13. Perkara besar

628 80 2
                                    

Tiga hari setelah gue ngidam sate, hari ini gue malah ngidam surabi. Nggak tau sebenarnya ini betulan ngidam atau cuma keinginan gue, soalnya kandungan gue baru jalan 6 minggu.

Disebelah gue ada kakak gue lagi duduk, sambil main hp dan nonton tv bareng gue.

Sedangkan kalau bunda lagi gak dirumah, sejak sore tadi dia lagi kerumah Damar, sepupu gue yang ada di komplek sebelah.

"Mas," panggil gue pelan, disaat kakak gue itu mulai selonjoran dan menguap.

"Apaan?" Dia langsung menjawab.

"Itu, beliin surabi dong, yang durian."

"Eh, apaan tiba-tiba males ah."

Mas Satya malah selonjoran, dengan ponselnya dia simpan dimeja, terus kakinya agak kena gue yang ada dibawahnya.

"Awas." Kata dia, dan gue langsung geser.

Ngomong-ngomong kita lagi duduk lesehan, seperti biasa walaupun ada sofa dibelakang.

"Mas, beliin dulu ih bentar." Paksa gue.

Gue memaksa karena emang gue lagi pengen banget dari siang, dan sekarang udah malam.

"Mas." Gue menggoyang-goyangkan kaki dia yang malah pura-pura tertidur. "Mas—"

"Males dek, ah, hujan juga."

"Mana??" Gue menyahut. "Udah reda juga."

Kemudian kakak gue cuma diam aja, dan malah semakin menelungkupkan badannya.

"Mas, beliin dulu dong. Kasian nih, nanti dedek bayi aku—"

??!!

"Hah?"

Mampus.

Kenapa gue bilang gitu?

Sejenak, setelah nggak lama gue bicara, kakak gue langsung balik badan, memandang gue serius, dan bergegas beralih duduk.

"Apaan sih kok ngomongnya gitu?"

Gue diam. Karena gue nggak tau harus jawab apa, dan bingung sekaligus panik juga.

"Dek!"

"Eh, enggak itu—"

—O—

Sore, sekitar jam setengah 6, gue masih di jalan pulang sama kak Hessa, karena sewaktu pulang sekolah tadi gue main dulu sama dia.

Nggak main, cuma beli surabi durian.

Gara-gara kakak gue semalem nggak mau beliin, dan gue juga memilih buat nggak membahas itu lagi setelah gue keceplosan.

Akhirnya gue sampai dirumah.

"Mampir dulu nggak?" Tanya gue, sembari turun dari boncengan motor kak Hessa.

"Enggak deh, udah mau malem." Jawabnya.

Kemudian dia mengulurkan tangan kanannya disaat gue mengangguk.

WhiteoutWhere stories live. Discover now