengajarkan ummi bersikap" Geram Abi Ahmad.

"Tapi memang benarkan yang ummi katakan sudah mending kita menampungnya, memberi tempat bernaung, gak bisa kasih kita keturunan, jadi beban tidak tau diri" Balas sinis ummi Laila sambil melihat menantunya.

PLAK......

     Satu tamparan keras mendarat di pipi ummi Laila. Sontak semua terpaku termasuk ummi Laila, ia terkejut suami yang sangat ia cintai mengangkat tangan kepadanya, matanya berkaca-kaca diikuti air mata yang menetes dari sudut matanya.

"Abi menamparku? Tanyanya sambil memegang pipinya. Tanpa mengeluarkan sepatah kata pun Abi Ahmad meninggalkan semua yang memandang kearah termasuk Yusuf, ia tau abi nya sangat marah saat ini. Ia menghampiri ummi nya berniat menenangkannya tapi tanpa di sangka tangannya ditepis begitu saja.

" Kamu lihat suamiku bahkan membelamu, dasar gadis tidak tau di untung" Teriak ummi Laila menunjuk Hana.

     Hana yang kondisinya memang sedang tidak baik, merasa sakit sampai keuluh hatinya, dibentak dan dihina oleh mertua perempuannya itu hanya bisa menangis.

    Yusuf yang melihat kondisi istrinya tak tega, iapun meraih tubuh istrinya dan dipeluknya erat, sungguh ia dilema.

"Kamu ingat ini baik-baik jika dalam sebulan ini kamu tidak kunjung hamil jangan salahkan aku jika membawa menantu baru ke rumah ini" Ucapnya berapi-api.

" Mi tolong hentikan kasian Hana, jangan berkata seperti itu" Sahut Yusuf dengan nada memelas.

"Ummi tidak sedang bermain-main, ummi tegaskan sekali lagi dan kamu juga dengarkan baik-baik dalam sebulan ini persiapkan dirimu, jika ia benar-benar tidak hamil, akan ummi nikahkan kamu dengan nak Fatimah" Ancamnya.

"Maaf ummi, Yusuf tidak bisa menerima permintaan ummi, Yusuf sangat mencintai Hana"

"Ini bukan permintaan tapi perintah dari ummi, ummi yang melahirkan kamu, jika kamu tidak mau Ummu akan menyuruhmu memilih antara istrimu atau ummi" Ucap ummi Laila sambil berlalu.

    Yusuf tertegun, perkataan umminya itu bagaikan bagaikan belati. Bagaimana ia memilih antara istri atau umminya, sedangkan mereka berdua adalah wanita yang ia cintai nya, pikirannya kalut.

"Ya allah" Ucapnya sambil menenangkan Hana dalam pelukannya.

"Adik sayang sabar ya maafkan ummi, ummi sedang marah jangan diambil hati, insyaallah semuanya baik-baik saja" Ucapnya. Hana melihat Yusuf dengan mata sembab.

"Menikahlah mas"
Yusuf memandang mata istrinya.
"Mari kita sholat" Ajak Yusuf tanpa menanggapi ucapan istrinya.

"Mas"

"Jangan dibahas lagi ya sebaiknya kita sholat dulu sudah menjelang isya, setelah itu kita beristirahat mas sangat lelah"

     Dengan langkah berat Hana pun ikut melangkah dengan dirangkul oleh suaminya.

     Menjelang tengah malam Hana yang tidak bisa memejamkan matanya bangkit hendak mengambil air wudhu, sekilas dilihatnya punggung sang suami, hatinya kembali terasa perih.

"Apa ia sanggup?" Ia bertanya dalam hati.

     Setelah menyelesaikan sholat Sunnah nya Hana lanjutkan dengan membaca Al - Qur'an, ia berharap hatinya lebih tenang, sepanjang malam ia terjaga dan berdiri diteras kamarnya memandang bintang yang gemerlap dengan dihiasi cahaya bulan.

"Ya Allah, jika ini memang jalan yang ditentukan dan takdirkan untukku, maka berilah hamba kesabaran menjalani takdirmu, hamba ikhlas asalkan engkau tetap bersama hamba mu ini, jangan membuat ku tersesat hingga melupakan engkau ya Allah. Tuntunlah hamba mu ini sampai nafas terakhirku aku berserah kepadamu" Ia berdoa dalam hati.

Twilight ConquerorWhere stories live. Discover now