Part 22

6.2K 923 61
                                    

"AKHIRNYA SITUYUL SUDAH TERTANGKAP!" Teriak Ameera heboh dengan bokong bergoyang kesana kesini, tidak lupa toples besar yang berada di tangan nya yang di dalam nya diisi oleh tuyul kecil.

Dengan kepala besar botak badan nya mungil, mata nya melotot besar. Tidak ada jenis kelamin nya, telinga nya sedikit runcing seperti hewan.

Sistem menghela nafas melihat kelakuan tuan nya yang sangat heboh.

[ Ding! ]

[Menyelesaikan misi dari sistem Mendapatkan 2000 poin sistem.]

Suara robotic terdengar mengalun di pendengaran gadis itu.

Ia melirik toples yang berisi tuyul yang saat ini menatap diri nya marah dan murka.
Ia mendekati toples itu ke wajah nya.

"Baru tau gue tuyul nggak ada imut imut nya sama sekali." Ucap Ameera dengan lirih.

"Nah karna misi gue udah selesai, gue apakan ni tuyul nya ya?." Monolog nya.

Ia melirik kanan kiri, sangat sepi. Setelah ia kejar kejaran untuk menangkap tuyul orang orang di sekitar nya melirik diri nya seperti orang gila.

Saat ini Ameera bukan berada di perkotaan. Akan tetapi ia berada di desa yang kata nya memiliki banyak hal berbau mistis.

"Tem gue apakan ni tuyul nya? Gue pelihara aja kali ya? Biar makin kaya gue."

[Ding. Anda sudah kaya bos. Lebih baik tuyul nya kita jual aja bos, dapat uang banyak bos  ⊙﹏⊙]

"Sama aja itu sistem!" Dengus Ameera kesal.

"Simpan aja dulu, mana tau kan.. hehehe.." ucap Ameera dengan tertawa keras memikirkan hal yang di luar nalar.

____

Langkah kaki pemuda itu membawa ke sebuah ruangan dengan pintu cat putih.

Ia mengetuk pintu itu beberapa kali, akan tetapi tidak ada sautan dari dalam.

"Mera.."

Pemuda itu menyeringit dahi nya, ia menutup mata nya tidak merasakan aura kehidupan di dalam.

Dalam satu kali kedipan, pemuda itu sudah berada di balik pintu cat putih.

Mata tajam nya melirik ke tempat tidur yang kosong.

"Hah, kau kemana kucing nakal !"

_____

Dor

Dor

Dor

Suara tembakan di mana mana, memekakkan telinga dengan teriakkan kesakitan yang menggema di masion besar yang sudah beberapa orang tumbang dengan darah mengalir dimana mana.

Netra abu abu itu melirik malas. Ia duduk atas tangga dengan sebuah pisau kecil yang berada di tangan nya, dengan bercak darah yang sudah hampir mengering.

Ia tersenyum dengan mata menyipit, ia menyukai bau darah yang sangat menyengat.

Derap langkah kaki bersautan bergema mendatanginya pemuda itu yang masih duduk santai.

Sosok pria dengan pakaian hitam berotot menghampiri pemuda itu dengan senjata pistol di tangan nya, tidak lupa bercak darah mengenai pakaian dan kulit nya.

"Tuan, semua nya sudah selesai."

Pemuda itu menegakkan badan nya lalu mengedarkan pandangannya melirik sekitar nya.

"Hm." Ia melangkah keluar dengan senyum yang masih terukir di raut wajah dingin nya di ikuti oleh anak buah nya.

Ia memainkan benda kecil yang berada di tangan nya, langkah kaki nya membawa aura wibawa yang terkesan angkuh.

Sistem Perubah TakdirWhere stories live. Discover now