Dia Faliq Rayyan || 18

10.4K 645 4
                                    

Waktu persekolahan telah tamat , maka tibalah masa yang dinanti - nantikan oleh semua pelajar . Pelajar kelas 5sains sudah keluar dari kelas itu , hanya tinggal beberapa orang sahaja lagi yang sedang mengemas barang .

Mia berdiri disebelah meja , menunggu Amalina yang sedang mengemas buku . Mulut mahu berkata sesuatu ... tapi rasa macam bersalah pula .

" cakap je lah apa yang kau nak cakap " kata Amalina yang baru selesai mengemas buku ke dalam beg .

" Lina... kau balik naik motor kan harini ? "

" hmm "

" Nak minta tolong sikit .. kau hantar aku pergi rumah parents aku . Boleh tak ? " pinta Mia dengan sopan . Nak minta orang , mestilah kena cakap elok - elok . 

" Aik kenapa nak suruh Faliq hantarkan . " Amalina memusing memandang tempat duduk Faliq . kosong . " Awal hilang mamat ni "

" hmm okey . "

" Thank you lina "

" Tapi aku nak tanya something dekat kau . Aku bukan nak masuk campur dalam urusan rumah tangga kau dengan Faliq ke apa . Aku just nak tahu ... kau dengan dia ada problem ke ? Sebab tengok kau dua dah lain . Tak macam dulu . Dan aku perasan yang kau asyik elak daripada Faliq . Kau ada masalah apa -apa ke ? kalau kau taknak cerita dekat aku pun tak apa , aku tak kesah . Tapi kalau kau nak luahkan apa - apa ... aku ada dengan kau , luah je apa yang terpendam . Aku sudi mendengar "  

Amalina perasan akan perubahan antara pasangan itu . Mia yang dulu seorang yang periang dan ceria , sekarang merupakan seorang yang banyak mendiamkan diri . Tidak seperti dulu . Satu patah ditanya , satu patah lah dia jawab .

" Lina.... " Mia terus menangis situ . Amalina menarik Mia dalam pelukannya . Dia tidak tahu apa yang sedang dialami oleh sahabatnya ini , tetapi dia yakin pasti berat ujian yang ditimpa Mia .

Segala isi hatinya yang telah lama dipendam itu diluah kepada Amalina . Mia berasa bersyukur mempunyai kawan begitu . Bukan niat nak perburukkan Faliq , dia cuma mahu keluarkan segala kesakitan dan keperitan yang dilandanya supaya hati berasa lega. Walaupun dia tahu ... kelegaan ini hanya sementara .

Amalina sudah panas mendengar apa yang keluar dari mulut Mia . Sungguh dia tidak sangka tentang apa yang terjadi kepada Mia . 

" Faliq ni dah melampau ! sampai hati dia pukul kau . Suami apa macam tu ? Lelaki pengecut je sanggup naikkan tangan dekat bini sendiri . " kata Amalina geram . Dalam hati sudah menyumpah seranah kepada Faliq .

" sekarang kau nak aku buat apa ? Serang Faliq ? sekarang aku boleh pergi serang mamat tu "

Mia menggelengkan kepala . " Jangan . Aku taknak Faliq tahu yang kau tahu pasal ni  . dan jangan bagitahu dekat Amsyar " rayu Mia .

" Kenapa pulak ? Kau takut Am pergi serang Faliq ? "

Mia hanya diam 

" Ya lah , aku tak bagitahu . Dah lah .jom aku hantar balik rumah parents kau . "

" Mia "

" Ya "

" Kau kena kuat .tabah menghadapi semua ujian ini. Mia yang aku kenal seorang yang kuat. Lagi satu...kalau Faliq ada buat apa - apa dekat kau ... Kau beritahu aku . Patah 4 mamat tu nanti aku kerjakan "

" Huihs kejam sangat ni Lina . " Mia ketawa kecil di hujung ayat . Serba sedikit boleh membuatkan hatinya ceria .

xxxx

Pintu masuk rumah keluarganya diketuk . Sudah lama Mia tidak menjejakkan kaki di sini . Sungguh dia rindu akan masa dahulu .

" Eh Mia..." kata Puan Khadijah selepas melihat Mia yang berdiri di sebalik pintu.

Tangan Puan Khadijah disalam .

" Ibu ... Mia naik atas dulu" . Mia terus berlalu pergi ke arah biliknya . Terpinga - pinga Puan Khadijah akan perangai Mia .

" Kenapa tu ? " sergah Encik Malik tiba - tiba .

" Allahuakbar ! terkejut tahu tak ?! " marah Puan Khadijah sambil mengurut dadanya . Terkejut punya pasal . 

" Kot lah nak bagi salam dulu , ni tak ...main sergah je "

" Ya la , sorry.... hmm kenapa dengan Mia ? " soal Encik Malik berbaur kerisauan . Pelik melihat anaknya begitu .

" Entah lah , saya pun tak tahu . "

" Dia datang sorang je ke ? mana Faliq ? " Encik Malik mencari susuk tubuh menantunya itu . Tapi hairan ....Mia datang dengan masih berpakaian baju sekolah ?

" ada apa - apa jadi dekat diorang ke ? gaduh ? " 

Encik Malik dan Puan Khadijah saling berpandangan . Masing - masing menjungkit bahu kerana tidak tahu hendak berkata apa .

" Bagi Mia rest dulu ... nanti awak tanya dia "

Puan Khadijah hanya mengangguk .

Malam sudah menjelma . Cahaya bulan mula menerangi . Mia dari tadi hanya terperap di dalam bilik . Dari petang hingga malam.  Turun makan pun tidak . Dia mula berfikir .... dia patut ceritakan kepada ibubapanya tentang apa yang telah terjadi . Dia tidak kesah apa yang Faliq akan lakukan kepadanya , janji ibubapanya sudah tahu perkara yang sebenar .

" Mia ... mia... " nenek saleha mengetuk pintu bilik Mia . Pintu dibuka sedikit .

" Jom Mia... kita turun makan .." sambung nenek saleha lagi .

" Mia taknak .... nenek makan lah dulu "

" Boleh nenek masuk ? " 

Mia angguk  berserta senyuman . Nenek Saleha melangkah masuk lalu melabuhkan punggung dibirai katil . Wajah cucunya dipandang lama . Sudah lama dia tidak menatap wajah ini sejak Mia sudah berumah tangga .

" Mia .... " panggil Nenek Saleha .

" ya nenek "

" Mia okey ke ni ? nampak macam ada masalah je . "

" Eh Mia okey je lah " Mia sengih memandang neneknya itu . Tapi dalam hati macam - macam masalah yang disimpan .

Nenek Saleha menggenggam lembut tangan Mia lalu diusap lembut . Mia seperti mahu menarik tangannya kerana tidak mahu nenek saleha nampak kesan lebam pada tangannya tetapi dia tidak sempat .

" Apa ni Mia . Lebam - lebam ni " Nenek Saleha membelek - belek kedua - dua tangan Mia . Kesan Lebam dilihat .

Mia hanya diam membisu .

" Mia ... beritahu nenek apa yang dah dekat Mia . " kata Nenek Saleha berbaur kerisauan .

Mia menarik nafas dalam lalu menghembuskannya .

" Faliq...... "

Mia menceritakan semua kepada Nenek Saleha . Dari A hinggalah Z . Nenek Saleha agak terkejut mendengarnya . Cukup derita apa yang telah cucunya harungi . Keperitan dan kesakitan turut dia terasa. Faliq dan Mia kelihatan sungguh bahagia , tetapi semua hanya topeng semata - mata demi menyembunyikan perkara sebenar .

" Mia ... Hidup kita memang bukan indah setiap hari . Bukannya setiap masa kita happy . Bukannya setiap saat diselangi tawa. Kita semua pasti akan diuji dengan kesedihan, kesakitan ataupun kekecewaan. Tapi kan, kalau kita mampu lihat suatu yang indah dalam setiap kekecewaan, hakikatnya kita sedang melakar suatu yang istimewa dalam kehidupan kita. Perlahan lahan, kita akan menjadi lebih kuat dan sabar untuk hadapi segala kesakitan itu. Dan Allah akan beri kita bahagia yang kita sendiri tidak jangka . " ujar Nenek Saleha .

" tapi .... mia tak - "

" Shhh . Mia tak boleh kata macam tu . Mia kena percaya dengan diri mia . Pelangi akan muncul tatkala hujan sudah berhenti,begitu juga dengan kebahagiaan, akan muncul apabila dugaan sudah pergi . Percayalah cakap nenek ."

To be continued

Dia Faliq Rayyan √Where stories live. Discover now