1O. Nothing more

780 90 11
                                    

Hari ini kak Hessa olimpiade, dan gue gak ikut karena yang berangkat cuma anak-anak olimpiade aja, sama perwakilan beberapa guru, dan beberapa anak OSIS.

Acaranya diadakan disekolah besar, yang ada di daerah pusat kota. Dan, katanya mereka bakal pulang sebelum jam sekolah pulang.

Kak Hessa bilang, katanya nanti dia pulangnya mau ke sekolah dulu, biar dia bisa pulang bareng sama gue seperti biasa.

"Nya, sendirian aja?"

"Eh?"

Gue lantas menoleh.

"Kak Sehan?" Suara gue.

Dia beranjak mendekat, yang datang dari arah sekumpulan cowok yang ada dipojok sana, sampai akhirnya dia ada di depan gue.

"Sendirian?" Tanyanya lagi.

Gue menggeleng. "Enggak, itu lagi nunggu Niana pesen makanan." Jawab gue, senyum.

Kayaknya gue nggak perlu kaget lagi kalau tiba-tiba kak Sehan datang dimanapun gue berada. Enggak, nggak gitu juga, tapi ya gitu.

"Ohh, tadinya mau gua temenin."

"Hah? Kenapa kak?"

"Enggak."

Kak Sehan terkekeh pelan, kemudian sambil menyisir rambutnya ke belakang dan mengambil duduk di depan gue.

Padahal, gue dengar apa yang dia bilang barusan, cuma, ya ... itu cuma reflek aja.

"Eh, Nya." Panggil kak Sehan.

"Iya?" Gue yang lagi lihat Niana, yang lagi antri minuman sambil ngobrol sama beberapa orang disana, auto lihat kak Sehan.

"Nanti balik sekolah sibuk gak?" Tanyanya.

"Mm," gue berdehem sejenak. "Enggak sih kak, emangnya aku sibuk apa? Hehe." Jawab gue, sambil ketawa pelan.

Kak Sehan ikut ketawa juga. "Kan bisa aja, sibuk." Kata dia. "Tapi kalo lu nggak sibuk nanti balik sekolah temenin gua, mau gak?"

"Hm?"

Kak Sehan ngangguk, sambil menaikan alisnya menatap gue. "Iya, temenin cari kado buat adek gua, soalnya besok dia ultah tapi gua bingung mau ngasih apa." Lanjutnya.

Gue terdiam sejenak, soalnya ... gue kaget.

Masa seorang pangeran sekolah minta gue buat nemenin dia cari kado buat adeknya? Yang gue tau kalau adeknya dia itu cewek, soalnya waktu itu dia pernah post foto bareng.

"Adek kamu cewek ya, kak?" Tanya gue, pura-pura nggak tau.

Dia mengangguk. "Iya, cewek dia." Kemudian melumat bibirnya dan menyisir rambutnya ke belakang lagi secara bersamaan.

Duh, tolonglah ini mana posisinya persis berhadapan banget gue sama dia.

"Ya udah—"

"Apa?"

Kak Sehan memotong kalimat gue, dengan ekspresinya dia yang kayak penasaran.

Gue malah ketawa.

"Ya udah iya nanti aku temenin."

"Bener?"

Gue mengangguk.

Entah, ini perasaan gue aja atau gimana, tapi gue lihat kak Sehan kayak yang mendadak seneng gitu ekspresinya. Sambil ketawa.

"Oke, nanti gua jemput ke kelas."

"Eh, kok ke kelas?" Gue bingung. "Di gerbang aja kak, kak Sehan bawa motor?"

WhiteoutTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang